3 Penanganan Limfedema yang Perlu Diketahui

Ditinjau oleh  Redaksi Halodoc   18 Juli 2019
3 Penanganan Limfedema yang Perlu Diketahui3 Penanganan Limfedema yang Perlu Diketahui

Halodoc, Jakarta – Wanita memang lebih rentan mengalami pembengkakan, terutama wanita hamil. Pembengkakan yang terjadi selama masa kehamilan disebabkan karena adanya cairan berlebih di dalam tubuh dan tekanan dari rahim. Namun, ada lagi kondisi pembengkakan yang perlu diwaspadai oleh setiap wanita, meskipun tidak sedang hamil, yaitu limfedema. 

Pembengkakan ini biasanya terjadi pada lengan atau tungkai yang disebabkan karena adanya gangguan pada sistem limfatik, sehingga mengakibatkan penumpukan cairan. Limfedema lebih sering terjadi pada wanita yang sedang menjalani perawatan kanker. Daripada merasa khawatir, lebih baik yuk cari tahu penanganan limfedema di sini.

Limfedema terjadi karena sistem limfatik yang merupakan bagian dari sistem imun tubuh, tidak berfungsi dengan baik. Sistem limfatik adalah sekumpulan jaringan yang berfungsi mengalirkan cairan limfe yang kaya akan protein, termasuk membawa bakteri, virus dan zat berbahaya lainnya ke kelenjar limfe atau kelenjar getah bening. 

Zat berbahaya tersebut akan dilawan oleh sel limfosit atau sel darah putih, dan kemudian dikeluarkan dari tubuh. Namun, pada kasus limfedema, kelenjar getah bening terhambat dan tidak mampu memisahkan dan membuang zat-zat berbahaya dari tubuh, yang menyebabkan seluruh zat tersebut menumpuk pada bagian lengan atau kaki, sehingga terjadi pembengkakan.

Limfedema bisa dibagi menjadi dua jenis, yaitu limfedema yang terjadi dengan sendirinya (limfedema primer) atau dipicu oleh kondisi lainnya (limfedema sekunder).

Baca juga: Perbedaan Limfedema Primer dan Sekunder

Penanganan Limfedema

Sayangnya, hingga saat ini, belum ditemukan pengobatan yang bisa menyembuhkan limfedema secara tuntas. Jadi, penanganan limfedema hanya untuk meringankan tingkat gejala yang dialami dan mencegah terjadinya komplikasi lebih lanjut. Berikut ini tindakan penanganan untuk limfedema:

1. Terapi 

Untuk mengatasi pembengkakan akibat limfedema, berikut ini beberapa pilihan terapi yang umumnya disarankan:

  • Meninggikan posisi kaki atau lengan yang bengkak dengan cara meletakkannya di atas bantal hingga lebih tinggi dari posisi jantung guna meredakan nyeri atau gejala yang dialami.

  • Melakukan olahraga ringan untuk melenturkan otot yang bermasalah dan membantu membuang cairan limfa yang menumpuk. Olahraga ringan juga bisa membantu melancarkan sirkulasi darah dalam otot.

  • Mengikat lengan atau kaki dengan ikatan yang paling kencang pada bagian jari dan sedikit longgar saat mencapai lengan atau kaki. Hal ini bertujuan untuk mengembalikan cairan limfe ke batang tubuh kamu.

  • Pneumatic compression. Atau kamu juga bisa melilitkan pneumatic compression, yaitu suatu alat khusus pada lengan dan tungkai, yang bisa memompa dan memberi tekanan secara berkala. Dengan demikian, cairan limfe yang tertimbun di jari-jari tangan dan kaki bisa mengalir kembali.

  • Compression garments, yaitu pakaian khusus atau stocking untuk menekan lengan atau kaki yang bengkak agar cairan limfe bisa keluar.

  • Manual lymph drainage, merupakan teknik pijat manual yang bisa dilakukan untuk melancarkan aliran cairan limfe dan mengeluarkan zat beracun dari jaringan yang bermasalah. Namun, perlu dicatat, terapi ini harus dilakukan oleh tenaga medis profesional. Terapi ini juga tidak dianjurkan bagi kamu yang mengidap kelainan pembekuan darah atau infeksi kulit.

  • Complete Decongestive Therapy (CDT), yaitu metode yang menggabungkan sejumlah terapi dengan perbaikan gaya hidup. Namun, terapi ini tidak dianjurkan bagi pengidap infeksi akut, hipertensi, pembekuan darah, gagal jantung, atau diabetes.

Baca juga: Ini Gejala Limfedema yang Perlu Diwaspadai

2. Obat-Obatan

Bila pengidap mengalami infeksi di kulit atau di jaringan lain yang mengalami gangguan pada limfedema, dokter biasanya akan meresepkan obat golongan antibiotik untuk meringankan gejala dan mencegah bakteri menyebar ke pembuluh darah. Selain antibiotik, obat-obatan pendukung, seperti benzopyrone, obat senyawa retinoid dan antigelmintik (obat cacing), sampai obat oles untuk kulit juga bisa diberikan sesuai gejala yang dialami pengidap.

Untuk menangani limfedema pada penyakit kaki gajah atau filariasis, obat seperti diethyl carbamazine bisa dikonsumsi agar infeksi tidak menyebabkan komplikasi lebih lanjut.

Selain mengonsumsi obat-obatan, pengidap juga dianjurkan untuk menjalani diet dan pola hidup yang sehat untuk mempercepat kesembuhan.

3. Operasi

Untuk limfedema yang sudah parah, maka tindakan operasi perlu dilakukan untuk mengeluarkan kelebihan cairan atau pengangkatan jaringan. Namun, perlu diingat, operasi hanya bisa mengurangi gejala dan tidak bisa menyembuhkan limfedema secara total.

Baca juga: 4 Jenis Pemeriksaan untuk Deteksi Limfedema

Itulah 3 penanganan untuk limfedema. Untuk membeli obat-obatan yang kamu butuhkan, gunakan saja aplikasi Halodoc saja. Enggak usah repot-repot keluar rumah, tinggal order melalui aplikasi dan obat pesanan kamu akan diantarkan dalam waktu satu jam. Yuk, download Halodoc sekarang juga di App Store dan Google Play.