3 Pemeriksaan Penunjang untuk Mendeteksi Sakit Pinggang
Halodoc, Jakarta – Sakit pinggang bisa terjadi karena beberapa faktor dan ditandai dengan nyeri yang hilang timbul maupun terus-menerus pada punggung bagian bawah. Low back pain alias sakit pinggang bisa menyerang salah satu sisi pinggang atau malah keduanya. Selain dengan mengamati munculnya gejala, ada beberapa pemeriksaan penunjang yang bisa dilakukan untuk mendeteksi sakit pinggang.
Pemeriksaan penunjang perlu dilakukan untuk mengetahui apa yang menjadi penyebab sakit pinggang. Kondisi ini paling sering terjadi karena ada cedera otot atau sendi di area pinggang. Cedera bisa saja terjadi karena posisi tubuh yang salah, kebiasaan mengangkat beban terlalu berat, hingga akibat melakukan gerakan berulang. Sakit pinggang juga bisa disebabkan oleh penyakit seperti gangguan ginjal, infeksi, atau masalah tulang belakang.
Baca juga: 7 Kebiasaan yang Memicu Terjadinya Sakit Pinggang
Mendiagnosis Penyebab Sakit Pinggang
Sakit pinggang paling sering terjadi akibat cedera pada otot pinggang. Selain itu, kondisi ini juga bisa menjadi tanda gangguan kesehatan tertentu. Maka dari itu, perlu dilakukan pemeriksaan penunjang untuk mengetahui apa yang menjadi penyebab pasti sakit pinggang. Tes umumnya dimulai dengan melakukan pemeriksaan fisik, meliputi refleks dan jangkauan gerak.
Setelah itu, pemeriksaan penunjang mungkin dilakukan jika gejala sakit pinggang tidak kunjung membaik setelah beberapa minggu atau muncul gejala yang lebih serius. Ada beberapa jenis pemeriksaan yang bisa dilakukan, di antaranya:
1.Tes Darah
Sakit pinggang bisa jadi muncul karena ada infeksi atau peradangan. Untuk memastikannya, perlu dilakukan tes darah. Prosedur pemeriksaan ini dilakukan dengan metode hitung darah lengkap, laju endap darah (LED), dan protein C-reaktif.
2.Tes Pencitraan
Mendeteksi penyebab sakit pinggang juga bisa dilakukan dengan tes pencitraan, seperti foto rontgen, CT scan, dan MRI. Jenis pemeriksaan ini dilakukan untuk memeriksa struktur tulang, otot, dan ligamen. Pencitraan juga bisa dilakukan untuk mengetahui kondisi dan pemicu sakit pinggang lainnya.
Baca juga: Pinggang Belakang Sering Sakit, Sudah Saatnya Tes Fungsi Ginjal?
3.Elektrodiagnostik
Elektrodiagnostik juga bisa dilakukan untuk mendeteksi sakit pinggang. Tes ini meliputi pemeriksaan aktivitas listrik otot (elektromiografi), pemeriksaan kecepatan transmisi sinyal saraf (konduksi saraf), serta pemeriksaan kecepatan hantaran saraf ke otak (evoked potential test).
Selain cedera dan aktivitas fisik, sakit pinggang juga bisa terjadi karena ada gangguan pada organ di tulang belakang. Kondisi ini bisa muncul sebagai tanda peradangan sendi di tulang belakang, saraf kejepit karena penonjolan bantalan tulang belakang, pengikisan bantalan tulang belakang, penyempitan ruas tulang belakang, cedera tulang belakang, hingga kelainan pada lengkung tulang belakang, seperti kifosis, lordosis, atau skoliosis.
Tidak hanya pada tulang belakang, gangguan pada organ lain di tubuh juga bisa menyebabkan sakit pinggang. Nyeri di area pinggang dan punggung belakang bisa menjadi tanda infeksi ginjal, batu ginjal, usus buntu, pankreatitis, kista ovarium, endometriosis, miom, hingga kondisi tertentu seperti sakit pinggang pada masa kehamilan.
Sakit pinggang yang ringan mungkin akan membaik seiring berjalannya waktu. Namun, sebaiknya jangan sepelekan sakit pinggang yang terjadi dalam jangka waktu panjang dan gejalanya semakin memburuk. Kalau itu yang terjadi, sebaiknya segera lakukan pemeriksaan ke rumah sakit terdekat untuk mengetahui penyebab sakit pinggang.
Baca juga: Jenis-Jenis Sakit Punggung yang Perlu Diketahui
Jika ragu, kamu bisa menggunakan aplikasi Halodoc untuk berbicara pada dokter dan menanyakan seputar gejala sakit pinggang. Dokter bisa dengan mudah dihubungi melalui Video/Voice Call atau Chat. Dapatkan informasi seputar kesehatan dan tips hidup sehat dari dokter terpercaya. Yuk, download sekarang di App Store dan Google Play!