3 Perawatan Tubuh yang Bisa Dilakukan Usai Melahirkan
Halodoc, Jakarta - Saat hamil, banyak perubahan pada tubuh yang dapat terjadi. Beberapa bagian tubuh akan terlihat lebih besar dibandingkan sebelum hamil. Bahkan, hal tersebut dapat terbawa hingga ibu melahirkan nantinya. Beberapa wanita merasa jengkel terhadap tubuh yang terlihat membengkak karena ingin kembali seperti semula.
Maka dari itu, setiap ibu harus melakukan perawatan tubuh setelah melahirkan. Dengan melakukan beberapa kegiatan ini, diharapkan bentuk tubuh dapat kembali seperti sebelum hamil. Karena itu, tubuh kembali terasa enteng yang membuat aktivitas sehari-hari dapat dilakukan dengan lebih lincah. Berikut beberapa perawatan yang dapat dilakukan!
Baca juga: Yang Perlu Diperhatikan Setelah Melahirkan Normal
Perawatan Tubuh yang Dilakukan Setelah Melahirkan
Periode nifas adalah momen setelah melahirkan dan berakhir ketika tubuh ibu yang baru melahirkan kembali ke kondisi sebelum hamil. Biasanya, periode ini terjadi dalam waktu 6 hingga 8 minggu. Hal ini dapat memengaruhi banyak faktor pada tubuh, termasuk juga perubahan pada fisik ataupun emosional.
Saat berhubungan dengan fisik, setiap ibu harus tahu cara untuk melakukan perawatan tubuh yang dilakukan setelah melahirkan. Momen tersebut juga membuat ibu harus melakukan perawatan pada diri sendiri untuk membangun kembali kekuatan tubuh. Dengan begitu, bentuk dan bobot tubuh yang ingin dikembalikan seperti saat sebelum melahirkan dapat tercapai.
Maka dari itu, ibu harus tahu beberapa cara perawatan tubuh setelah melahirkan yang efektif. Berikut ini beberapa caranya:
1. Memperhatikan Asupan Nutrisi
Salah satu cara yang dapat dilakukan sebagai perawatan tubuh setelah melahirkan adalah dengan memperhatikan asupan nutrisi. Cara paling umum yang dilakukan adalah dengan menerapkan pola diet sehat agar dapat mengembalikan berat badan seperti semula. Hal tersebut karena memang banyak perubahan yang terjadi saat hamil dan melahirkan. Dengan mengonsumsi makanan yang sehat dan seimbang, ibu dapat tetap menjaga si Kecil tetap sehat dan tubuh tetap aktif.
Kebanyakan ahli medis menyarankan agar makan ketika merasa lapar. Mungkin karena banyaknya kegiatan sehingga lupa untuk makan. Maka dari itu, sangat penting untuk selalu merencanakan waktu dan porsi makan yang tetap sehat. Pastikan makanan yang dikonsumsi terdiri dari biji-bijian, sayur-mayur, buah-buahan, dan protein. Dengan begitu, asupan ASI yang diberikan kepada anak tetap terjaga.
Baca juga: Berhubungan Intim setelah Melahirkan, Perhatikan Ini
2. Beristirahat
Bayi yang baru lahir belum mengerti siang dan malam sehingga jam aktifnya dapat terbalik. Maka dari itu, ibu harus benar-benar menyesuaikan jam tidur sementara dengan bayi atau beristirahat beberapa kali saat si Kecil beristirahat. Jangan sampai ibu merasa stres akan hal tersebut yang dapat menimbulkan dampak buruk bagi tubuh. Jika perasaan stres timbul, perawatan tubuh yang dilakukan setelah melahirkan dapat gagal.
Jika ibu masih memiliki kebingungan terkait perawatan tubuh yang dilakukan setelah melahirkan, jangan sungkan untuk bertanya langsung pada dokter dari Halodoc. Caranya mudah sekali, cukup dengan download aplikasi Halodoc dan dapatkan kemudahan akses kesehatan tanpa perlu ke luar rumah!
3. Berolahraga
Perawatan tubuh lainnya yang dapat dilakukan setelah melahirkan adalah dengan rutin berolahraga. Meski ibu ingin segera menurunkan bobot tubuh tersebut, dokter yang akan memberitahu waktu yang tepat agar tubuh sudah siap untuk berolahraga. Selain itu, awalnya aktivitas yang dapat dilakukan tidak boleh berat, mungkin hanya sekedar berjalan di sekitar rumah. Seiring waktu, ibu dapat melakukan olahraga yang lebih intens sehingga tubuh dapat kembali seperti sebelum hamil.
Baca juga: Ingin Diet setelah Melahirkan, Ini Waktu Terbaik
Itulah beberapa perawatan tubuh yang dapat dilakukan setelah melahirkan. Sebaiknya ibu tidak usah terlalu terburu-buru untuk menurunkan berat badan, karena mungkin saja hal tersebut dapat kembali sejalan dengan waktu. Penumpukan lemak di tubuh dapat menurun saat ibu memberikan ASI pada anak yang memang membutuhkan energi lebih.