5 Makanan Pemicu Kanker yang Perlu Dihindari
“Kanker terjadi karena mutasi sel secara abnormal yang menyerang sel sehat di dalam tubuh. Masalah kesehatan ini bisa terjadi karena banyak faktor, salah satunya adalah pola makan yang tidak sehat. Jadi, agar terhindar dari kanker, sebaiknya kamu menghindari makanan pemicu kanker berikut ini.”
Halodoc, Jakarta – Kanker memang menjadi salah satu masalah kesehatan yang menyumbang angka kematian paling tinggi di dunia, termasuk di Indonesia. Pemicunya pun beragam, termasuk pola makan yang tidak sehat. Artinya, ada beberapa jenis makanan pemicu kanker yang perlu dihindari, sehingga bisa menurunkan risiko terserang masalah kesehatan ini.
Cancer Research UK mengatakan, kebiasaan makan yang sehat dengan memenuhi kebutuhan gizi seimbang bisa membantu menurunkan risiko kanker pada seseorang. Caranya adalah melalui pengelolaan berat badan yang lebih sehat dan mencegah terjadinya obesitas.
Tak hanya itu, sebuah studi yang dimuat dalam Journal of the National Cancer Institute & Cancer Spectrum juga menyatakan, bahwa diet memiliki peran besar untuk menentukan seseorang mengalami kanker dengan turut melihat pola hidupnya.
Makanan Pemicu Kanker
Lalu, apa saja sebenarnya makanan pemicu kanker yang seharusnya kamu hindari? Berikut beberapa di antaranya:
- Makanan Kalengan
Meski makanan kalengan yang dihidangkan adalah makanan sehat, bahan dari kaleng justru bisa memicu munculnya kanker karena adanya lapisan bisphenol. Senyawa tersebut masuk dalam golongan bahan pengawet yang terbukti memiliki sifat kanker atau karsinogenik terhadap hewan.
Selain itu, bisphenol yang turut dikenal dengan BPA (sejenis bahan baku kimia industri yang banyak dipakai untuk membuat resin dan plastik) memiliki kaitan dengan kanker prostat dan payudara, seperti dituliskan dalam studi yang dimuat di jurnal Annals of the National Institute of Hygiene Polandia.
- Makanan Tinggi Garam
Apabila kamu suka mengonsumsi camilan dengan rasa gurih cenderung asin, sebaiknya mulailah kurangi sekarang juga. Pasalnya, makanan dengan kandungan garam yang tinggi juga dikategorikan sebagai makanan pemicu kanker. Konsumsi garam yang berlebihan bisa berujung pada risiko tekanan darah tinggi.
Hal ini pun memiliki keterkaitan yang kuat terhadap risiko kanker jenis tertentu. Bahkan, makanan dengan rasa asin menjadi salah satu dari banyak faktor yang meningkatkan risiko seseorang mengidap kanker lambung, tenggorokan, hidung, dan kanker pankreas.
- Makanan Cepat Saji
Faktor lainnya yang turut meningkatkan risiko terjadinya kanker adalah berat badan berlebih atau obesitas. Nah, mengonsumsi makanan cepat saji seperti ayam goreng, keripik, atau berbagai makanan olahan lain dengan kadar gula dan lemak yang tinggi (termasuk biskuit atau cokelat), tentu sangat bisa menjadi pemicu bertambahnya berat badan.
Meski begitu, mengonsumsi makanan nabati seperti sayuran, buah, kacang-kacangan, dan biji-bijian bisa membantu mempertahankan berat badan tetap sehat dan ideal. Bahkan, pola makan sehat juga membantu mengurangi risiko kanker.
- Daging yang Dimasak dengan Suhu Tinggi
Suka mengonsumsi daging steak atau barbekyu? Sebaiknya kamu mulai membatasi atau sebisa mungkin menghindarinya. Bukan tanpa alasan, daging yang diolah dengan menggunakan suhu tinggi akan membentuk senyawa kimia yang bisa mengakibatkan terjadinya perubahan DNA manusia.
