4 Hal yang Perlu Diketahui Mengenai Tes Anti-Rubella IgM
“Guna mengetahui tingkat antibodi terhadap virus rubella yang dapat mengindikasikan infeksi yang terjadi, dokter akan melakukan tes anti-rubella IgM. Ibu hamil menjadi salah satu orang yang sebaiknya melakukan pemeriksaan ini.”
Halodoc, Jakarta – Tes anti-rubella IgM menjadi prosedur pemeriksaan pertama yang dokter rekomendasikan guna mendapatkan diagnosis yang lebih akurat akan penyakit rubella.
Seseorang yang baru saja terinfeksi virus rubella akan membentuk antibodi IgM terhadap virus tersebut. Tubuh sering kali akan membentuk antibodi IgM empat hari setelah muncul gejala.
Sementara itu, tingkat antibodi IgM sendiri tetap dapat terdeteksi setidaknya sekitar 6 sampai 8 minggu, atau bahkan lebih, setelah infeksi terjadi. Rubella sendiri adalah masalah kesehatan yang terjadi karena virus.
Penyakit ini sangat menular dan harus segera mendapatkan penanganan. Oleh karena itu, dokter kerap merekomendasikan tes anti-rubella IgM, terutama untuk kelompok orang tertentu.
Fakta Seputar Tes Anti-Rubella IgM
Virus penyebab rubella bisa dengan mudah menyebar, umumnya penyebaran terjadi melalui saluran napas. Sudah pasti, pemeriksaan anti-rubella IgM sangat penting untuk mengetahui tingkat antibodi seseorang terhadap virus tersebut. Berikut fakta menarik yang perlu kamu tahu tentang pemeriksaan medis ini.
1. Tes anti-rubella IgM mendeteksi keberadaan dan jumlah IgM
Ketika memasuki tubuh, virus rubella bisa mengakibatkan infeksi ringan dengan gejala demam dan munculnya ruam selama sekitar tiga hari. Pemeriksaan medis ini bertujuan untuk mengetahui kadar antibodi sekaligus mendeteksi ada atau tidaknya antibodi tersebut, terlebih IgM.
Tubuh sendiri memproduksi IgM sebagai bentuk respons terhadap infeksi maupun imunisasi. Apabila kadar IgM dalam darah mengalami peningkatan, maka perlu mendapatkan penanganan medis sesegera mungkin.
2. Ibu hamil sebaiknya melakukan pemeriksaan medis ini
Dokter biasanya akan menganjurkan ibu hamil untuk melakukan tes anti-rubella IgM. Selain itu, orang-orang yang menunjukkan gejala rubella juga sebaiknya melakukan pemeriksaan medis ini.
Tak hanya orang dewasa, bayi yang baru lahir juga perlu melakukan pemeriksaan anti-rubella IgM. Tak ketinggalan, orang-orang yang berencana mendapatkan kehamilan untuk mengetahui apakah ada risiko untuk mengalami infeksi akibat virus rubella.
3. Prosedur yang singkat
Dokter atau petugas medis akan melakukan tes anti-rubella IgM dengan memakai jarum untuk mengambil sampel darah dari pembuluh darah pada lengan. Efek samping dari prosedur ini terbilang ringan, biasanya rasa nyeri dan memar serta sedikit perdarahan pada area bekas tusukan.
Selanjutnya, petugas akan mengirimkan sampel darah ke laboratorium untuk mendapatkan pemeriksaan lanjutan, apakah darah tersebut mempunyai antibodi terhadap virus rubella. Pemeriksaan ini bisa kamu lakukan pada laboratorium terdekat.
Tanyakan terlebih dahulu pada dokter dari Halodoc seputar pemeriksaan ini jika memang diperlukan, Ini Dokter yang Bisa Bantu Pengobatan Rubella.
4. Hasil tes anti-rubella IgM
Hasil tes anti-rubella IgM bisa menunjukkan angka positif atau negatif. Nilainya bisa berbeda bergantung pada lokasi kamu melakukan prosedur pemeriksaan. Biasanya, apabila titer menunjukkan kurang dari 10, maka hasil pemeriksaan adalah negatif.
Sebaliknya, apabila titer menunjukkan angka lebih dari 15, maka hasil pemeriksaan adalah positif. Apabila ada antibodi IgM, berarti kamu sedang mengidap penyakit rubella. Sementara itu, keberadaan dari antibodi IgG menunjukkan bahwa kamu pernah mengalami infeksi rubella atau sudah mendapat vaksin.
Itu tadi beberapa hal yang perlu kamu ketahui mengenai tes anti-rubella IgM. Jadi, pastikan kamu mendapatkan tes ini jika sedang hamil atau berencana hamil dalam waktu dekat.