5 Gangguan Pencernaan yang Sering Dialami Lansia

Ditinjau oleh  Redaksi Halodoc   09 Mei 2019
5 Gangguan Pencernaan yang Sering Dialami Lansia5 Gangguan Pencernaan yang Sering Dialami Lansia

Halodoc, Jakarta - Mereka yang telah berusia senja umumnya sering mengalami gangguan pencernaan. Bertambahnya usia sering kali diiringi dengan bertambahnya gangguan kesehatan pada tubuh, termasuk gangguan pada sistem pencernaan.

Tidak bisa dimungkiri, ketika usia bertambah, banyak fungsi tubuh yang menurun. Hal itulah yang menyebabkan kerja sistem pencernaan tidak seefisien sebelumnya. Otot-otot pun menjadi lebih kaku, lemah, dan tidak efisien. Sel tubuh pun juga tidak beregenerasi secepat saat di usia muda, sehingga jaringan pada sistem pencernaan menjadi lebih sensitif dan mudah mengalami luka.

Setidaknya inilah gangguan pencernaan yang sering dialami oleh lansia:

  1. Penyakit Divertikular

Hampir setengah dari lansia usia 60 tahun atau lebih tua mengalami divertikulosis. Hal ini terjadi saat kantong kecil pada lapisan usus besar menonjol di sepanjangan dinding usus. Gejala-gejala yang dapat terjadi meliputi kembung, kram, dan sembelit. Walau biasanya tidak menyebabkan masalah yang berarti dan membutuhkan penanganan khusus, gangguan kesehatan ini bisa menyebabkan jaringan parut. Apabila kantung meradang, itu disebabkan divertikulitis yang bisa menyebabkan sakit perut, kram, demam, menggigil, mual, dan muntah. Antibiotik dan obat nyeri bisa mengobati divertikulitis.

Baca juga: 4 Gangguan Pencernaan Saat Hamil dan Cara Mengatasinya

  1. Sembelit

Gangguan sembelit merupakan salah satu gangguan pencernaan yang paling sering terjadi pada lansia. Konstipasi berdampak pada intensitas buang air besar. Gejala-gejalanya termasuk gerakan usus yang lebih lambat dan tinja yang lebih keras. Lansia yang rutin mengonsumsi obat, juga rentan mengalami konstipasi. Obat-obatan untuk menstabilkan tekanan darah dan penghilang rasa sakit, misalnya, diketahui bisa menyebabkan gangguan pencernaan tersebut.

  1. GERD

Gastroesophageal reflux disease (GERD) merupakan gangguan pencernaan yang paling umum dialami oleh lansia. Meski demikian, tidak menutup kemungkinan orang-orang dari segala usia juga dapat mengalaminya. GERD terjadi saat asam lambung naik ke kerongkongan, sehingga menyebabkan mulas.

Tanda dan gejalanya meliputi mulas, rasa asam, atau pahit pada bagian belakang mulut atau tenggorokan, masalah menelan, mual, nyeri dada, dan lainnya. Di samping bertambahnya usia, faktor-faktor risiko yang mengakibatkan GERD termasuk obesitas, diet lemak tinggi, obat-obatan tertentu, stres, merokok, dan konsumsi minum-minuman alkohol.

Baca juga: 4 Tanda Masalah Pencernaan yang Diabaikan

  1. Ulser

Cukup banyak lansia menggunakan obat anti peradangan non-steroid (NSAiD) untuk mengontrol nyeri akibat artritis atau nyeri kronis lainnya. Penggunaan NSAID secara rutin bisa meningkatkan risiko perdarahan perut dan ulser.

  1. Polip

Setelah usia 50 tahun, risiko seseorang mengalami polip (gumpalan kecil dari sel-sel yang terbentuk pada usus besar) akan meningkat. Polip umumnya bersifat jinak atau non-kanker, tetapi bisa juga menjadi kanker. Hingga saat ini, penyebab polip masih belum diketahui pasti. Ada kemungkinan diet dan genetik memengaruhi terbentuknya polip.

Biasanya, polip tidak menimbulkan gejala yang khas. Maka itu, sebaiknya lakukan pemeriksaan kolonoskopi saat berusia di atas 50 tahun. Orang yang memiliki riwayat keluarga dengan kanker usus besar atau faktor risiko lainnya, sebaiknya melakukan pemeriksaan lebih dini.

Baca juga: Tips Menjaga Kesehatan Pencernaan Bayi

Lima gangguan pencernaan di atas sering dialami oleh lansia. Tak heran jika lansia dianjurkan untuk menjaga kesehatan pencernaan dan tubuh secara keseluruhan dengan menggunakan obat yang baik dan benar, tetap aktif, mengonsumsi serat, minum cukup, mengelola berat badan tetap ideal, serta melakukan pemeriksaan kesehatan secara berkala.

Apabila terdapat keluhan pencernaan, segeralah mengomunikasikannya pada dokter melalui aplikasi Halodoc. Diskusi dengan dokter di Halodoc dapat dilakukan via Chat atau Voice/Video Call kapan dan di mana saja. Saran dokter dapat diterima dengan praktis dengan cara download aplikasi Halodoc di Google Play atau App Store sekarang juga.