5 Kondisi Medis yang Memerlukan Pemasangan Kateter
Kateter dipasang sampai pasien bisa mengosongkan kandung kemih sendiri.
DAFTAR ISI
Kateter adalah sebuah alat berbentuk tabung kecil dan fleksibel yang berfungsi untuk membantu pasien mengosongkan kandung kemih.
Biasanya, alat ini digunakan secara sementara hingga pengidap gangguan kesehatan dapat mengosongkan kandung kemih secara mandiri.
Kandung kemih yang tidak dikosongkan dapat menyebabkan tekanan pada ginjal. Kondisi ini dapat memicu berbagai gangguan kesehatan yang lebih berbahaya.
Untuk itu, sebaiknya ketahui beberapa kondisi medis yang memerlukan pemasangan kateter untuk mencegah berbagai gangguan kesehatan yang dapat terjadi.
Sebelum membahasnya lebih lanjut, Ini Jenis Kateter dan Prosedur untuk Menggunakannya.
Kondisi Medis yang Memerlukan Kateter
Kantong kateter terdiri dari berbagai ukuran yang berbeda dan bisa disesuaikan dengan kondisi fisik penggunanya.
Selain itu, kateter juga terbuat dari beberapa bahan yang berbeda, seperti karet, plastik, hingga silikon.
Saat penggunaan kateter, selang yang berbentuk tipis dan fleksibel akan dimasukkan ke dalam saluran kencing agar penggunanya bisa membuang urine secara normal.
Ada beberapa kondisi medis yang direkomendasikan oleh dokter untuk menggunakan kateter, yaitu:
1. Retensi Urine
Retensi urine adalah gangguan kesehatan pada kandung kemih yang menyebabkan pengidapnya kesulitan membuang air kecil.
Selain kesulitan membuang air kecil, pengidap retensi urine juga kerap merasakan sensasi buang air kecil yang tidak tuntas.
Meskipun dapat dialami siapa saja, tetapi retensi urine lebih banyak dialami oleh pria.
Ada berbagai pemicu yang dapat menyebabkan seseorang mengalami resistensi urine, seperti penyumbatan saluran kemih, gangguan sistem saraf, riwayat operasi, efek samping penggunaan obat, gangguan pada otot kandung kemih, hingga infeksi.
2. Inkontinensia Urine
Kondisi ini terjadi ketika seseorang tidak mampu menahan buang air kecil. Inkontinensia urine sering dialami oleh lansia, khususnya wanita.
Kondisi ini bisa berbahaya dan memicu gangguan kesehatan fisik maupun mental pada pengidapnya.
Penggunaan kateter dinilai efektif untuk pengidap inkontinensia urine ketika semua pengobatan yang dilakukan tidak menunjukkan hasil yang baik.
Ketahui lebih lanjut seputar Inkontinensia Urine – Gejala, Penyebab, dan Pengobatannya berikut ini.
3. Persalinan Caesar
Saat akan menjalani persalinan caesar, pemasangan kateter pada ibu hamil diperlukan untuk membantu mengosongkan kandung kemih saat akan menerima anestesi epidural.
Penggunaan kateter untuk persalinan caesar digunakan secara sementara. Beberapa jam setelah persalinan dilakukan, kateter akan dilepaskan kembali.
Selain caesar, pahami jenis lain Persalinan – Gejala, Metode, dan Faktor Risikonya berikut ini.
4. Tindakan Bedah Area Genital
Beberapa tindakan bedah juga membutuhkan pemasangan kateter untuk mengeringkan kandungan kemih sesaat sebelum tindakan, selama tindakan, hingga setelah tindakan bedah.
Beberapa tindakan bedah yang membutuhkan pemasangan kateter adalah operasi kelenjar prostat dan perbaikan patah tulang pinggul.
5. Bladder Outlet Obstruction
Bladder outlet obstruction adalah penyumbatan pada pangkal kandung kemih. Kondisi ini membuat aliran urine menuju uretra terhambat atau terhenti.
Kondisi ini bisa diatasi sesuai dengan penyebabnya.
