Gangguan Pernapasan, Ini 3 Tes untuk Diagnosis Emfisema

Ditinjau oleh  Redaksi Halodoc   24 Februari 2019
Gangguan Pernapasan, Ini 3 Tes untuk Diagnosis EmfisemaGangguan Pernapasan, Ini 3 Tes untuk Diagnosis Emfisema

Halodoc, Jakarta - Emfisema merupakan rusaknya kantong paru-paru atau alveoli, sehingga menyebabkan terjadinya sesak napas. Seiring waktu, bagian dalam kantong udara melemah dan pecah, menciptakan ruang udara yang lebih besar. Kondisi ini akan mengurangi area permukaan pada paru-paru sekaligus jumlah oksigen yang mencapai aliran darah.

Ketika menghembuskan napas, alveoli yang mengalami kerusakan tidak bekerja dengan baik dan udara lama akan terperangkap, tidak menyisakan ruang bagi udara baru dan bersih untuk masuk. Sebagian besar pengidap emfisema juga mengalami bronkitis kronis, peradangan pada tabung yang membawa udara ke paru-paru (tabung bronkial), sehingga terjadi batuk terus-menerus.

Emfisema dan bronkitis kronis merupakan dua kondisi yang memicu terjadinya penyakit paru obstruktif kronis (PPOK). Merokok adalah penyebab utamanya. Pengobatan bisa memperlambat perkembangan PPOK, tetapi tidak akan memperbaiki kerusakan yang telah terjadi.

Baca juga: Pilihan Olahraga Terbaik untuk Pengidap Emfisema

Emfisema secara umum memang memengaruhi paru-paru, tetapi gangguan kesehatan ini bisa terjadi pada sistem organ lainnya, termasuk jantung, otot, dan sistem peredaran darah seiring dengan berkembangnya penyakit ini. Bergantung pada stadiumnya, emfisema ditandai gejala napas pendek (dispnea), batuk berkepanjangan, dahak, sakit dada, dan infeksi saluran pernapasan, seperti misalnya pneumonia.

Gangguan kesehatan ini juga bisa terjadi karena sianosis atau jari dan bibir berubah kebiruan karena rendahnya kandungan oksigen dalam darah. Selain pernapasan, PPOK juga dapat memicu terjadinya intoleransi dan atrofi otot. Kombinasi penurunan aktivitas olahraga dan stres pernapasan kronis mendorong hilangnya kemampuan otot, terutama pada otot inti.

Emfisema ditandai dengan eksaserbasi PPOK, yang dipicu oleh infeksi atau paparan polusi udara, asap kayu, atau parfum. Orang-orang dengan gangguan pernapasan ini berisiko tinggi terserang kanker paru.

Baca juga: Kenali Perbedaan Bronkitis Kronis dan Emfisema

Diagnosis Emfisema

Cara untuk bisa mengetahui apakah seseorang mengalami emfisema, dokter menanyakan riwayat kesehatan, dan melakukan berbagai pemeriksaan. Berikut tes kesehatan yang dilakukan untuk diagnosis emfisema:

  • Tes Pencitraan

Rontgen dada dapat membantu mendukung diagnosis emfisema lanjut dan mengetahui penyebab lain dari sesak napas. Namun, tes ini dapat menunjukkan hasil normal bahkan jika sebenarnya seseorang mengidap emfisema. Tes lainnya adalah CT Scan.

  • Tes Darah

Tes darah dapat dilakukan untuk mengetahui seberapa baik paru-paru seorang pengidap emfisema mampu bekerja dalam transfer oksigen ke tubuh dan menghilangkan gas karbon dioksida dari aliran darah.

  • Tes Fungsi Paru-Paru

Tes diagnosis emfisema selanjutnya adalah tes fungsi paru-paru. Pemeriksaan non-invasif ini mengukur seberapa banyak udara yang bisa ditampung paru-paru dan seberapa baik udara mengalir masuk dan keluar dari paru-paru. Tes ini juga mengukur seberapa baik paru-paru mengirimkan oksigen ke aliran darah.

Baca juga: Sering Merokok, Hati-Hati Emfisema

Demikian tadi beberapa tes kesehatan yang mungkin dilakukan untuk membantu diagnosis emfisema. Supaya paru-paru tetap sehat, kamu perlu berhenti merokok. Tanyakan gejala dari gangguan kesehatan ini pada dokter langsung melalui aplikasi Halodoc. Aplikasi ini bisa kamu download langsung pada ponsel melalui App Store maupun Play Store. Tidak hanya bisa tanya dokter, kamu juga bisa menggunakan aplikasi Halodoc untuk beli obat, vitamin, dan melakukan cek lab rutin.