4 Mitos Lamanya Waktu Tidur yang Perlu Diluruskan

Ditinjau oleh  dr. Fadhli Rizal Makarim   07 Februari 2021
4 Mitos Lamanya Waktu Tidur yang Perlu Diluruskan4 Mitos Lamanya Waktu Tidur yang Perlu Diluruskan

Halodoc, Jakarta - Kamu tentu tahu bahwa tidur adalah salah satu kebutuhan manusia yang sangat penting, bukan? Namun, lamanya waktu tidur manusia normal masih banyak dipertanyakan. Bahkan, cukup banyak mitos yang berkembang tentang hal ini. 

Apakah benar semakin lama tidur maka semakin baik? Yuk ketahui apa saja mitos tentang lamanya waktu tidur manusia normal dan faktanya dalam pembahasan berikut!

Baca juga: Si Kecil Susah Tidur? Waspada Risiko Penyakit Ini

Berbagai Mitos tentang Lamanya Waktu Tidur Manusia Normal

Ada berbagai mitos tentang berapa lamanya waktu tidur manusia yang normal yang ideal. Berikut ini pembahasannya:

1.Setiap Orang Membutuhkan 8 Jam

Seperti banyak aspek biologi manusia, tidak ada pendekatan tidur yang cocok untuk semua orang. Secara umum, penelitian menunjukkan bahwa untuk orang dewasa muda yang sehat perlu sekitar 7-9 jam tidur.

Namun, lamanya waktu tidur yang dibutuhkan setiap hari bisa bervariasi. Bayi baru lahir membutuhkan 14–17 jam, balita membutuhkan 11-14 jam, anak prasekolah membutuhkan 10–13 jam, anak usia sekolah membutuhkan 9–11 jam, remaja membutuhkan 8–10 jam, orang dewasa membutuhkan 7–9 jam, dan orang dewasa yang lebih tua membutuhkan 7–8 jam.

Ada mitos bahwa kamu dapat melatih tubuh agar bisa membutuhkan kurang dari 7-9 jam tidur. Sayangnya, ini hanya mitos. Jarang ada orang yang membutuhkan waktu tidur kurang dari 6 jam, tetapi bisa aktif beraktivitas dengan tubuh bugar. 

Meski beberapa orang mungkin mengaku merasa baik-baik saja dengan waktu tidur yang terbatas, para ilmuwan berpendapat bahwa mereka lebih mungkin terbiasa dengan efek negatif dari kurang tidur.

Namun, ini bukan berarti bahwa tubuh mereka membutuhkan tidur yang lebih sedikit. Cynthia LaJambe, ahli masalah tidur di Pennsylvania Transportation Institute, Wingate, AS, menjelaskan bahwa beberapa orang mengira mereka beradaptasi untuk lebih terjaga, tetapi sebenarnya mereka tidak sebugar itu. Mereka hanya tidak menyadarinya karena penurunan fungsional terjadi secara bertahap.

Namun, perlu dicatat bahwa beberapa kejadian langka pada individu memberikan hasil fungsi tubuh yang baik meski tidur kurang dari 6,5 jam setiap malam. Ada bukti bahwa hal ini mungkin disebabkan oleh mutasi genetik yang langka, jadi mungkin ini bukan sesuatu yang dapat dilatih oleh seseorang untuk dicapai.

2.Tidur Siang Itu Tidak Sehat

Banyak orang menghindari tidur siang untuk memastikan tidur malam yang lebih nyenyak. Namun, jika seseorang melewatkan tidur pada malam-malam sebelumnya, tidur siang taktis dapat membantu “melunasi” sebagian hutang tidur yang masih harus dibayar.

Sekitar 20 menit adalah waktu tidur siang yang baik dan memberikan tubuh cukup waktu untuk mengisi ulang. Orang yang tidur siang lebih lama dari 20 menit bisa berarti mereka tidur nyenyak, tetapi begitu terbangun, mereka akan merasa pusing.

Melalui ulasan di Journal of Sleep Research, peneliti menjelaskan tidur siang pada orang yang tidak kurang tidur dapat menyebabkan perbaikan subjektif dan perilaku, serta perbaikan suasana hati dan tingkat subjektif dari kantuk dan kelelahan. 

