6 Gejala Asbestosis yang Menyerang Paru-Paru

Ditinjau oleh  dr. Fadhli Rizal Makarim   14 Juli 2020
6 Gejala Asbestosis yang Menyerang Paru-Paru6 Gejala Asbestosis yang Menyerang Paru-Paru

Halodoc, Jakarta – Kalau mendengar asbes, kamu pasti langsung berpikir tentang bahan bangunan yang sering digunakan untuk membuat atap. Memang benar, tapi asbes lebih tepatnya adalah jenis bahan tambang berbentuk serat yang tidak memantulkan cahaya, tahan panas dan korosi. Nah, serat-serat asbes ini bisa berbahaya apabila tidak sengaja terhirup dan masuk ke dalam paru-paru.

Asbestosis adalah istilah medis ketika seseorang mengalami penyakit paru-paru kronis akibat menghirup serat asbes. Serat-serat asbes yang masuk ke paru-paru dapat menyebabkan jaringan parut paru-paru dan sesak napas. Gejala asbestosis berkisar dari ringan hingga berat dan biasanya tidak muncul sampai bertahun-tahun setelah paparan asbes terus-menerus.

Baca juga: 8 Jenis Pekerjaan yang Rentan Alami Asbestosis

Pengaruh Asbestosis pada Paru-Paru

Ketika jaringan parut terbentuk di sekitar kantung udara paru-paru, maka paru-paru akan sulit mengembang dan terisi udara segar. Kemudian, seseorang yang mengalami asbestosis akan menyebabkan seseorang mengalami gejala, seperti:

  • Sesak napas;
  • Batuk kering secara persisten;
  • Nyeri dada;
  • Kelelahan;
  • Kehilangan berat badan dan nafsu makan;
  • Bunyi berderak saat bernapas.

Jaringan parut yang terbentuk di paru-paru pun bisa menyebabkan batuk dan ketidaknyamanan, sehingga pengidap hanya mampu menyerap oksigen untuk diedarkan ke darah. Hal tersebut karena tubuh bergantung pada oksigen untuk mendapatkan energi, kesulitan bernapas kronis menyebabkan kelelahan, dan penurunan berat badan.

Pembentukan jaringan parut juga bisa menyempitkan arteri dan membuat tubuh lebih sulit untuk memompa darah keluar dari jantung dan masuk ke paru-paru. Akibatnya, paru-paru mengalami peningkatan tekanan yang disebut dengan pulmonary hypertension atau hipertensi paru.

Hipertensi paru sangat berbahaya karena dapat memaksa jantung untuk bekerja lebih keras. Pada akhirnya, kondisi ini berpotensi menyebabkan masalah lain, seperti penyakit arteri koroner dan gagal jantung kongestif. 

Baca juga: Ketahui Perbedaan Sarkoidosis dan Asbestosis

Bila kamu mengalami sesak napas setelah bersinggungan dengan asbes, sebaiknya pastikan kembali dengan memeriksakan diri ke dokter. Lewat aplikasi Halodoc, kamu bisa membuat janji dengan dokter terlebih dahulu sebelum mengunjungi rumah sakit. Tinggal pilih dokter di rumah sakit yang tepat sesuai dengan kebutuhan kamu lewat aplikasi.

Pengobatan Asbestosis 

Ketika jaringan parut sudah terbentuk, maka tidak ada pengobatan untuk mengatasi efek ini. Perawatan kemudian hanya berfokus untuk memperlambat perkembangan penyakit, menghilangkan gejala, dan mencegah komplikasi. Melansir dari Mayo Clinic, terapi dan operasi adalah dua opsi perawatan untuk pengidap asbestosis.

Terapi oksigen dapat meringankan sesak napas akibat asbestosis. Mengingat asbestosis mencegah pengidap untuk mendapatkan jumlah oksigen yang cukup, terapi oksigen membantu pengidap untuk mendapatkan oksigen tambahan dalam tubuh. Sedangkan operasi diperlukan ketika kondisinya sudah parah dan butuh transplantasi paru-paru akibat banyaknya jaringan parut yang telah terbentuk.

Baca juga: Inilah 6 Cara Menjaga Kesehatan Paru-Paru

Mengurangi paparan asbes adalah cara pencegahan terbaik asbestosis. Asbes-asbes yang ada di bangunan-bangunan tua biasanya lebih berisiko. Sebenarnya, tidak ada risiko paparan selama asbes tertutup dan tidak terganggu. Namun untuk memastikannya, sebaiknya gunakan pelindung atau menghindari bangunan tua untuk mencegah paparan asbes. 

Referensi:
Mayo Clinic. Diakses pada 2020. Asbestosis.
Asbestos.com. Diakses pada 2020. Asbestosis.