6 Faktor Risiko Terjadinya Fistula Trakea Esofagus
Halodoc, Jakarta - Trakea-esofagus merupakan gangguan cacat lahir yang menyerang trakea terhubung ke kerongkongan. Dalam kebanyakan kasus, kerongkongan bersifat diskontinu (atresia esofagus), sehingga menyebabkan Si Kecil kesulitan makan.
Trakea, atau batang tenggorokan, membawa udara ke paru-paru. Kerongkongan membawa makanan ke perut. Kadang-kadang selama perkembangan anak, dua tabung ini tidak terpisah sepenuhnya, tetapi tetap terhubung dengan jalan yang pendek. Ketika hal ini terjadi, udara memasuki sistem pencernaan, menyebabkan usus menggembung dan perut buncit, dan lendir dihirup ke paru-paru menyebabkan pneumonia aspirasi dan masalah pernapasan.
Dalam jenis trakea esofagus fistula langka yang disebut tipe H, baik esofagus dan trakea lengkap, mereka dihubungkan oleh lorong kecil. Ini adalah jenis fistula tracheoesophageal yang paling sulit didiagnosis, karena makan dan bernapas adalah mungkin. Trakea esofagus sering terjadi pada bayi dengan cacat lahir
Baca juga: Begini Cara Mengobati Fistula Trakea Esofagus
Kondisi yang Meningkatkan Risiko
Jika memiliki masalah berikut ini maka sangat memungkinkan meningkatnya risiko bayi mengalami kondisi ini:
-
Trisomi.
-
Masalah saluran pencernaan lainnya, seperti diafragma hernia, atresia duodenum, atau anus imperforata.
-
Masalah jantung, seperti defek septum ventrikel, tetralogi fallot, atau paten ductus arteriosus.
-
Masalah ginjal dan saluran kemih, seperti tapal kuda atau ginjal polikistik, tidak adanya ginjal atau hipospadia.
-
Masalah otot atau tulang.
-
Sindrom VACTERL, yang melibatkan masalah tulang belakang, jantung, trakea esofagus fistula, ginjal ekstremitas.
Hingga setengah bayi dengan trakea-esofagus juga memiliki cacat lahir lain. Maka itu, tidak heran jika dokter anak sering menemukan gejala tertentu setelah bayi lahir. Gejala yang terjadi dapat berbeda pada setiap anak. Gejala yang perlu diwaspadai mencakup:
-
Muncul busa, gelembung putih di mulut.
-
Batuk atau tersedak saat menyusu.
-
Muntah.
-
Warna kulit membiru, terutama saat bayi menyusu.
-
Kesulitan bernapas.
-
Perut sangat bulat, perut bayi penuh.
Baca juga: Ini yang Dimaksud dengan Fistula Trakea Esofagus
Gejala dari kondisi ini mungkin bisa saja terlihat seperti gejala masalah kesehatan lainnya. Si Kecil harus didiagnosis dengan dengan tepat. Ibu dapat menanyakan mengenai gejala di atas pada dokter melalui aplikasi Halodoc agar mendapatkan diagnosis yang tepat.
Kemungkinan dokter akan menanyakan mengenai riwayat kesehatan anak. Si kecil mungkin memerlukan rontgen dada dan perut mereka. Untuk tes ini, dokter akan memasukkan tabung kecil ke mulut atau hidung si kecil dan akan dipandu sampai ke kerongkongan. Dengan atresia esofagus, tuba sering tidak berada terlalu jauh ke kerongkongan. Posisi tabung dapat dilihat dengan sinar-X. Ini dapat membantu dokter anak mendiagnosis kondisi tersebut.
Perawatan Trakea Esofagus
Perawatan akan tergantung pada gejala, usia, dan kesehatan umum anak. Ini juga akan tergantung pada seberapa parah kondisinya. Jika anak ibu memiliki satu atau kedua masalah ini, Si Kecil akan memerlukan operasi.
Dengan trakea-esofagus, koneksi antara kerongkongan dan trakea ditutup dalam operasi. Terkadang anak-anak dengan atresia esofagus membutuhkan lebih dari satu operasi. Ini tergantung pada seberapa dekat kedua tabung tersebut. Tim ahli bedah dan kesehatan bayi akan memutuskan kapan bayi harus menjalani operasi.
Baca juga: Prosedur Operasi untuk Obati Fistula Trakea Esofagus
Ketika bayi dengan trakea esofagus menelan, cairan dapat melewati hubungan antara kerongkongan dan trakea. Ini bisa menyebabkan cairan masuk ke paru-paru bayi. Ini dapat menyebabkan pneumonia dan masalah lainnya. Cairan yang ditelan bayi tidak melewati esofagus secara normal dan mencapai perut. Sehingga bayi tidak bisa mencerna susu atau cairan lain.
Stanford Children’s. Diakses pada 2019. Tracheoesophageal Fistula and Esophageal Atresia