4 Tes untuk Diagnosis Gangguan Imunodefisiensi

Ditinjau oleh  dr. Verury Verona Handayani   28 November 2019
4 Tes untuk Diagnosis Gangguan Imunodefisiensi4 Tes untuk Diagnosis Gangguan Imunodefisiensi

Halodoc, Jakarta - Pada tubuh setiap orang terdapat sistem imun yang berguna menjadi pertahanan tubuh dari segala sesuatu yang merugikan untuk masuk ke tubuh. Sistem imunitas ini terdiri dari kumpulan jaringan dan protein yang dapat melindungi tubuh dari penyakit.

Walau begitu, bukan tidak mungkin sistem imun pada tubuh kamu mengalami gangguan. Hal tersebut menyebabkan tubuh tidak dapat menangkal penyebab penyakit ketika masuk ke tubuh. Untuk memastikannya, kamu butuh melakukan beberapa tes untuk diagnosis gangguan imunodefisiensi. Berikut bahasan lengkapnya!

Baca juga: Penanganan untuk Gangguan Imunodefisiensi

Beberapa Tes untuk Diagnosis Gangguan Imunodefisiensi

Gangguan imunodefisiensi adalah kelainan yang dapat mencegah tubuh kamu melawan infeksi dan penyakit. Ketika terjadi, kelainan ini dapat membuat virus dan bakteri lebih mudah untuk masuk ke tubuh dan menyebarkan infeksi. Akibatnya, masalah kesehatan menjadi lebih rentan menyerang.

Kelainan pada sistem imun ini terbagi menjadi dua jenis, yaitu bawaan atau didapat. Gangguan imunodefisiensi yang terjadi karena bawaan atau primer disebabkan kelainan sejak lahir. Selain itu, gangguan jenis sekunder atau didapat terjadi karena sumber luar, seperti bahan kimia atau infeksi.

Gangguan imunodefisiensi yang terjadi harus segera diatasi agar tidak menyebabkan banyak jenis penyakit menyerang. Maka dari itu, diagnosis yang cepat sangat memengaruhi kesehatan pengidapnya. Berikut adalah beberapa tes yang dapat dilakukan untuk diagnosis gangguan imunodefisiensi:

  1. Tes Darah

Salah satu tes untuk diagnosis gangguan imunodefisiensi adalah tes darah. Hal ini dapat menentukan kadar protein dalam tubuh dan mengukur kadar sel darah, serta sel sistem kekebalan. Jumlah sel-sel tertentu yang terlihat tidak normal dapat menyebabkan kelainan pada sistem kekebalan.

Pemeriksaan ini juga dapat menentukan jika sistem kekebalan tubuh seseorang dapat merespons dengan normal dan menghasilkan protein yang dibutuhkan untuk membentuk imunitas. Hal tersebut berguna untuk mengidentifikasi dan membunuh bakteri atau virus yang masuk ke tubuh.

Baca juga: Ini yang Dimaksud dengan Gangguan Imunodefisiensi

  1. Pemeriksaan Kehamilan

Pemeriksaan yang dilakukan saat hamil juga dapat menjadi salah satu cara untuk diagnosis gangguan imunodefisiensi. Cara ini dilakukan dengan memeriksa cairan ketuban, darah, hingga sel-sel dari jaringan yang akan berkembang menjadi plasenta. Selain itu, tes DNA juga dapat dilakukan untuk memeriksa kecacatan genetik.

Kamu juga dapat bertanya pada dokter dari Halodoc perihal gangguan imunodefisiensi. Caranya mudah, kamu hanya perlu download aplikasi Halodoc di smartphone yang kamu gunakan! Selain itu, kamu juga dapat melakukan pemesanan online untuk pemeriksaan fisik terhadap gangguan imunodefisiensi di beberapa rumah sakit terpilih.

  1. Pemeriksaan Sel Darah Putih

Pemeriksaan pada sel darah putih di tubuh juga dapat menentukan gangguan imunodefisiensi yang terjadi pada seseorang. Tes ini berguna untuk mengukur jumlah sel darah putih yang tersebar di dalam tubuh. Sel darah tersebut mempunyai patokan persentase masing-masing dan jika jumlahnya tidak normal maka tubuh kamu sedang mengalami gangguan.

Baca juga: Komplikasi yang Terjadi karena Gangguan Imunodefisiensi

  1. Pemeriksaan Sel T

Pemeriksaan terhadap sel T pada tubuh seseorang yang diduga mengidap gangguan imunodefisiensi juga penting dilakukan. Hal ini akan memastikan jumlah sel yang merupakan bagian dari sel darah putih tersebut pada tubuh seseorang. Sel-sel ini berguna untuk melawan penyakit. Maka dari itu, jika terjadi kelainan, maka berhubungan dengan sistem imunitas.

Itulah beberapa pemeriksaan yang dapat dilakukan untuk diagnosis gangguan imunodefisiensi. Hal ini penting dilakukan agar seseorang yang mengidap kelainan ini dapat melakukan pengobatan dini. Karenanya penyakit-penyakit yang tidak diinginkan dapat dicegah untuk menyerang.

Referensi:
Health Line. Diakses pada 2019. Immunodeficiency Disorders
Mayo Clinic. Diakses pada 2019. Primary immunodeficiency