6 Ciri Manipulasi Emosi yang Perlu Diwaspadai
“Mengenal ciri-ciri manipulasi emosi penting untuk menghindari hubungan tidak sehat. Ada banyak taktik manipulatif yang bisa dilakukan pelaku, seperti membuat korbannya merasa bersalah, hingga merendahkannya.”
Halodoc, Jakarta – Memiliki konflik dan bertengkar adalah hal yang wajar dan hampir terjadi pada setiap pasangan. Namun, bagaimana bila saat bertengkar, salah satu pihak mencoba melakukan manipulasi emosi dan membuat pihak lain merasa tersudut dan bersalah?
Manipulasi emosi merupakan bentuk pelecehan emosional yang bisa memberikan dampak serius pada korbannya. Menurut sebuah studi tahun 2013, pelecehan emosional sama berbahayanya dengan pelecehan fisik, karena keduanya bisa berkontribusi pada harga diri yang rendah dan depresi.
Sayangnya, manipulasi emosi cukup sering terjadi dan bukan hanya pada hubungan romantis saja, tapi juga di dalam keluarga, pertemanan dan di tempat kerja. Oleh karena itu, penting untuk mengenali ciri-ciri manipulasi emosi, sehingga kamu bisa mendeteksi hubungan yang tidak sehat dan keluar dari hubungan tersebut.
Ciri-ciri Manipulasi Emosi
Manipulasi emosi terjadi ketika seseorang ingin menguasai orang lain dan mencoba menggunakan emosi orang tersebut, untuk mendapatkan apa yang ia inginkan. Jadi, berbeda dari hubungan yang sehat yang menunjukkan timbal balik dan kerja sama, orang yang manipulatif akan menggunakan, mengendalikan, atau bahkan mengorbankan orang lain untuk kepentingannya sendiri.
Namun, tidak seperti pelecehan fisik, pelecehan emosi terkadang sulit untuk dikenali, apalagi bila hal itu dialami oleh diri sendiri. Berikut adalah ciri-ciri manipulasi emosi yang perlu kamu ketahui:
1. Memanfaatkan Rasa Tidak Amanmu
Menurut Janika Veasley, LMFT, pendiri Pusat Terapi Amavi, Pennsylvania, Amerika Serikat, seorang yang manipulatif bisa menggunakan rasa tidak aman, kekurangan, dan ketakutan orang lain untuk menjatuhkan orang tersebut.
Misalnya, mereka mungkin akan memunculkan rasa tidak amanmu ketika kamu sudah merasa sedih, atau menunjukkan kekuranganmu di depan orang lain. Atau pelaku juga bisa memberikan pujian yang menyakitkan, seperti “baju kamu hari ini bagus, tidak bikin kamu gemuk seperti biasanya.”
2. Membuatmu Meragukan Penilaian Diri Sendiri
Ini adalah gaslighting dan menjadi taktik utama pelaku manipulasi emosi. Taktik ini membuatmu mempertanyakan kenyataan adanya pelecehan emosional yang kamu alami, dalam hubunganmu dengan pasangan. Akibatnya, kamu bisa meragukan kewarasan atau penilaian dirimu sendiri.
Gaslighting biasanya digunakan saat kamu mencoba mengungkapkan kekhawatiranmu kepada pelaku. Misalnya, bila pasangan kamu kerap melakukan sesuatu yang menyakitimu, dan kamu mengkonfrontasinya di lain waktu, pelaku akan berkata, “Itu tidak pernah terjadi. Itu hanya perasaanmu saja, saya tidak pernah melakukannya. Kamu gila!”
Reaksi tersebut sebenarnya dilakukan pelaku untuk menyangkal kebenaran, tapi akhirnya membuatmu bertanya-tanya apakah benar ada tindakan manipulasi emosi.
3. Dilarang Berteman dengan Orang Lain
Berbicara dengan orang terdekat yang bisa dipercaya bisa membantu membuka wawasanmu, dan melihat tindakan manipulasi emosional yang kamu alami dengan jelas. Jadi, manipulator biasanya akan berusaha untuk membuatmu merasa bahwa ia lah satu-satunya orang yang bisa kamu percayai.
Jadi, bila pasangan mengisolasimu atau melarangmu untuk berteman dengan orang lain, bisa jadi itu adalah ciri-ciri manipulasi emosi. Hal itu dilakukan pelaku agar korbannya tidak menyadari tindakan manipulasi yang ia lakukan.
4. Selalu Minta Maaf, Bahkan Ketika Kamu Tidak Salah
Pelaku manipulasi emosi juga sering bersikap seperti korban atau ‘playing victim’, sebagai cara untuk menghindari bertanggung jawab atas tindakan mereka. Alih-alih mengakui kesalahannya dan meminta maaf, mereka justru akan berbalik menyalahkanmu, sehingga pada akhirnya kamu lah yang meminta maaf. Bila kamu merasa sering minta maaf, bahkan ketika kamu tidak salah, kamu mungkin mengalami manipulasi emosi.
5. Sering Memulai Pertengkaran
Bila diajak berdiskusi sehat untuk meningkatkan hubungan, biasanya pasangan yang manipulatif akan menghindarinya. Bahkan, ia akan mencoba mengambil kontrol dengan cara memulai argumen, mengubah percakapan menjadi konflik atau mengungkit konflik masa lalu. Manipulator akan memulai argumen dan membuat perasaan kamu menjadi tidak valid.
6. Agresi Pasif
Ciri manipulasi emosi lainnya adalah agresi pasif, yaitu pelaku secara tidak langsung akan mengungkapkan pikiran atau perasaan negatifnya. Contohnya, mereka akan menggunakan humor yang sarkastik, mendiamkan kamu (silent treatment) atau menolak diajak berdiskusi yang sehat untuk mengatasi konflik.
Itulah beberapa ciri-ciri manipulasi emosi yang perlu kamu ketahui. Bila kamu berada dalam hubungan yang tidak sehat di mana kamu mendapatkan manipulasi emosi, sebaiknya akhiri hubungan tersebut. Pelecehan emosional seperti di atas juga bisa berdampak pada kesehatan fisikmu.
Bila kamu sakit, jangan dibiarkan saja ya. Segera periksakan kondisi kesehatanmu dengan buat janji di rumah sakit pilihanmu melalui aplikasi Halodoc. Yuk, download aplikasi Halodoc sekarang juga di Apps Store dan Google Play.