5 Penyebab Kelelahan saat Bangun Tidur
Halodoc, Jakarta - Tidur memiliki beragam keistimewaan bagi tubuh, salah satunya memperkuat sistem kekebalan tubuh. Saat kita tidur, tubuh akan memproduksi sitokin dalam jumlah yang banyak. Sitokin ini merupakan sejenis protein untuk melawan infeksi dan peradangan yang secara efektif menciptakan respons imun.
Istirahat yang cukup juga bisa memupuk produksi Sel T di dalam tubuh. Sel T adalah kelompok sel kekebalan tubuh yang berperan penting dalam sistem imun terhadap virus. Singkat cerita, tidur yang cukup dan berkualitas bisa mencegah kita terserang dari berbagai penyakit.
Sayangnya, ada sebagian orang yang justru merasa kelelahan saat bangun tidur. Bukannya merasa fit dan segar, mereka justru letih dan lesu, kurang segar, atau tidak bertenaga. Nah, pertanyaannya, apa saja sih penyebab kelelahan saat bangun tidur?
Baca juga: Manfaat Tidur Berkualitas bagi 5 Organ Tubuh
1.Inersia tidur
Pada beberapa kasus, rasa pening atau kelelahan saat bangun tidur di pagi hari terbilang wajar. Kondisi ini merupakan bagian normal dari proses bangun tidur. Sebab, otak biasanya tidak langsung ‘bangung’ setelah tertidur semalaman. Singkat kata, otak membutuhkan transisi secara bertahap untuk masuk ke mode ‘terjaga’.
Nah, selama masa transisi ini kita mungkin akan merasa pusing atau bingung. Inersia tidur ini ini memperlambat keterampilan motorik dan kognitif. Itulah sebabnya terkadang kita merasa lelah atau merasa tidak mungkin melakukan apa pun setelah bangung tidur.
Umumnya inersia tidur ini akan segera membaik selama 15 hingga 60 menit. Ada beragam kondisi yang bisa memicunya, seperti kurang tidur, bangun dengan tiba-tiba dari tidur nyenyak, memasang alarm lebih awal dari biasanya, hingga kerja shift yang dapat mengacaukan ritme sirkadian tubuh (siklus bangun-tidur tubuh).
2.Paparan Sinar Biru
Sinar biru (blue light) adalah pencahayaan buatan yang memancarkan panjang gelombang biru. Sinar ini ada di berbagai macam benda yang sering kita gunakan sehari-hari. Sebut saja laptop, handphone, tablet, TV, dan bola lampu. Selama siang hari, sinar ini meningkatkan kewaspadaan dan suasana hati. Namun, paparan sinar biru pada malam hari dapat menimbulkan masalah.
Paparan sinar biru ini bisa menekan sekresi melatonin, hormon yang membantu mengatur ritme sirkadian tubuh. Hal ini membuat tubuh lebih sulit untuk mendapatkan tidur yang berkualitas. Nah, kondisi ini yang membuat kita merasa kelelahan saat bangun tidur keesokan harinya.
Baca juga: Agar Tidur Tetap Nyenyak di Tengah Pandemi Corona
3.Tak Memiliki Rutinitas Tidur
Menurut ahli di National Sleep Foundation, rutinitas atau kebiasaan tertentu diperlukan untuk mendapatkan tidur yang berkualitas di malam hari. Hati-hati, rutinitas tidur yang buruk dapat menyebabkan kualitas tidur yang buruk pula.
Nah, berikut ini contoh kebiasaan atau hal yang bisa mengurangi kualitas tidur di malam hari.
- Tidak memiliki rutinitas waktu tidur yang teratur, yang meliputi waktu tidur dan bangun yang teratur.
- Tidur siang yang lebih dari 30 menit.
- Melihat layar ponsel atau komputer dalam waktu 2 jam ketika hendak tidur di malam hari.
- Lingkungan atau kamar yang panas, terlalu terang, atau terlalu berisik.
- Memiliki kasur atau bantal yang tidak nyaman.
Ingat, tidur yang tidak berkualitas justru membuat tubuh merasa tidak segar, lelah, atau letih keesokan harinya.
4.Asupan Kafein dan Alkohol
Penyebab kelelahan saat bangun tidur juga bisa disebabkan oleh asupan kafein atau alkohol yang berlebihan. Ingat, kafein adalah stimulan alami yang meningkatkan kewaspadaan.
Terlalu banyak kafein di siang hari atau menjelang tidur di malam hari dapat membuat kita sulit tertidur atau tetap tertidur, hingga meningkatkan frekuensi berkemih di malam hari. Sedangkan alkohol lain lagi ceritanya.
Alkohol terbukti memiliki efek penenang dan membuat kita mengantuk, tapi tidak membuat tidur menjadi nyenyak. Menurut ahli di Cleveland Clinic, alkohol meningkatkan frekuensi terjaga setelah efek relaksasi hilang, dan mencegah tubuh untuk kembali tidur nyenyak.
Baca juga: Terapkan Pola Makan Ini agar Tidur Lebih Nyenyak
5.Kekurangan Cahaya Matahari
Kondisi yang satu ini umumnya terjadi di negara empat musim. Ketika memasuki musim dingin, tubuh sedikit mendapatkan paparan cahaya matahari yang berperan penting terhadap fungsi otak dan tubuh. Paparan sinar matahari yang minim akan membuat tubuh menghasilkan lebih banyak hormon melatonin.
Hal sebaliknya berlaku, semakin banyak sinar matahari, maka semakin sedikit pula hormon melatonin yang diproduksi oleh tubuh, sehingga kita akan semakin terjaga. Singkat kata, melatonin ini menjadi tanda peringatan bahwa sudah saatnya memasuki waktu istirahat atau tidur. Jika kita mengabaikan peringatan ini, maka tubuh akan lebih sulit untuk tertidur nantinya.
Artinya, mereka yang tinggal di negara empat musim, khususnya saat musim dingin, bisa saja merasa ngantuk saat sedang bekerja (contoh, pukul 16:00) karena hormon melatonin sudah diproduksi.
Nah, ketika mereka melawan perasaan kantuk tersebut, maka tubuh cenderung lebih sulit tertidur di malam harinya. Imbasnya sudah jelas, tidur pun jadi tak berkualitas sehingga menimbulkan rasa lelah keesokan harinya.
Mau tahu lebih jauh mengenai masalah di atas? Atau memiliki keluhan kesehatan lainnya? Kamu bisa kok bertanya langsung pada dokter melalui aplikasi Halodoc. Tidak perlu keluar rumah, kamu bisa menghubungi dokter ahli kapan saja dan di mana saja. Praktis, kan?