6 Penyebab Perdarahan Berat Usai Melahirkan
“Perdarahan post partum atau pendarahan usai melahirkan menyebabkan 100.000 kematian ibu tiap tahunnya. Perdarahan berat atau postpartum hemorrhage (PPH) bisa dipicu oleh beberapa hal. Contohnya plasenta akreta, terjadi ketika pembuluh darah dan bagian lain dari plasenta tertanam terlalu dalam di dinding rahim.”
Halodoc, Jakarta - Bagi ibu yang sedang mengandung, apakah pernah mendengar perdarahan post partum atau perdarahan setelah melahirkan? Pendarahan usai melahirkan bisa berakibat fatal bagi ibu. Menurut WHO, setidaknya 25 persen kematian ibu terjadi karena pendarahan usai melahirkan atau perdarahan postpartum. Angkanya mencapai 100.000 kematian ibu per tahun.
Hal yang perlu diperhatikan, tiap tubuh ibu punya kemampuan yang berbeda-beda dalam menangani perdarahan. Namun, dalam beberapa kasus, ada sebagian wanita yang bisa mengalami perdarahan berat atau postpartum hemorrhage (PPH), lho.
Hati-hati, perdarahan berat ini bisa berakibat fatal bagi tubuh ibu, bahkan menyebabkan kematian. Lalu, apa penyebab perdarahan berat setelah melahirkan?
Baca juga: Bercak Darah Tanda Kehamilan yang Harus Diketahui
1. Plasenta Akreta
Perdarahan berat pasca melahirkan bisa disebabkan oleh plasenta akreta. Kondisi ini terjadi ketika pembuluh darah dan bagian lain dari plasenta tertanam terlalu dalam di dinding rahim. Plasenta bisa saja menempel sebagian, atau seluruhnya di dinding rahim ketika ibu telah melahirkan bayinya.
Nah, hal ini yang bisa menyebabkan perdarahan berat usai melahirkan. Menurut para ahli, plasenta akreta kemungkinan disebabkan oleh kelainan pada dinding rahim.
2. Retensio Plasenta
Retensio plasenta adalah kondisi di mana tertahannya jaringan plasenta atau janin (retensio plasenta) di dalam rahim. Kondisi yang juga disebut retensio plasenta ini bisa membuat pembuluh darah di rahim belum tertutup dengan benar, sehingga menyebabkan perdarahan berat pada ibu setelah melahirkan.
Masalah medis ini lebih mungkin terjadi ketika wanita melahirkan di usia kehamilan yang sangat dini, seperti kurang dari 24 minggu (kelahiran sangat prematur).
3. Masalah Pembekuan Darah
Gangguan koagulasi atau gangguan pembekuan juga bisa menjadi biang keladi dari perdarahan hebat pasca-lahir. Kondisi ini berhubungan dengan penyakit von Willebrand, atau penyakit bawaan di mana pengidapnya mengalami gangguan dalam proses pembekuan darah.
Selain itu, gangguan koagulasi juga berkaitan dengan hemofilia, dan idiopatik trombositopenia purpura. Idiopatik ini merupakan kelainan autoimun yang berdampak pada trombosit. Pengidapnya akan mudah mengalami memar atau berdarah, yang terjadi secara berlebihan.
Di samping itu, komplikasi kehamilan seperti hipertensi dan preeklampsia gestasional bisa memengaruhi kemampuan darah untuk membeku. Komplikasi ini yang menyebabkan perdarahan berat pasca lahir.
Baca juga: Flek saat Hamil, Berbahaya atau Normal?
4. Atonia Uteri
Pendarahan hebat pasca-lahir juga bisa disebabkan oleh hilangnya tonus otot rahim, sehingga tidak dapat berkontraksi dan menekan pembuluh serta mengurangi aliran darah.
Kondisi ini membuat rahim tidak bisa berkontraksi dengan baik untuk mengeluarkan plasenta. Kata ahli, kondisi ini merupakan penyebab kebanyakan pendarahan hebat setelah melahirkan.
5. Melahirkan di Usia Dini
Mengutip Badan Pengembangan dan Pemberdayaan Sumber Daya Manusia Kesehatan (BPPSDMK) - Kementerian Kesehatan RI, ibu yang melahirkan anak pada usia di bawah 20 tahun atau lebih dari 35 tahun adalah faktor risiko perdarahan postpartum yang mengakibatkan kematian maternal.
Hal ini disebabkan karena pada usia di bawah 20 tahun fungsi reproduksi seorang wanita belum berkembang dengan sempurna. Sementara itu, pada usia di atas 35 tahun fungsi reproduksi seorang ibu sudah mengalami penurunan dibandingkan fungsi reproduksi normal. Alhasil, kemungkinan terjadinya komplikasi post partum terutama perdarahan akan lebih besar.
Baca juga: Kehamilan di Usia Tua Berisiko Alami Perdarahan Postpartum
6. Infeksi Endometrium (lapisan dalam rahim)
Selain lima hal di atas, pendarahan berat usai melahirkan juga bisa dipicu oleh infeksi pada endometrium. Ketika plasenta sudah terlepas dari dinding rahim, lapisan dalam rahim menjadi lebih peka.
Pada kebanyakan kasus, perdarahan akibat infeksi ini terjadi pada persalinan caesar, proses persalinan yang terlalu lama, atau ada bagian plasenta yang tertinggal di dalam rahim.
Mau tahu lebih jauh mengenai pendarahan berat usai melahirkan? Atau memiliki keluhan kesehatan lainnya? Kamu bisa bertanya langsung pada dokter melalui aplikasi Halodoc. Tidak perlu keluar rumah, kamu bisa menghubungi dokter ahli kapan saja dan di mana saja. Praktis, kan?
Referensi:
Baby Center. Diakses pada 2021. Postpartum hemorrhage.
Medscape. Diakses pada 2021. Postpartum Hemorrhage.
Badan Pengembangan dan Pemberdayaan Sumber Daya Manusia Kesehatan (BPPSDMK) - Kementerian Kesehatan RI. Diakses pada 2021. Bahan Ajar Kebidanan - Asuhan Kebidanan Nifas dan Menyusui
Info Sehat FKUI. Diakses pada 2021. Waspada, Perdarahan setelah Persalinan
Berlangganan Artikel Halodoc
Topik Terkini
Mulai Rp50 Ribu! Bisa Konsultasi dengan Ahli seputar Kesehatan