5 Pemeriksaan Penunjang untuk Diagnosis Hernia Diafragma
Halodoc, Jakarta - Hernia diafragmatik adalah cacat lahir yang terjadi pada lubang diafragma atau sebuah otot besar yang memisahkan dada dari perut. Organ-organ di perut, seperti usus, lambung, dan hati, dapat bergerak melalui lubang diafragma dan naik ke dada bayi.
Ketika organ tersebut terdorong melalui lubang, kondisi tersebut dikenal dengan hernia. Gangguan ini terjadi ketika bayi masih di dalam rahim. Hernia diafragmatik dapat mencegah paru-paru bayi berkembang sepenuhnya, sehingga menyebabkan kesulitan bernapas untuk bayi saat lahir.
Terdapat dua jenis hernia diafragmatik yang dapat terjadi, yaitu:
-
Bochdalek hernia: Gangguan hernia yang melibatkan sisi dan belakang diafragma. Perut, hati, limpa, atau usus biasanya bergerak naik ke rongga dada jika hal ini terjadi.
-
Morgagni hernia: Hernia jenis ini melibatkan bagian depan diafragma. Hati atau usus biasanya bergerak naik ke rongga dada pada bayi yang mengalaminya.
Penyebab Hernia Diafragmatik
Hernia diafragmatik dapat disebabkan oleh perkembangan diafragma yang abnormal saat janin terbentuk. Cacat diafragma janin memungkinkan satu atau lebih organ perut yang bergerak ke dada dan menempati ruang di mana paru-paru seharusnya berada.
Ketika janin tumbuh dalam rahim ibunya sebelum lahir, sistem organ yang berbeda berkembang dan menjadi dewasa. Diafragma berkembang antara minggu ke-4 dan ke-12 kehamilan. Kerongkongan, lambung, dan usus juga berkembang pada saat yang bersamaan.
Akibatnya, paru-paru tidak bisa berkembang dengan baik. Pada sebagian besar kasus, gangguan ini hanya memengaruhi satu paru-paru. Dalam kasus yang jarang, hernia diafragmatik dapat terjadi tanpa alasan yang diketahui dan tidak terdiagnosis selama periode waktu tertentu hingga parah dan menimbulkan gejala.
Baca juga: Turun Berok (Hernia), Penyakit Apa itu?
Pemeriksaan Penunjang untuk Diagnosis Hernia Diafragmatik
Dokter biasanya dapat mendiagnosis hernia diafragmatik bawaan sejak bayi lahir. Sekitar setengah kasus terungkap selama pemeriksaan USG janin. Mungkin juga ada peningkatan jumlah cairan ketuban di dalam rahim. Setelah lahir, gejala yang mungkin timbul pada bayi yang mengidap gangguan tersebut adalah:
-
Gerakan dada abnormal.
-
Kesulitan bernapas.
-
Perubahan warna biru pada kulit atau sianosis.
-
Napas tidak terdengar di satu sisi dada.
-
Suara usus di dada.
-
Perut yang seperti setengah kosong.
Selain itu, berikut adalah beberapa pemeriksaan penunjang yang dapat dilakukan pada bayi yang mengidap hernia diafragmatik :
-
Sinar-X.
-
Ultrasound scan, yaitu pemeriksaan yang menggunakan gelombang suara untuk menghasilkan gambar rongga dada dan perut dan isinya.
-
CT scan, yaitu pemeriksaan yang memungkinkan untuk melihat langsung organ perut.
-
Tes gas darah arteri, yang dilakukan dengan mengambil darah langsung dari arteri dan menguji kadar oksigen, karbon dioksida, dan keasaman, atau tingkat pH.
-
MRI, yang berfungsi untuk evaluasi organ yang lebih terfokus terutama pada janin.
Baca juga: Enggak Harus Orang Tua, Usia 20-an Bisa Kena Hernia
Pengobatan Hernia Diafragmatik
Pada hernia diafragmatik yang terjadi biasanya memerlukan pembedahan segera. Pembedahan harus dilakukan untuk mengangkat organ perut dari dada dan menempatkannya kembali ke perut. Dokter bedah kemudian akan memperbaiki diafragma.
Ahli bedah dapat melakukan operasi sejak 48 hingga 72 jam setelah bayi dilahirkan. Pembedahan dapat terjadi lebih awal dalam situasi darurat atau mungkin ditunda. Setiap kasus mungkin dapat berbeda-beda.
Langkah pertama adalah menstabilkan bayi dan meningkatkan kadar oksigennya. Berbagai macam obat dan teknik digunakan untuk membantu menstabilkan bayi dan membantu bernapas. Setelah bayi stabil, maka operasi bisa dilakukan.
Baca juga: 3 Kebiasaan Ini Bisa Menyebabkan Hernia
Itulah pemeriksaan fisik untuk diagnosis hernia diafragmatik. Jika kamu mempunyai pertanyaan perihal gangguan tersebut, dokter dari Halodoc siap membantu. Komunikasi dengan dokter dapat dengan mudah dilakukan melalui Chat atau Voice/Video Call kapan dan di mana saja. download aplikasinya sekarang di smartphone kamu!
Berlangganan Artikel Halodoc
Topik Terkini
Mulai Rp50 Ribu! Bisa Konsultasi dengan Ahli seputar Kesehatan