3 Mitos Konsumsi Alkohol dengan COVID-19 yang Menyesatkan

Ditinjau oleh  dr. Fadhli Rizal Makarim   15 Januari 2021
3 Mitos Konsumsi Alkohol dengan COVID-19 yang Menyesatkan3 Mitos Konsumsi Alkohol dengan COVID-19 yang Menyesatkan

Halodoc, Jakarta – Sejak pandemi COVID-19 dimulai, penggunaan alkohol semakin meningkat sebagai bahan dasar yang harus ada baik pada cairan pembersih tangan maupun disinfektan. Kandungan tersebut menjadi penting karena mampu membunuh bakteri dan virus, sehingga bisa membantu mencegah penularan virus corona.

Namun, hal itu bukan berarti kamu bisa mencegah penyakit COVID-19 dengan mengonsumsi alkohol. Klaim bahwa meminum alkohol bisa melindungi tubuh dari SARS-CoV-2, virus penyebab COVID-19, tidak benar. Menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) Eropa, alkohol tidak bisa melindungi dari infeksi atau penyakit yang berkaitan dengan COVID-19. Faktanya, konsumsi alkohol justru meningkatkan kemungkinan berkembangnya penyakit parah akibat COVID-19. 

Baca juga: Ini Cara Membunuh Virus Corona di Rumah Menurut Para Ahli

Mitos dan Fakta Konsumsi Alkohol untuk COVID-19

Ada berbagai mitos yang beredar di masyarakat mengenai konsumsi alkohol dan COVID-19 yang menyesatkan. Oleh karena itu, penting untuk mengetahui fakta yang sesungguhnya dari mitos-mitos tersebut di sini:

1.Mitos: Mengonsumsi Alkohol Bisa Menghancurkan Virus

Faktanya, mengonsumsi alkohol tidak menghancurkan virus corona. Konsentrasi alkohol yang tinggi, seperti 60-90 persen memang bisa membunuh beberapa bentuk bakteri dan virus. Namun, manfaat alkohol tersebut hanya berlaku pada penggunaan di kulit. 

Minum alkohol tidak mengurangi kemungkinan tertular virus corona atau risiko mengembangkan penyakit yang parah akibat COVID-19. 

2.Mitos: Mengosnsumsi Alkohol Merangsang Sistem Kekebalan Tubuh

Faktanya, alkohol bisa berdampak buruk pada sistem kekebalan tubuh. Menurut WHO Eropa, alkohol tidak berperan dalam mendukung sistem kekebalan untuk melawan infeksi virus. Hal ini berlaku untuk konsentrasi alkohol apa pun. Bahkan penggunaan alkohol yang berlebihan mungkin bisa merusak sistem kekebalan tubuh.

3.Mitos: Alkohol yang Terkandung dalam Napas Bisa Membunuh Virus di Udara

Faktanya, alkohol tidak bisa mengdisinfeksi mulut atau memberikan perlindungan terhadap virus Corona. Jadi, minum alkohol tidak akan mengurangi risiko terinfeksi virus corona dan bau alkohol setelah mengonsumsi minuman tersebut juga tidak bisa membunuh virus di udara.

Dampak Alkohol pada Sistem Imun Tubuh

Mengonsumsi alkohol bisa berdampak negatif pada sistem kekebalan tubuh. Hal itu juga meningkatkan risiko penyakit menular tertentu, seperti pneumonia dan tuberkulosis. Menurut artikel tahun 2015 di jurnal Alcohol Research, alkohol bisa mencegah sel-sel kekebalan untuk bekerja dengan baik, sehingga mengurangi kemampuan sistem kekebalan untuk melawan infeksi. Alkohol juga bisa menyebabkan peradangan yang dapat melemahkan sistem kekebalan.

Tidak hanya membuat kamu rentan tertular virus corona, sistem kekebalan tubuh yang lemah juga bisa menyebabkan kamu berisiko mengembangkan penyakit yang parah bila terkena COVID-19.

Orang yang mengembangkan penyakit parah akibat COVID-19 berisiko mengalami sindrom gangguan pernapasan akut atau acute respiratory distress syndrome (ARDS). Sindrom tersebut terjadi ketika cairan mengisi kantung udara di paru-paru, sehingga mengurangi suplai oksigen ke tubuh. ARDS bisa berakibat fatal.

Oleh karena itu, kamu dianjurkan untuk membatasi konsumsi alkohol atau menghindarinya sama sekali agar sistem imun tetap kuat untuk mencegah COVID-19.

Baca juga: Alkoholik Berisiko Terkena Pneumonia, Ini Faktanya

Dampak Alkohol pada Kesehatan Mental

Selama pandemi COVID-19, banyak orang mungkin mengalami tingkat stres, depresi dan kecemasan yang lebih tinggi. Hal itu bisa menyebabkan beberapa orang mengonsumsi lebih banyak alkohol daripada biasanya.

Namun, konsumsi alkohol bisa mengganggu keseimbangan neurotransmitter yang menyebabkan otak tidak bisa berfungsi dengan baik. Selain itu, konsumsi alkohol berlebihan juga bisa menyebabkan atau memperburuk masalah kesehatan mental yang ada.

Misalnya, menurut ulasan tahun 2015, alkohol bisa menyebabkan depresi. Penggunaan alkohol juga bisa memperburuk gejala kecemasan seiring waktu. Sekitar 20 persen orang dengan gangguan kecemasan sosial mengalami gangguan penggunaan alkohol.

Jadi, sebaiknya jangan gunakan alkohol sebagai cara untuk mengurangi stres. Masih ada banyak cara lain yang bisa dilakukan untuk mengatasi perasaan tersebut. Misalnya, dengan menjalani psikoterapi, yaitu terapi mengubah pola berpikir dan berperilaku. Dokter juga bisa meresepkan obat untuk mengatasi kecemasan, seperti beta blocker. Berolahraga secara teratur dan melakukan teknik rileksasi juga bisa membantu mengurangi stres.

Baca juga: Stres di Tengah Pandemi Virus Corona? Ini 3 Tips Mengatasinya

Itulah mitos dan fakta mengenai konsumsi alkohol dan COVID-19 yang perlu kamu ketahui. Bila kamu sakit, gunakan saja aplikasi Halodoc untuk buat janji berobat di rumah sakit pilihan kamu. Yuk, download aplikasi Halodoc sekarang juga.

Referensi:
Medical News Today. Diakses pada 2021. Alcohol use during the COVID-19 pandemic.