4 Cara Sederhana untuk Mencegah Keputihan

Ditinjau oleh  dr. Rizal Fadli   08 Juli 2021
4 Cara Sederhana untuk Mencegah Keputihan4 Cara Sederhana untuk Mencegah Keputihan

Halodoc, Jakarta - Keputihan sebenarnya merupakan hal yang normal, tetapi perlu diwaspadai jika terjadi secara berlebihan dan terus-menerus. Kondisi ini bisa menjadi tanda penyakit yang serius jika dibarengi dengan gejala-gejala tertentu, dan saat itu terjadi, penanganan harus segera dilakukan dengan tepat. Namun tentu saja, cara terbaik untuk menghindari dampak buruk dari keputihan berlebih adalah dengan mencegah kondisi ini terjadi. 

Normalnya, keputihan terjadi tanpa dibarengi dengan keluhan atau gejala-gejala yang mengganggu serta hanya terjadi sementara. Keputihan alias vaginal discharge merupakan cairan atau lendir yang keluar dari organ intim wanita. Keluarnya cairan ini sebenarnya terjadi karena proses pembersihan alami yang terjadi pada vagina. Biar lebih jelas, cari tahu lebih lanjut seputar keputihan berlebih dan bagaimana cara mencegahnya! 

Baca juga: Berikut Jenis Keputihan Berdasarkan Warna

Cara Mencegah Keputihan Berlebih 

Keputihan menyebabkan keluarnya lendir dari organ intim wanita. Lendir yang keluar bertugas membawa sel-sel mati dan kuman dari dalam tubuh. Proses ini merupakan cara pembersihan vagina, perlu diketahui organ intim wanita ini memiliki kemampuan untuk membersihkan dirinya sendiri. Keputihan yang membawa keluar kuman dan sel mati juga bertujuan untuk melindungi vagina dari iritasi atau risiko infeksi. 

Salah satu langkah sederhana dan paling ampuh untuk mencegah keputihan tidak normal adalah dengan selalu menjaga kebersihan area kewanitaan. Hal ini juga penting dilakukan untuk menghindari terjadinya infeksi. Berikut ini beberapa cara yang bisa dilakukan untuk mencegah terjadinya keputihan tidak normal: 

1. Menjaga Kebersihan 

Menjaga kebersihan area vagina bisa menjadi cara untuk mencegah keputihan. Biasakanlah untuk selalu membersihkan Miss V dengan menggunakan air bersih setelah buang air kecil atau besar. Pastikan juga untuk selalu mengeringkan Miss V setelah dibersihkan. Jika dibutuhkan, gunakan sabun yang bersifat lembut dan aman untuk kulit vagina. Kebersihan vagina harus lebih dijaga saat tengah menstruasi. 

2. Jangan Disemprot 

Hati-hati dengan kebiasaan membersihkan Miss. V dengan menggunakan semprotan air. Sebab, hal ini ternyata bisa menghilangkan bakteri baik yang melindungi vagina. Alhasil, keseimbangan bakteri di Miss V menjadi tidak seimbang dan berisiko menyebabkan keputihan. 

3. Pakaian Dalam yang Tepat 

Pemilihan pakaian dalam juga disebut bisa meningkatkan risiko keputihan. Untuk menghindari kondisi ini, selalu gunakan celana dalam yang terbuat dari katun agar kelembapan area tersebut terjaga. Hindari menggunakan pakaian dalam yang terlalu ketat. 

4. Seks Sehat

Keputihan juga bisa dipicu oleh perilaku seks yang tidak sehat. Hindari berganti pasangan dan selalu gunakan kondom agar terhindar dari risiko infeksi menular seksual.

Baca juga: Ketahui 6 Tanda Keputihan Abnormal

Meski sebenarnya normal, keputihan sebaiknya tidak diabaikan begitu saja terutama jika dibarengi dengan gejala-gejala tertentu. Waspadai keputihan yang mengeluarkan bau tidak sedap dan memiliki warna gelap atau kehijauan. Keputihan yang normal mengeluarkan lendir yang tidak berwarna atau bening. Selain itu, waspadai juga keputihan yang disertai dengan rasa gatal serta nyeri pada vagina, sebab bisa jadi itu merupakan gejala penyakit menular seksual. 

Dalam kondisi normal, keputihan memiliki ciri berupa warna yang bening atau sedikit keruh, encer atau sedikit kental, tidak mengeluarkan bau, dan tidak terlalu banyak keluar. Namun, ada kondisi tertentu yang bisa menyebabkan kondisi keputihan sedikit berubah. Gejala keputihan normal mungkin akan sedikit berbeda pada masa ovulasi, semasa hamil, saat gairah seksual muncul, menjelang menstruasi, atau ketika menggunakan alat kontrasepsi.

Baca juga: Kebiasaan Baik untuk Mencegah Keputihan

Jika kamu mengalami ciri keputihan yang tidak normal seperti yang telah disebutkan, silahkan diskusikan gangguan kesehatan yang dialami dengan dokter di aplikasi Halodoc untuk mendapat penanganan lebih lanjut.


Referensi:
Mayo Clinic. Diakses pada 2021. Vaginal Discharge. 
Healthline. Diakses pada 20221. What Causes Vaginal Discharge? 
Healthline. Diakses pada 2021. Guide to Vaginal Discharge: What’s Normal and When Should You Call Your Doctor?