Tetapi, pada sebagian besar kasus, penggunaan kateter menjadi salah satu perawatan yang dilakukan oleh pengidap bladder outlet obstruction untuk mengatasi penyumbatan kandung kemih dan melancarkan aliran urine.
Jenis Kateter
Berikut berbagai jenis kateter yang perlu kamu ketahui:
1. Kateter Intermiten
Kateter ini digunakan untuk sementara waktu dan dilepas setelah urine dikosongkan.
Biasanya digunakan pada pasien yang hanya sesekali perlu bantuan untuk buang air kecil.
Kateter intermiten dapat dimasukkan beberapa kali dalam sehari sesuai kebutuhan.
2. Kateter indwelling (kateter foley)
Kateter ini dibiarkan berada di dalam kandung kemih untuk jangka waktu tertentu.
Alat ini dilengkapi dengan balon kecil di ujungnya yang diisi dengan air untuk menjaga agar tetap di tempat. Kateter pun akan terhubung ke kantong urine di luar tubuh.
3. Kateter suprapubik
Kateter ini dipasang melalui lubang kecil di perut langsung ke kandung kemih, bukan melalui uretra.
Biasanya digunakan pada pasien yang memerlukan kateterisasi jangka panjang atau ketika kateter uretra tidak memungkinkan.
4. Kateter kondom
Kateter ini digunakan pada pria dan dipasang seperti kondom. Ini terhubung ke tabung yang membawa urin ke kantong kolektor.
Kateter jenis ini lebih nyaman karena tidak perlu dimasukkan ke dalam tubuh.
Cara Menggunakan Kateter
Berikut cara menggunakan kateter berdasarkan jenisnya:
1. Kateter intermiten
Kateter dimasukkan ke uretra sampai mencapai kandung kemih, lalu urin akan mengalir keluar melalui kateter.
Setelah kandung kemih kosong, kateter dilepas dan dibuang, atau disimpan jika kateter dapat digunakan ulang setelah disterilkan.
2. Kateter indwelling
Kateter ini dipasang melalui uretra atau lubang kecil di perut (suprapubik), kemudian balon di ujung kateter diisi air untuk menahannya di tempat.
Kateter ini dihubungkan ke kantong urin yang perlu dikosongkan secara berkala. Penggunaannya bisa untuk beberapa hari hingga beberapa minggu tergantung kebutuhan medis.
3. Kateter Suprapubik
Setelah dokter membuat sayatan kecil di perut bagian bawah, kateter dimasukkan langsung ke kandung kemih.
Kateter ini dihubungkan ke kantong urin yang diletakkan di luar tubuh, dan bisa digunakan untuk waktu lama dengan perawatan yang baik.
4. Kateter kondom
Setelah kondom kateter dipasang di penis, ujung kateter dihubungkan ke kantong urin.
Penggunaannya lebih nyaman karena kateter tidak masuk ke tubuh. Kantong urin perlu diganti dan dibersihkan secara berkala.
Jika kamu atau kerabat membutuhkan penggunaan kateter dalam jangka waktu yang panjang, sebaiknya ketahui lebih banyak informasi yang dibutuhkan untuk pemasangan maupun perawatan kateter di rumah sebelum keluar rumah sakit.
Hal ini akan membantu kamu untuk mencegah risiko komplikasi akibat penggunaan kateter, seperti infeksi.
Kamu bisa gunakan aplikasi Halodoc dan tanyakan langsung pada dokter seputar informasi perawatan dan gaya hidup yang perlu dilakukan oleh pengguna kateter.
Referensi:
NHS. Diakses pada 2024. Urinary Catheter.
National Institute of Diabetes and Digestive and Kidney Disease. Diakses pada 2024. Treatment of Urinary Retention.
Healthline. Diakses pada 2021. Diakses pada 2024. Urinary Catheter.
Urology Care Foundation. Diakses pada 2024. Urinary Incontinence.
Berlangganan Artikel Halodoc
Topik Terkini
Mulai Rp25 Ribu! Bisa Konsultasi dengan Dokter seputar Kesehatan