6 Hal yang Harus Diketahui Tentang Kehamilan Kembar
Halodoc, Jakarta – Punya anak kembar mungkin jadi idaman untuk sebagian ibu. Jumlah kehamilan anak kembar sendiri bisa lebih dari dua, tiga, empat, bahkan lebih. Selain itu, kamu yang memiliki riwayat keturunan kembar (ibu atau nenek) biasanya juga akan melahirkan anak kembar pula. Nah, yang perlu diingat, kehamilan anak kembar butuh perlakuan ekstra terhadap tubuh ibu dan janin.
- Mungkin Terjadi Ketika Kamu Berusia 30-an dan 40-an Tahun
Kamu mungkin pernah mendengar kalau semakin tua seorang wanita, semakin sulit pula dirinya untuk hamil. Namun, di lain sisi sebenarnya usia lanjut justru dapat meningkatkan kemungkinan kehamilan anak kembar. Melansir Web MD, kata ahli dari Hackensack University Medical Center di New Jersey, AS, begitu kamu memasuki usia 30-an atau 40-an tahun, siklus ovulasi enggak lagi teratur. Nah, hal inilah yang bisa membuat tubuhmu berovulasi dua folikel dalam siklus yang sama.
- Harus Lebih Sering Kontrol Kehamilan
Memang sudah sewajarnya kehamilan anak kembar membutuhkan pemantauan ekstra dibandingkan kehamilan biasa (satu janin). Makanya, kamu enggak perlu heran kalau dokter meminta kamu untuk kontrol kehamilan lebih sering. Selain kontrol, pemeriksaan USG dan sejumlah rangkaian tes lainnya pun akan semakin sering. Lalu, pada trimester kedua, umumnya dokter juga akan meminta ibu untuk melakukan kontrol kehamilan lebih sering. Semenara itu, ketika memasuki trimester ketiga, biasanya kontrol harus dilakukan seminggu sekali.
- Kebutuhan Asam Folat Meningkat
Asam folat termasuk nutrisi penting dalam pembentukan sel otak. Suplemen prenatal (masa sebelum kelahiran) dengan asam folat, penting bagi kecerdasan Si Kecil meski dalam kandungan. Temuan ahli dalam Journal of American Medical Association mengatakan, Ibu yang mengonsumsi asam folat empat minggu sebelum kehamilan dan delapan minggu setelah kehamilan, bisa meminimalkan risiko autis pada bayi sebanyak 40 persen.
Ketika mengalami kehamilan anak kembar, ibu juga akan diminta untuk mengonsumsi pil asam folat untuk mencegah cacat lahir pada janin. Misalnya, spina bifida, yaitu cacat lahir yang ditandai dengan terbentuknya celah atau defek pada tulang belakang dan sumsum tulang belakang bayi.
Umumnya, ibu hamil yang mengandung satu bayi perlu mengonsumsi 0,4 miligram asam folat dalam sehari. Sementara itu, ibu dengan kehamilan kembar perlu mengonsumsi satu miligram asam folat tiap harinya.
(Baca Juga: 8 Mitos Kehamilan yang Perlu Diketahui Ibu)
- Kenaikan Berat Badan
Dibandingkan kehamilan tunggal, memang sudah sewajarnya ibu dengan kehamilan anak kembar punya bobot yang relatif lebih berat. Bila kehamilan tunggal pertambahan berat badan ibu rata-rata 12 kilogram, pada kehamilan anak kembar bobotnya bisa meningkat hingga 15-20 kilogram.
- Morning Sickness
Kondisi ini memang umum dialami ibu hamil, tapi bagi ibu yang memiliki kehamilan kembar, rasa mual terjadi akan semakin menjadi-jadi. Kok bisa? Hal ini disebabkan hormon yang dikenal dengan Human Chorionic Gonadotropi (HCG). Kadar HCG ini akan berlipat ganda saat kehamilan anak kembar, sehingga morning sickness akan terasa makin intens. Enggak cuma itu, kemungkinan ibu juga akan mengalami sakit punggung, perut kembung, hingga sakit maag yang akan terasa lebih parah.
- Anemia
Ibu dengan kehamilan anak kembar tentu akan membutuhkan asupan zat besi yang lebih tinggi dibandingkan dengan kehamilan tunggal. Bila zat besi ini enggak tercukupi, risiko anemia pun akan semakin meningkat. Biasanya, dokter akan merekomendasikan suplemen penambah zat besi bagi ibu dengan kehamilan kembar. Selain itu, ibu juga perlu rutin mengecek darah ketika kehamilan telah mencapai 20-24 minggu.
Kalau ibu mau tahu lebih lanjut mengenai kehamilan anak kembar, gampang kok caranya. Ibu bisa menghubungi dokter melalui aplikasi Halodoc untuk berdiskusi mengenai kehamilan kembar ini. Yuk, download aplikasi Halodoc sekarang juga di App Store dan Google Play.