5 Penyebab Hidung Tidak Bisa Mencium Bau atau Anosmia

6 menit
Ditinjau oleh  dr. Rizal Fadli   07 Maret 2024

“Ada banyak hal yang bisa menyebabkan hidung tidak bisa mencium bau atau anosmia. Termasuk infeksi COVID-19, alergi, dan trauma kepala.”

5 Penyebab Hidung Tidak Bisa Mencium Bau atau Anosmia5 Penyebab Hidung Tidak Bisa Mencium Bau atau Anosmia

DAFTAR ISI


Halodoc, Jakarta – Hidung tidak bisa mencium bau atau anosmia adalah masalah hilangnya indra penciuman, yang dapat terjadi karena banyak hal. Istilah ini kian populer sejak menjadi salah satu gejala infeksi virus corona (COVID-19).

Sebagian besar kasus anosmia sebenarnya bersifat sementara. Umumnya anosmia sementara disebabkan oleh flu, dan akan pulih dengan sendirinya ketika flu sembuh. 

Namun, jangan sekali-kali menganggap remeh kondisi ini. Sebab, indra penciuman yang hilang bisa mengganggu aktivitas sehari-hari, dan bahkan membahayakan pengidapnya. 

Penyebab Hidung Tidak Bisa Mencium Bau Apa-Apa

Anosmia atau hidung tidak bisa mencium bau terjadi ketika molekul kimia yang menimbulkan bau, terhalang untuk menempel pada ujung saraf pembau di hidung. Nah, kondisi inilah yang membuat seseorang tak bisa mencium bau atau aroma. 

Lebih jelasnya mengenai gejala anosmia, bisa kamu cek di sini → Tidak Dapat Mencium Bau, Ini Gejala dari Anosmia

Berikut ini beberapa penyebab hidung tidak bisa mencium bau:

1. Masalah pada Dinding Hidung

Anosmia atau indra penciuman yang hilang bisa disebabkan oleh permasalahan pada dinding dalam hidung. Masalah yang timbul bisa disebabkan oleh iritasi atau penumpukan lendir. Contohnya, pilek, flu, rhinitis, atau sinusitis

2. Sumbatan Hidung

Sumbatan pada hidung juga bisa menjadi penyebab hidung tidak bisa mencium bau. Penyumbatan atau hambatan pada rongga hidung bisa disebabkan oleh berbagai hal. Mulai dari tumor, polip hidung, atau kelainan tulang hidung.

3. Trauma Kepala

Cedera kepala akibat trauma juga bisa menyebabkan anosmia. Cedera kepala bisa mengakibatkan kerusakan pada hidung maupun sinus. Kondisi ini bisa menghambat mekanis untuk mencium bau. 

Selain itu, trauma kepala juga dapat menyebabkan kerusakan pada saraf penciuman (nervus olfaktorius). Anosmia akibat trauma kepala bisa bersifat sementara atau menetap. 

4. Penyakit Bawaan Lahir

Hidung tidak bisa mencium bau juga bisa disebabkan oleh penyakit bawaan lahir. Contohnya, penyakit Sindrom Turner dan sindrom Kallman. Keduanya merupakan kondisi kongenital atau bawaan lahir yang dapat menyebabkan anosmia yang permanen.

Lantas, apakah anosmia termasuk dalam penyakit genetik? Cek jawabannya di sini → Anosmia, Benarkah Penyakit Ini Bersifat Genetik?

5. Kerusakan Saraf Penciuman

Kerusakan pada saraf penciuman juga bisa memicu terjadi anosmia. Nah, kerusakan saraf permanen ini bisa disebabkan banyak faktor. Mulai dari penuaan, tumor otak, terpapar zat racun, diabetes, malnutrisi, kekurangan zink, sindrom Sjogren, penyakit Huntington, hingga proses radioterapi. 

Hal yang perlu ditegaskan, bila hidung tiba-tiba tidak bisa mencium bau, segeralah temui dokter untuk mencari tahu penyebabnya. Dalam beberapa kasus, anosmia bisa menjadi gejala dari penyakit serius. 

Hidung juga bisa saja mengalami mimisan, dan kondisi ini sebaiknya tidak kamu sepelekan.

Jika Mimisan Sering Kambuh, Konsultasikan Segera ke Dokter Ini untuk mendapat pertolongan tepat.

Apa Bahayanya Jika Hidung Tidak Bisa Mencium Bau?

Bukan sekadar tidak nyaman, hidung yang tidak bisa mencium bau juga bisa membahayakan keselamatan kamu. Beberapa komplikasi dan bahaya yang dapat terjadi adalah:

  • Nafsu makan menurun, atau sebaliknya.
  • Keracunan makanan karena tidak bisa mengenali makanan yang busuk atau basi.
  • Jadi korban kebakaran, karena tidak bisa mencium benda yang terbakar.
  • Keracunan gas yang bocor, karena tidak menyadarinya.

Lebih lanjut mengenai alasan anosmia perlu diwaspadai, bisa kamu baca di sini → Ini Alasannya Mengapa Anosmia Perlu Diwaspadai

Pengobatan untuk Anosmia

Pengobatan untuk hidung yang tidak bisa mencium bau atau anosmia biasanya berfokus pada mengatasi penyebab yang mendasarinya. Namun, jika disebabkan oleh alergi, biasanya pengobatan tidak diperlukan. Sebab kondisi akan berangsur membaik dengan sendirinya. 

