4 Fakta Melukis Bisa Untuk Terapi Stres
Halodoc, Jakarta – Menurut penelitian yang dipublikasikan oleh Journal of The American Art Therapy Association dikatakan melakukan aktivitas kreatif selama 45 menit dapat mengurangi stres. Hal ini terkait dengan pengurangan kadar kortisol ketika seseorang berkegiatan seni.
Salah satu manfaat dari terapi seni adalah kemampuannya untuk menenangkan sistem saraf, ketika seseorang fokus membuat sesuatu. Pikiran akan bergeser dari kegalauan ke perenungan dalam membuat karya. Selengkapnya mengenai fakta seni termasuk melukis bisa untuk terapi stres ada di bawah!
Bentuk Mengekspresikan Diri
Menurut Doreen Meister, MA, MFT, seorang psikoterapis seni ekspresif dan mindfulness di Oakland, California, terapi seni apapun dapat memungkinkan seseorang untuk mengekspresikan diri secara nonverbal yang membantu mendapatkan perspektif berbeda mengenai suatu masalah. Berikut ini manfaat yang bisa diberikan melukis sebagai terapi stres:
Baca juga: Tiru Metode Niksen Cara Santai Usir Stres dengan Rebahan
- Mengekspresikan Diri
Ketika kamu melukis, itu akan membantu mengekspresikan diri, sehingga mengurangi kecemasan. Tubuh akan menjadi lebih rileks karena kecemasan berpindah dari pikiran ke kertas di mana kamu menuangkan emosimu.
- Menenangkan Emosi
Melukis juga bisa menjadi latihan untuk menenangkan rasa takut dan kewaspadaan. Melukis dapat membuat kamu menyadari perasaan sendiri tanpa perlu menjadi resah karena emosi stres itu sendiri.
Bahkan, ketika kamu melihat kembali hasil lukisan tersebut di masa yang akan datang, ini akan membantu kamu memahami apa yang kamu rasakan di momen saat melukis dan menyelesaikan masalah yang lain ke depannya.
- Membuat Kita Memahami Apa Pemicu Stres
Melukis bisa membuat kamu membedah perasaan dan emosi sendiri, sehingga belajar memahami apa yang membuat kamu stres. Penting untuk seseorang mengetahui apa yang memicu dirinya stres untuk mencegah hal yang sama terjadi kedepannya.
- Bentuk Perawatan Diri
Melukis ataupun terapi seni lainnya adalah bentuk lain dari perawatan diri. Kadang-kadang, dengan semua tanggung jawab dalam kehidupan, kamu bisa lupa kalau kamu layak untuk rehat dan merawat diri. Mengambil waktu untuk mencurahkan segenap emosi melalui hobi seni dapat membuat kamu lebih menghargai diri.
Baca juga: 4 Cara Menjaga Kesehatan Mental Meski Sedang Stres
Jika kamu merasa tidak bisa mengendalikan stresmu dan butuh saran ahli, tanyakan di Halodoc. Dokter ataupun psikolog yang ahli di bidangnya akan berusaha memberikan solusi terbaik untukmu. Caranya, cukup download aplikasi Halodoc lewat Google Play atau App Store. Melalui fitur Contact Doctor kamu bisa memilih mengobrol lewat Video/Voice Call atau Chat kapan dan di mana saja.
Bagaimana Memulai Seni sebagai Terapi Stres?
Gambarlah apa yang kamu rasakan. Ibaratnya kamu sedang menuangkan perasaan stresmu yang tidak bisa diungkapkan dengan kata-kata. Selain menggambarkan apa yang dirasakan, kamu juga bisa menuliskan ataupun melukiskan apa yang dimimpikan. Jadi, begitu bangun pagi, ceritakan mimpimu semalam.
Kalau kamu kehilangan kata-kata, kamu bisa menggambarnya. Lakukan ini setiap pagi dan simpan. Ini bisa membantu mengurangi beban pikiran dan memulai hari yang baru dengan ringan. Dan malam sebelum tidur, kamu bisa membuka kembali untuk sekadar mengingat bagaimana perasaanmu sepanjang hari. Apakah lebih baik atau tidak?
Selain mencatat mimpi-mimpi, kamu bisa menuliskan rasa syukur untuk kejadian-kejadian yang patut disyukuri sepanjang hari ini. Gambarlah wajah orang-orang yang kamu sayangi, tempat-tempat yang memberikanmu rasa tenang. Sejatinya, ini akan membantu kamu melewati hari dengan lebih lapang dan penuh ucapan syukur.
Baca juga: Musik Bisa Meredakan Gangguan Kecemasan, Benarkah?
Referensi:
Huffpost. Diakses pada 2019. Study Says Making Art Reduces Stress, Even If You Kind Of Suck At It
Journal of The American Art Therapy Association. Diakses pada 2019. Reduction of Cortisol Levels and Participants' Responses Following Art Making
PsychCentral. Diakses pada 2019. 3 Art Therapy Techniques to Deal with Anxiety
Very Well Mind. Diakses pada 2019. How to Relieve Stress With Art Therapy