6 Fakta Penting Mengenai Stunting

Ditinjau oleh  dr. Fadhli Rizal Makarim   30 Juli 2021
6 Fakta Penting Mengenai Stunting6 Fakta Penting Mengenai Stunting

“Stunting bisa terjadi pada setiap anak. Umumnya, kondisi ini disebabkan oleh gangguan nutrisi atau kurang asupan gizi yang dibutuhkan. Meski sering disebut sebagai penyakit keturunan, nyatanya tubuh pendek pada anak tidak terkait dengan masalah genetik.” 


Halodoc, Jakarta – Stunting adalah gangguan tumbuh kembang yang terjadi pada anak-anak. Kondisi ini terjadi karena masalah gizi kronis yang memicu anak memiliki tinggi badan di bawah angka normal alias kerdil. Mengutip laman Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI), stunting menyebabkan anak memiliki perawakan pendek akibat gangguan pertumbuhan yang sebagian besar terjadi karena masalah nutrisi.

Faktanya, asupan nutrisi pada masa-masa awal kehidupan anak adalah hal yang sangat penting. Asupan gizi yang kurang dalam waktu lama dan tidak mencukupi kebutuhan tubuh Si Kecil, bisa meningkatkan risiko terjadinya stunting. Agar lebih jelas, cari tahu fakta lain seputar gangguan tumbuh kembang pada anak di artikel berikut ini!

Baca jugaAgar Si Kecil Tambah Tinggi, Coba 4 Makanan Ini

Stunting dan Hal yang Harus Diketahui 

Kabar buruknya, angka stunting di Indonesia masih tinggi dan cenderung mengkhawatirkan. Padahal, ada banyak dampak jangka panjang yang negatif jika stunting terus dibiarkan terjadi pada anak. Ada sejumlah fakta seputar stunting yang perlu diketahui, di antaranya: 

1. Angka Stunting Masih Tinggi

Riset Kesehatan Dasar (RISKESDAS) 2018 yang dikeluarkan Kementerian Kesehatan, menyebut bahwa angka stunting di Indonesia menurun. Sebelumnya, anak stunting mencapai 37,2 persen pada Riskesdas 2013, turun menjadi 30,8 persen pada 2018. Kendati begitu, jumlah anak stunting di Indonesia masih tergolong tinggi.

Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menetapkan indeks keparahan stunting disebut krisis jika angkanya lebih atau sama dengan 15 persen. Dengan kata lain, angka stunting Indonesia masih berada di level yang tinggi.

2. Bukan karena Genetik

Anak yang gagal tumbuh atau memiliki tubuh pendek sering disebut sebagai “masalah keturunan”. Padahal, stunting sama sekali bukan karena masalah genetik. Stunting adalah gangguan yang terjadi karena masalah nutrisi dan faktor lingkungan. Kalaupun ada yang diturunkan dari orangtua ke anak adalah cara makan dan jenis nutrisi yang dikonsumsi. Sebab nutrisi yang dikonsumsi sangat memengaruhi pertumbuhan anak.

3. Stunting Terjadi Sejak dalam Kandungan

Nyatanya, kekurangan nutrisi penyebab stunting bisa menyerang sejak anak berada dalam kandungan. Secara umum, stunting diartikan sebagai “kesalahan” pemberian asupan gizi yang dinilai kurang dari jumlah yang dibutuhkan. Pemberian gizi yang cukup seharusnya sudah dimulai, bahkan sejak anak masih berada di dalam kandungan, hingga usia dua tahun.

4. 1000 Hari yang Menentukan 

Memenuhi asupan nutrisi untuk anak tidak cukup dilakukan dalam waktu satu malam. Faktanya, untuk mencegah stunting, asupan nutrisi yang baik perlu diberikan sejak awal masa kehamilan hingga anak berusia dua tahun. Hal ini dikenal dengan periode 1000 hari pertama kehidupan. Sepanjang waktu ini merupakan periode kritis terjadinya gangguan pertumbuhan, termasuk stunting. Pada 1000 hari pertama ini, penting untuk memastikan Si Kecil mendapatkan kebutuhan dasar, termasuk nutrisi, kasih sayang, dan stimulasi.

5. Memicu Masalah Kesehatan

Stunting harusnya menjadi satu masalah yang mendapat perhatian khusus. Pasalnya, selain menyebabkan anak yang lahir bertubuh lebih pendek, stunting juga bisa memicu masalah lainnya. Masalah yang muncul akibat stunting adalah perkembangan yang terhambat, sistem imun yang rendah dan mengakibatkan anak mudah sakit, gangguan sistem pembakaran, hingga penurunan fungsi kognitif. Bahkan, masalah gizi yang sangat parah bisa menyebabkan kematian pada bayi dan anak. Stunting juga dikaitkan dengan perkembangan otak dan IQ anak.

Baca jugaTop 5 Gizi yang Dibutuhkan Ibu Saat Hamil

6. Risiko Penyakit Jangka Panjang

Dalam jangka panjang, stunting juga bisa memicu terjadinya penyakit berbahaya. Risiko penyakit degeneratif, seperti diabetes melitus, hipertensi, obesitas, dan jantung koroner meningkat pada anak stunting.

Ada beberapa faktor yang bisa memicu anak stunting, tapi yang paling sering adalah kekurangan gizi dalam waktu yang lama. Selain itu, stres pada ibu hamil ternyata juga berpengaruh dan menyebabkan anak lahir stunting.

Baca juga4 Tanda Kurang Gizi selama Kehamilan

Masih penasaran tentang fakta stunting pada anak? Tanya dokter di aplikasi Halodoc saja. Ibu bisa dengan mudah menghubungi dokter melalui Video/Voice Call atau Chat dan dapatkan tips untuk tumbuh kembang anak dari ahlinya. Download aplikasi Halodoc di sini

Referensi: 
Ikatan Dokter Anak Indonesia. Diakses pada 2021. Mencegah Anak Berperawakan Pendek.
Badan Litbangkes. Diakses pada 2021. Riskesdas 2018: Proporsi Stunting Balita Menurun.
World Health Organization. Diakses pada 2021. Stunting in a nutshell.