Mereka menemukan orang yang tidur siang mengalami peningkatan kinerja dalam tugas, seperti penambahan, penalaran logis, waktu reaksi, dan pengenalan simbol. Namun, tidak semua tidur siang itu sama. Ada banyak variasi, seperti waktu, durasi, dan frekuensi tidur siang. 

Baca juga: Kenali Sleep Hygiene, Tips Membuat Anak Tidur Nyenyak

3.Semakin Banyak Tidur, Semakin Baik

Meski banyak orang berjuang untuk mendapatkan waktu tidur yang mereka butuhkan untuk merasa segar, beberapa orang secara teratur tidur lebih lama dari yang dibutuhkan tubuh. Orang mungkin berpikir ini bisa memberinya semacam kekuatan super.

Namun, para peneliti mengidentifikasi hubungan antara durasi tidur yang lebih lama dan kesehatan yang lebih buruk. Misalnya, sebuah penelitian yang dipublikasikan di Sleep Research Society, yang diikuti 276 orang dewasa selama 6 tahun, menyimpulkan bahwa risiko obesitas meningkat untuk orang yang tidur dengan durasi pendek dan panjang.

Hal itu jika dibandingkan dengan orang yang tidur dengan durasi rata-rata, dengan peningkatan risiko masing-masing 27 dan 21 persen. Penemuan ini bertahan bahkan ketika para ilmuwan mengontrol analisis untuk usia, jenis kelamin, dan indeks massa tubuh dasar. Durasi tidur juga dapat memengaruhi kematian, menurut beberapa peneliti.

Baca juga: Ini Alasan Penting Mengapa Anak Harus Tidur Siang

4.Kurang Tidur Bisa Mematikan

Hingga artikel ini ditulis, belum ada laporan mengenai orang yang meninggal karena kurang tidur. Secara teori, itu mungkin saja, tetapi sejauh ilmuwan dapat memastikan, itu tidak mungkin.

Keyakinan bahwa kurang tidur dapat membunuh mungkin berakar pada sebuah penelitian pada 1980an. Rechtschaffen dan rekannya menemukan jika mereka melarang tikus tidur dengan metode eksperimental tertentu, mereka akan mati setelah 2-3 minggu.

Dalam percobaan mereka, para peneliti menempatkan tikus pada sebuah cakram yang digantung di atas air. Mereka terus menerus mengukur aktivitas otak mereka. Setiap kali hewan itu tertidur, cakramnya secara otomatis akan bergerak, dan tikus harus bertindak untuk menghindari jatuh ke dalam air.

Terlepas dari kematian dalam eksperimen Rechtschaffen, penelitian selanjutnya menunjukkan bahwa ini bukan normal. Tikus yang dilarang tidur dengan metode berbeda tidak akan mati. Selain itu, peneliti lain yang menggunakan metode cakram pada merpati menemukan bahwa cara yang sama tidak berakibat fatal bagi makhluk ini.

Meski kurang tidur mungkin tidak akan membunuh secara langsung, ada baiknya untuk lebih berhati-hati. Sebab, kurang tidur dan terlalu lelah bisa meningkatkan risiko kecelakaan. 

Selain itu, jika secara konsisten mengurangi waktu tidur selama berbulan-bulan atau bertahun-tahun, hal itu meningkatkan risiko berkembangnya beberapa kondisi kesehatan, termasuk penyakit kardiovaskular, hipertensi, obesitas, diabetes tipe 2, dan beberapa jenis kanker.

Itulah penjelasan mengenai berbagai mitos seputar lamanya waktu tidur manusia normal. Jika kamu mengalami keluhan kesehatan karena kurang tidur, gunakan aplikasi Halodoc untuk buat janji dengan dokter di rumah sakit, ya.

Referensi:
National Sleep Foundation. Diakses pada 2021. Myths and Facts About Sleep.
Medical News Today. Diakses pada 2021. Medical Myths: How Much Sleep Do We Need?
Journal Of Sleep Research. Diakses pada 2021. Benefits Of Napping In Healthy Adults: Impact Of Nap Length, Time Of Day, Age, And Experience With Napping.
Sleep Research Society. Diakses pada 2021. The Association Between Sleep Duration And Weight Gain In Adults: A 6-Year Prospective Study From The Quebec Family Study.
Trends In Neurosciences. Diakses pada 2021. Do All Animals Sleep?