4 Penyakit yang Bisa Menular Lewat Darah
Halodoc, Jakarta – Donor darah menjadi salah satu kegiatan positif yang diminati banyak orang. Tidak hanya bisa membantu nyawa orang lain, nyatanya donor darah juga bisa memberi manfaat untuk kesehatan tubuh secara keseluruhan. Namun hati-hati, aktivitas memberi dan menerima darah ternyata juga bisa meningkatkan risiko hal yang berbahaya.
Ada risiko penularan penyakit melalui darah yang disumbangkan. Sebab, ada jenis-jenis penyakit tertentu yang mungkin terkandung di dalam darah, dan saat darah tersebut masuk ke dalam tubuh orang lain, maka penyakit tersebut juga akan berpindah. Lantas, apa saja jenis penyakit yang bisa menular melalui darah? Simak jawabannya di artikel berikut!
Baca juga: Ingin Jadi Pendonor Darah? Cek Syaratnya Di sini
Penyakit yang Menular Lewat Darah
Rutin melakukan donor darah bisa memberi manfaat menyehatkan untuk tubuh. Namun, tidak semua orang bisa melakukan kegiatan ini. Sebelum memberikan darah pada orang lain, kamu perlu melakukan pemeriksaan kesehatan untuk mengetahui apakah kondisi tubuh siap untuk melakukan donor. Selain itu, pemeriksaan ini juga bertujuan untuk memeriksa kecocokan pendonor dengan penerima donor.
Donor darah hanya boleh dilakukan oleh orang-orang yang dianggap cukup sehat. Ada banyak manfaat yang bisa didapat dari donor darah, terutama manfaat kesehatan. Rutin melakukan donor darah tidak hanya bisa membantu menyelamatkan nyawa orang lain, tetapi juga berperan dalam menjaga kesehatan organ tubuh.
Pemeriksaan yang dilakukan sebelum donor darah bertujuan untuk mengurangi risiko penularan penyakit melalui darah. Pasalnya, ada jenis penyakit tertentu yang bisa menular melalui aliran darah, terutama infeksi. Berikut jenis penyakit yang bisa menular melalui darah, di antaranya:
- Infeksi
Salah satu jenis penyakit yang bisa menular melalui darah adalah infeksi. Maka dari itu, perlu pemeriksaan dan screening terlebih dahulu untuk memastikan darah yang akan didonorkan menjadi aman. Pemeriksaan bertujuan untuk mengecek kemungkinan darah mengandung virus, bakteri, atau parasit yang bisa meningkatkan risiko infeksi.
- HIV
Salah satu jenis infeksi yang berisiko menular melalui darah adalah HIV (human immunodeficiency virus). Penyakit ini terjadi karena infeksi virus yang merusak sistem kekebalan tubuh, dengan menginfeksi dan menghancurkan sel CD4. Meski jarang, kemungkinan penularan HIV melalui transfusi darah bisa terjadi.
- Hepatitis B dan C
Selain HIV, donor darah juga bisa menularkan virus penyebab penyakit hepatitis B dan hepatitis C. Risiko penularan virus hepatitis B dalam donor darah adalah 1 dari 300,000 kasus. Sementara kasus penularan hepatitis C melalui transfusi darah adalah 1 dari 1,5 juta kasus.
- Virus Zika
Donor darah juga bisa meningkatkan risiko penularan virus zika. Screening sebelum pemberian donor darah salah satunya juga untuk menurunkan risiko penularan virus zika. Meski jarang terjadi, kondisi ini sama sekali tidak boleh dianggap sepele, apalagi infeksi virus zika sering kali terjadi tanpa menunjukkan gejala sama sekali.
Selain untuk menurunkan risiko penularan penyakit, pemeriksaan sebelum donor darah juga bertujuan untuk mengetahui kondisi pendonor. Sebab, ada riwayat penyakit tertentu yang bisa membuat seseorang sebaiknya tidak melakukan donor darah. Jika dipaksakan, donor darah hanya akan memberi dampak yang tidak baik bagi tubuh.
Baca juga: Ini 5 Manfaat Donor Darah bagi yang Aktif Bergerak
Punya masalah kesehatan dan butuh saran dokter segera? Pakai aplikasi Halodoc saja. Kamu bisa dengan mudah menghubungi dokter melalui Video/Voice Call dan Chat, kapan dan di mana saja tanpa perlu ke luar rumah. Dapatkan informasi seputar kesehatan dan tips hidup sehat dari dokter terpercaya. Yuk, download Halodoc sekarang di App Store dan Google Play!
Referensi:
Web MD. Diakses pada 2020. Blood Transfusion: What to Know If You Get One.
Mayo Clinic. Diakses pada 2020. Blood transfusion.
Berlangganan Artikel Halodoc
Topik Terkini
Mulai Rp50 Ribu! Bisa Konsultasi dengan Ahli seputar Kesehatan