Sementara itu, untuk anosmia yang disebabkan oleh kondisi lain, beberapa pengobatan yang dapat dilakukan adalah:

  • Obat dekongestan, jika disebabkan oleh hidung tersumbat.
  • Antibiotik, jika disebabkan oleh infeksi bakteri, termasuk sinusitis.
  • Operasi, jika disebabkan oleh kelainan tulang hidung atau polip hidung.

Lantas, berapa lama kondisi ini bisa pulih? Simak selengkapnya dalam artikel ini → Berapa Lama Anosmia Dapat Sembuh? Ini Penjelasannya!

Rekomendasi Dokter THT di Halodoc

Jika kamu tidak bisa mencium bau alias mengalami anosmia, kamu bisa menghubungi dokter spesialis THT di Halodoc untuk mendapatkan penanganan yang tepat. 

Nah, berikut ini terdapat beberapa dokter spesialis THT yang sudah memiliki pengalaman lebih dari 10 tahun.

Mereka juga memiliki rating yang baik dari para pasien yang sebelumnya mereka tangani.

Ini daftarnya:

1. dr. Haerul Saleh Sp.THT-KL

Dokter Haerul Saleh Sp.THT-KL adalah alumnus Fakultas Kedokteran Universitas Hasanuddin pada 2011.

Ia kemudian melanjutkan studi di kampus yang sama hingga akhirnya mendapatkan gelar dokter spesialis THT pada 2019.

Saat ini, dr. Haerul Saleh Sp.THT-KL membuka praktik di Gorontalo dan masih aktif tergabung dalam Perhimpunan Ahli Ilmu Penyakit Telinga Hidung Tenggorokan Kepala Leher Indonesia (PERHATI-KL).

Dengan pengalaman selama 11 tahun, dr. Haerul Saleh Sp.THT-KL dapat memberikan saran kesehatan terkait THT, termasuk anosmia.

Selain itu, ia juga bisa mengatasi masalah seperti sinus, infeksi telinga, radang amandel, mimisan, alergi hidung, dan pilek.

Chat dr. Haerul Saleh Sp.THT-KL mulai dari Rp 85.000,- di Halodoc.  

2. dr. I Gede Wahyu Adi Raditya Sp.THT-KL

Dokter selanjutnya yang bisa kamu hubungi adalah I Gede Wahyu Adi Raditya Sp.THT-KL. Ia merupakan lulusan Fakultas Kedokteran Universitas Udayana pada 2015 dan 2021.

Dokter I Gede Wahyu Adi Raditya Sp.THT-KL kini membuka praktik di Badung dan Denpasar, Bali. Ia juga tergabung dalam Perhimpunan Ahli Ilmu Penyakit Telinga Hidung Tenggorokan Kepala Leher Indonesia (PERHATI-KL) dengan nomor STR 5111606321164789.

Dengan pengalaman selama 9 tahun, dr. I Gede Wahyu Adi Raditya Sp.THT-KL dapat memberikan konsultasi di Halodoc mengenai pengobatan anosmia.

Ia juga bisa memberikan konsultasi terkait sakit tenggorokan dan pilek, infeksi telinga, sinus, alergi hidung, dan gangguan pendengaran. 

Chat dr. I Gede Wahyu Adi Raditya Sp.THT-KL mulai dari Rp 55.000,- di Halodoc.

3. dr. Alfira Ulfa Sp.THT-BKL, FICS

Kamu juga bisa menghubungi dokter Alfira Ulfa Sp.THT-BKL, FICS yang merupakan alumni Fakultas Kedokteran Universitas YARSI pada 2013.

Ia kemudian melanjutkan studi di Universitas Padjajaran hingga akhirnya mendapatkan gelar dokter spesialis THT pada 2022.

Saat ini, dr. Alfira Ulfa Sp.THT-BKL, FICS menjalani praktik di Jakarta Utara dan masih aktif tergabung dalam Perhimpunan Ahli Ilmu Penyakit Telinga Hidung Tenggorokan Kepala Leher Indonesia (PERHATI-KL) dengan nomor STR 3221606332151786.

Dengan pengalaman selama 11 tahun, dr. Alfira Ulfa Sp.THT-BKL, FICS dapat memberikan saran kesehatan terkait penanganan anosmia di Halodoc.

Selain itu, ia juga bisa mengatasi masalah seperti sinus, infeksi telinga, alergi hidung, sakit tenggorokan dan pilek, serta gangguan pendengaran.

Chat dr. Alfira Ulfa Sp.THT-BKL, FICS mulai dari Rp 55.000,- di Halodoc.

Itulah berbagai daftar dokter spesialis THT di Halodoc yang bisa kamu hubungi terkait anosmia.

Tak perlu khawatir jika dokter sedang tidak tersedia atau offline

Sebab, kamu tetap bisa membuat janji konsultasi di lain waktu melalui aplikasi Halodoc.

Ayo hubungi dokter di Halodoc sekarang juga!

Referensi:
NHS Choices UK. Diakses pada 2024. Health A-Z. Anosmia.  
Mayo Clinic. Diakses pada 2024. Symptoms. Loss of Smell.  
WebMD. Diakses pada 2024. What Is Anosmia?
Very Well Health. Diakses pada 2024. What is Loss of Smell?