5 Gejala Awal saat Bayi Mengalami Hipotermia
Halodoc, Jakarta - Seperti suhu orang dewasa, suhu bayi juga bisa berfluktuasi akibat banyak faktor. Secara umum, suhu anak harus berada di antara 36,5°-37,5° C ketika diukur dengan termometer oral. Jika suhu bayi turun di bawah 36,5° C, mereka dianggap mengidap hipotermia, atau suhu tubuh yang rendah. Suhu tubuh yang rendah pada bayi bisa berbahaya, dan pada kasus yang cukup jarang bisa sebabkan kondisi yang fatal.
Lantas, Apa Gejala saat Bayi Alami Hipotermia?
Selain suhu tubuh yang rendah saat diukur dengan termometer, ada juga beberapa gejala hipotermia lainnya yang akan terjadi pada bayi, misalnya:
- Bayi terlihat lesu.
- Kerap menolak menyusu akibat nafsu makan yang buruk.
- Menangis namun tak bertenaga.
- Kulit pucat dan terasa dingin.
- Bayi kesulitan bernapas.
Jika bayi memiliki gejala tersebut, segera diskusikan dengan dokter di Halodoc untuk mendapatkan penanganan awal. Jika diperlukan, kamu juga bisa segera buat janji dengan dokter untuk membawa bayi ke rumah sakit dan melakukan pemeriksaan. Semuanya bisa kamu lakukan lewat aplikasi Halodoc.
Baca juga: Ini 3 Fase Hipotermia yang Bisa Berakibat Fatal
Lakukan Ini Saat Bayi Alami Hipotermia
Ingat, suhu tubuh yang rendah bisa menyebabkan kondisi yang serius. Ketika suhu bayi turun hanya satu derajat di bawah 36,5° C, maka penggunaan oksigen meningkat 10 persen sebagai upaya untuk menghangatkan tubuhnya kembali. Namun, peningkatan itu bisa memberi tekanan besar pada tubuh bayi.
Seperti yang disebutkan sebelumnya, dalam kondisi yang jarang, hipotermia bisa sebabkan kematian pada bayi. Dikutip dari Healthline, sebuah penelitian yang dilakukan di Nepal menemukan bahwa bayi yang memiliki suhu tubuh di bawah 34,5° C, hampir lima kali lebih mungkin meninggal dalam satu minggu kelahiran daripada mereka yang memiliki suhu lebih tinggi.
Jika kamu menduga bayi memiliki suhu tubuh rendah, hal pertama yang harus kamu lakukan adalah mengukur suhu tubuhnya. Pengukuran melalui rektum mungkin lebih akurat, tetapi jika kamu tidak memiliki termometer rektal, kamu dapat menggunakan termometer aksila. Namun, jangan pernah menggunakan termometer aksila di rektum atau sebaliknya.
Jika bayi alami hipotermia, kamu tidak dapat meningkatkan suhu mereka dengan menambahkan pakaian, menggunakan panas tubuh dengan mendekapnya, atau membedongnya. Kamu harus membawa bayi segera ke rumah sakit. Perawatan dini dapat membantu mengurangi risiko komplikasi serius. Pasalnya, suhu tubuh bayi yang lebih rendah dari 36,5° C meningkatkan beberapa risiko seperti:
- Infeksi.
- Gangguan pernapasan.
- Gangguan pembekuan darah.
- Kematian.
Bayi kehilangan panas lebih cepat daripada orang dewasa. Jika kamu melihat gejala hipotermia terjadi pada bayi, segera berikan pakaian hangat dan berikan cairan hangat dan bawa mereka ke rumah sakit. Selain itu, kamu juga perlu berhati-hati jika bayi lahir lebih awal atau prematur dengan berat badan lahir rendah. Ini karena mereka berisiko lebih tinggi untuk mengalami hipotermia dibandingkan bayi yang lahir cukup bulan.
Baca juga: Ini Pertolongan Pertama untuk Menangani Hipotermia
Penyebab Hipotermia pada Bayi
Berbagai faktor dapat menyebabkan bayi alami hipotermia, beberapa di antaranya adalah:
- Cuaca dingin.
- Terlalu lama berada di air, seperti untuk mandi atau mengajaknya berenang.
- Tidak mengeringkan bayi setelah lahir.
Alasan paling umum untuk suhu tubuh yang rendah adalah bahwa bayi terutama bayi baru lahir tidak dapat mengatur suhu tubuh mereka atau melakukan hal secara mandiri untuk menaikkan suhu tubuh mereka. Oleh karena itu, mungkin disarankan untuk menghangatkan bayi dengan memberinya paparan sinar matahari pagi.
Baca juga: Hindari Hal Ini saat Mengatasi Hipotermia
Kamu juga bisa tanyakan cara-cara sederhana untuk mencegah bayi alami hipotermia dengan dokter di Halodoc. Melalui fitur chat, kamu akan langsung terhubung dengan dokter spesialis anak, kapan dan di mana saja.