5 Trik Memasak Daging Kambing yang Sehat
Halodoc, Jakarta - Rasanya ada yang kurang lengkap bila tak menyicipi daging kambing di Hari Raya Idul Adha. Setuju? Namun, ada satu hal yang mesti diingat, jangan sekali-kali berlebihan mengasup daging ini. Meski perayaan Idul Adha hanya sekali dalam setahun, bukan berarti kamu boleh bebas dan seenaknya menyantap daging kambing.
Meski banyak kandungan nutrisi yang menyehatkan tubuh, daging juga sarat akan lemak tak jenuh yang bisa memicu kolesterol jahat (LDL). Untungnya, ada trik untuk mengonsumsi daging tanpa mesti harus takut meningkatnya kolesterol dalam tubuh.
Lalu, seperti apa sih cara memasak daging kambing yang sehat?
1.Hindari Penggunaan Santan Kental
Mengasup daging kambing yang dicampur dengan santan kental memang amat menggoda. Misalnya, gulai. Namun, bagi kamu yang memiliki riwayat tekanan darah tinggi dan kolesterol, ada baiknya untuk membatasi asupan makanan ini. Alternatifnya, kamu bisa kok mengolah daging dengan membuat semur atau sop.
Contoh lainnya, bila kamu ingin memasak tongseng kambing, janganlah menambah santan kental ke dalamnya. Sebagai gantinya, kamu bisa mencampurkan santan encer ke dalam masakan tersebut untuk menambah rasa gurih.
2.Kombinasikan dengan Sayuran
Cobalah kombinasikan sayuran ke dalam olahan daging kambing. Sebab sayuran yang dipadukan dengan daging merah bisa membantu mengurangi senyawa berbahaya saat proses pencernaan. Contohnya, kamu bisa kok mencampurkan sayuran, seperti kol, tomat, bayam, atau sayuran hijau lainnya ke dalam olahan daging. Menurut studi, kandungan serat di dalam sayuran bisa memperlancar pencernaan dan mengurangi penyerapan kolesterol.
Selain itu, kamu juga bisa menambahkan rempah-rempah dan bumbu lainnya. Pasalnya, beberapa rempah ternyata juga bisa membantu untuk menurunkan kolesterol. Misalnya, bawang putih yang bisa menurunkan LDL dan trigliserida hingga 20 mg/dL.
3.Pilih Daging Tanpa Lemak
Lemak jenuh dan kolesterol pada daging kambing tergolong tinggi, sehingga asupannya perlu dibatasi. Oleh sebab itu, bila ingin mengonsumsi daging kambing, pilihlah bagian tenderloin atau daging has tanpa lemak yang cepat empuk.
4.Jangan Digoreng
Agar tak membahayakan kesehatan, asupan daging kambing atau daging merah lainnya direkomendasikan 1–2 porsi tiap minggunya. Selain itu, cara mengolahnya pun tak boleh sembarangan. Ada baiknya untuk tidak mengolah daging kambing dengan cara digoreng. Alasannya, menggoreng bisa menambah kadar lemak pada daging kambing yang akan kita konsumsi.
Alternatifnya, kita bisa kok mengolah daging kambing dengan cara di satai, kambing bakar, kambing panggang, atau sup.
5.Sertai Minuman dan Buah Pilihan
Untuk mencegah ancaman kolesterol tinggi dari daging kambing, kita bisa kok menyertai minuman atau makanan penurun kolesterol ke dalam menu. Misalnya, menyajikan teh hijau yang kaya flavonoid yang disebut katekin. Zat ini sebenarnya enggak benar-benar memengaruhi kerja enzim yang memecah lemak. Namun, katekin bisa mengurangi penyerapan kolesterol dan meningkatkan kemampuan pembuangan kolesterol lewat feses.
Selain itu, tak ada salahnya untuk menyajikan buah-buahan, seperti apel dan delima. Buah apel mengandung pektin, yaitu serat larut yang mampu menurunkan kadar LDL. LDL inilah yang jadi biang keladi dari masalah kesehatan. Sebab LDL yang bereaksi dengan radikal bebas, bisa meningkatkan proses peradangan dan pembentukan plak di arteri.
Sedangkan delima lain lagi ceritanya. Buah ini cukup ampuh untuk membantu penurunan penyerapan kolesterol dalam darah. Pasalnya, fitosterol yang terkandung di dalam delima bisa menghambat penyerapan kolesterol dan meningkatkan pengeluaran garam empedu.
Nah, ketika garam empedu berkurang, otomatis kolesterol yang ada di hati dan pembuluh darah juga akan berkurang. Kok bisa? Alasannya sederhana, sebab garam empedu itu bahan dasarnya adalah kolesterol.
Mau tahu lebih jauh mengenai masalah di atas? Atau memiliki keluhan kesehatan lainnya? Kamu bisa kok bertanya langsung pada dokter melalui aplikasi Halodoc. Lewat fitur Chat dan Voice/Video Call, kamu bisa mengobrol dengan dokter ahli kapan dan di mana saja tanpa perlu ke luar rumah. Yuk, download Halodoc sekarang juga di App Store dan Google Play!