Ini 4 Komplikasi yang Disebabkan oleh Sindrom Horner
Halodoc, Jakarta - Sindrom Horner adalah sebuah kondisi langka yang ditandai oleh penyempitan pupil (miosis), terkulainya kelopak mata atas (ptosis), dan tidak keluarnya keringat pada wajah (anhidrosis). Kondisi ini disebabkan oleh kombinasi dari gejala yang timbul karena gangguan jalur saraf dari otak ke wajah dan mata pada salah satu sisi tubuh.
Hal yang menyebabkan sindrom Horner terjadi pada seseorang dapat berbeda-beda. Misalnya seperti mengidap tumor, stroke, cedera, atau penyakit saraf yang memengaruhi saraf pada area yang mengidapnya. Selain itu, sindrom Horner juga dapat disebabkan oleh bawaan sejak lahir dan berhubungan dengan kurangnya pigmentasi iris pada mata. Walau begitu, hal tersebut terbilang jarang terjadi.
Sejauh ini belum ada pengobatan khusus yang dapat dilakukan untuk menyembuhkan sindrom Horner. Namun, pengobatan untuk mengatasi hal yang menjadi penyebabnya dapat mengembalikan fungsi saraf tersebut kembali normal. Sindrom Horner juga dikenal dengan sebutan sindrom Horner-Bernard atau oculosympathetic palsy. Semua orang pada umur dan jenis kelamin apapun dapat mengidap kelainan ini.
Baca Juga: Bayi Baru Lahir Dapat Terserang Sindrom Horner, Benarkah?
Komplikasi Sindrom Horner
Penting untuk diketahui, sindrom Horner juga dapat menyebabkan komplikasi pada pengidapnya. Terdapat beberapa hal serius yang dapat timbul ketika seseorang mengidap sindrom Horner. Apabila komplikasi ini terjadi, segeralah untuk berdiskusi dengan dokter agar mendapat pengobatan segera. Berikut adalah komplikasi yang dapat terjadi:
-
Gangguan pada penglihatan.
-
Otot yang melemah atau kesulitan untuk mengontrol pergerakan otot.
-
Kepala terasa pusing.
-
Sakit leher yang parah, sehingga sulit digerakkan.
Baca Juga: Ketahui Gejala Sindrom Horner yang Terjadi pada Anak
Gejala Sindrom Horner
Untuk mencegah komplikasi tersebut terjadi, kamu harus mengetahui gejala-gejala yang timbul apabila mengidap sindrom Horner. Gejala-gejala yang dapat timbul apabila kamu mengidap sindrom ini adalah:
-
Pupil pada salah satu mata lebih kecil dibanding mata lainnya dan bersifat permanen.
-
Pupil mata tidak membesar ketika berada di ruangan gelap atau lambat untuk membesar, sehingga sulit melihat dalam keadaan gelap.
-
Kelopak mata atas yang terkulai atau ptosis.
-
Kelopak mata bawah mungkin sedikit terangkat.
-
Kekurangan keringat pada satu sisi atau area wajah yang terserang atau anhidrosis.
-
Pada bayi, ia mungkin memiliki iris warna yang lebih terang pada salah satu mata.
Baca Juga: Awas! Sindrom Horner Dapat Memengaruhi Penglihatan
Penyebab Sindrom Horner
Sindrom Horner dapat disebabkan oleh beberapa jenis kerusakan saraf yang berfungsi untuk mengontrol mata, detak jantung, keringat, hingga tekanan darah. Beberapa hal yang dapat memengaruhi aliran sinyal saraf pada seseorang adalah:
-
Mengidap kanker.
-
Mengidap kista atau tumor.
-
Kerusakan pada pembuluh darah utama ke jantung (aorta) atau tabung tipis di sekitar saraf (myelin).
-
Infeksi pada pangkal tengkorak.
-
Cedera pada arteri karotid atau vena jugularis yang mengalirkan darah melalui leher.
-
Migrain.
-
Stroke.
-
Akibat operasi.
Selain itu, cedera leher atau bayi saat bayi dilahirkan juga dapat menyebabkan sindrom Horner pada bayi, walaupun terbilang jarang. Bayi yang lahir dengan kerusakan aorta juga dapat mengidap kelainan ini. Di samping itu, seorang anak yang mengidap neuroblastoma juga dapat menyebabkan beberapa anak mengidap sindrom Horner. Disebutkan, hanya 5 persen dari bayi yang lahir mengidap kelainan tersebut dan belum diketahui sebabnya.
Itulah beberapa komplikasi yang disebabkan oleh sindrom Horner. Apabila kamu mempunyai pertanyaan perihal sindrom ini, dokter dari Halodoc siap membantu. Caranya yaitu dengan download aplikasi Halodoc di smartphone kamu!