Tidak hanya itu, daging olahan dengan suhu tinggi seperti dipanggang, digoreng, atau dibakar yang dikonsumsi berlebihan juga bisa menjadi makanan pemicu kanker, termasuk kanker prostat, pankreas, dan kolorektal. Jadi, lebih baik kamu mengolah daging dengan cara direbus hingga matang, atau mengasinkan daging terlebih dahulu sebelum dimasak.
- Pemanis Buatan
Rasa manis pada makanan tertentu memang terkadang begitu nikmat, ya? Akan tetapi, kamu harus waspada apabila pemanis yang dipakai adalah pemanis buatan, seperti sakarin, siklamat, dan aspartam. Pasalnya, beberapa jenis pemanis buatan bisa meningkatkan risiko munculnya kanker kandung kemih apabila dikonsumsi secara berlebihan.
Selain itu, kamu juga disarankan untuk tidak mengonsumsi alkohol, rutin berolahraga, menjaga kesehatan mental, dan mendapatkan cukup istirahat. Jika kamu mengalami gejala yang mengarah pada kanker, kamu bisa bertanya pada dokter spesialis onkologi melalui aplikasi Halodoc. Kamu bisa download aplikasi Halodoc dan mencari dokter rekomendasi terbaik, berikut di antaranya:
Seorang Dokter Spesialis Bedah Onkologi yang aktif melayani pasien di RSUP Persahabatan, RS Premier Jatinegara. dr. Haris Maruli mendapatkan gelar spesialisnya setelah menamatkan pendidikan di Universitas Indonesia, Depok pada tahun 2006. Beliau yang tergabung dalam Ikatan Ahli Bedah Indonesia dan Ikatan Dokter Indonesia sebagai anggota ini, dapat memberikan layanan konsultasi seputar bedah onkologi.
Seorang Dokter Spesialis Bedah Onkologi yang aktif melayani pasien di RS Premier Jatinegara dan RS Siloam TB Simatupang. dr I Gusti Ngurah Gunawan Wibisana mendapatkan gelar kedokterannya setelah menamatkan pendidikan di Universitas Indonesia, Depok pada tahun 2006 dan mendapatkan gelar spesialisnya di Universitas yang sama pada tahun 2013. Beliau yang tergabung dalam Ikatan Dokter Indonesia (IDI), Perhimpunan Ahli Bedah Onkologi Indonesia bisa memberikan layanan medis terkait Bedah Onkologi.
Seorang Dokter Spesialis Bedah Onkologi yang aktif melayani pasien di RS Surya Husadha Denpasar Bali. dr. I Ketut Widiana mendapatkan gelar kedokteran setelah menamatkan pendidikan di Universitas Udayana, Bali. Beliau yang tergabung dalam Ikatan Ahli Bedah Indonesia dan Ikatan Dokter Indonesia sebagai anggota ini dapat memberikan layanan konsultasi seputar bedah onkologi.
Yuk, selalu disiplin menerapkan pola hidup dan pola makan yang sehat agar terhindar dari risiko kanker!
Referensi:
Cancer Research UK. Diakses pada 2022. Does having a healthy diet reduce my risk of cancer?
Fang Fang Zhang, et al. 2019. Diakses pada 2022. Preventable Cancer Burden Associated With Poor Diet in the United States. JNCI Cancer Spectrum 3(2). https://doi.org/10.1093/jncics/pkz034
Aleksandra Konieczna, et al. 2015. Diakses pada 2022. Health risk of exposure to Bisphenol A (BPA). Annals of the National Institute of Hygiene Polandia 66(1): 5-11.
BetterHealth Channel. Diakses pada 2022. Cancer and Food.
Berlangganan Artikel Halodoc
Topik Terkini
Mulai Rp25 Ribu! Bisa Konsultasi dengan Dokter seputar Kesehatan