4 Faktor yang Memicu Pengidap Epilepsi Mengalami Kejang
Halodoc, Jakarta – Kebanyakan orang yang mengidap penyakit epilepsi atau ayan biasanya akan mengalami kejang secara berulang. Pengidap bisa saja mengalami kejang sebanyak lebih dari satu kali dalam sehari. Tingkat keparahan kejang pada tiap pengidap epilepsi juga berbeda-beda. Ada yang hanya berlangsung selama beberapa detik saja, namun ada juga yang kejang-kejang hingga beberapa menit. Masalahnya, gejala utama yang ditimbulkan penyakit epilepsi ini bisa muncul di waktu yang tidak tepat. Karena itu, penting sekali bagi pengidap untuk mengetahui faktor apa saja yang dapat memicu kejang agar bisa mencegahnya terjadi di saat yang tidak diinginkan.
Pada sebagian kecil kasus, epilepsi disebabkan oleh kerusakan atau perubahan di dalam otak. Jadi, di dalam otak manusia terdapat neuron atau sel-sel saraf yang merupakan bagian dari sistem saraf. Tiap sel saraf ini saling berkomunikasi dengan menggunakan impuls listrik. Namun, pada pengidap epilepsi, impuls listrik dihasilkan secara berlebihan sehingga menyebabkan munculnya gerakan tubuh yang tidak terkendali alias kejang-kejang.
Baca juga: Penyebab Epilepsi dan Cara Mengatasinya
Jenis-jenis Kejang
Kejang memang merupakan gejala utama dari epilepsi atau ayan. Namun, tiap pengidap bisa mengalami karakteristik kejang yang berbeda-beda tergantung pada bagian otak yang terganggu pertama kali dan seberapa parah gangguan tersebut terjadi. Ada dua jenis kejang yang bisa ditimbulkan epilepsi:
- Kejang Parsial
Kejang parsial atau fokal terjadi bila otak yang mengalami gangguan hanya sebagian saja. Kejang parsial dibagi lagi menjadi dua jenis, yaitu kejang parsial simpel dan kejang parsial kompleks.
Kejang parsial simpel tidak sampai membuat pengidapnya hilang kesadaran, melainkan hanya menyebabkan beberapa anggota tubuhnya menyentak, disertai dengan sensasi kesemutan, pusing, dan seperti melihat kilatan cahaya.
Sedangkan kejang parsial kompleks bisa membuat pengidapnya setengah sadar selama beberapa saat. Ciri-cirinya adalah pandangannya menjadi kosong, tiba-tiba menggosok-gosokkan tangan, dan lain-lain.
- Kejang Umum
Gangguan pada seluruh bagian otak menyebabkan pengidap epilepsi mengalami kejang menyeluruh atau kejang umum. Gejala-gejalanya antara lain:
- Mata terbuka saat kejang.
- Tubuh tiba-tiba menjadi kaku selama beberapa detik diikuti dengan sensasi kedutan.
- Atau otot tubuh tiba-tiba menjadi rileks sehingga menyebabkan pengidap jatuh.
- Kejang-kejang sambil berteriak-teriak.
- Mengompol.
Baca juga: Bukan Epilepsi, Kejang Bisa Berarti Meningitis Bakterialis
Faktor Pemicu Kejang Epilepsi
Berikut beberapa hal yang memengaruhi kambuhnya kejang-kejang pada pengidap epilepsi:
1. Menurunnya Kadar Gula Darah
Menurut Dr. Vikram Rao, seorang profesor neurologi di University of California, otak mengonsumsi asupan gula paling banyak dari semua organ tubuh. Sehingga, ketika kadar gula darah menurun, otak akan mengalami masalah. Itulah mengapa pengidap epilepsi rentan mengalami kejang-kejang saat gula darah dalam tubuh sedang rendah.
2. Minum Alkohol
Zat yang terkandung dalam minuman beralkohol seperti bir, wine, dan lain-lain dapat memengaruhi cara kerja otak. Jadi, pengidap epilepsi sebaiknya tidak mengonsumsi minuman beralkohol secara berlebihan, karena dapat mengganggu aktivitas elektrik di dalam otak sehingga memicu kejang.
3. Panas-panasan di Bawah Matahari
Selain itu, panas sinar matahari juga bisa memicu kejang epilepsi. Tubuh yang berada di bawah panas dalam waktu lama akan kesulitan mendinginkan dirinya sendiri. Hal ini juga akan berdampak pada otak dan membuat otak tidak bisa berfungsi dengan baik. Akibatnya, pengidap epilepsi bisa mengalami kejang-kejang.
4. Obat-obatan Tertentu
Pengidap epilepsi juga dianjurkan untuk tidak sembarangan mengonsumsi obat-obatan tertentu, karena obat seperti antidepresan memiliki efek samping berupa kejang. Selain itu, obat antibiotik juga dipercaya dapat meningkatkan risiko kejang.
Kalau kalau kamu ingin tahu lebih lanjut tentang cara mengatasi atau mencegah kambuhnya kejang akibat epilepsi, tanyakan saja langsung dengan menggunakan aplikasi Halodoc. Kamu bisa menghubungi dokter untuk minta saran kesehatan melalui Video/Voice Call dan Chat kapan saja dan di mana saja. Yuk, download Halodoc sekarang juga di App Store dan Google Play.
Berlangganan Artikel Halodoc
Topik Terkini
Mulai Rp50 Ribu! Bisa Konsultasi dengan Ahli seputar Kesehatan