3 Dampak Stres Bisa Sebabkan Kebotakan di Usia Muda
Halodoc, Jakarta - Pasti kamu pernah melihat seseorang yang masih muda tetapi sudah mengalami kebotakan. Banyak yang beranggapan bahwa hal tersebut disebabkan oleh banyaknya pikiran. Faktanya, kebotakan tersebut disebabkan oleh stres yang dialami.
Stres karena psikososial merupakan faktor besar untuk terjadinya kebotakan. Mengacu pada sebuah studi, jumlah pasien dengan kebotakan karena stres mencapai 96 persen. Stres terjadi ketika mengalami ancaman atau tekanan dari lingkungan sosial. Salah satu dampak kesehatannya yaitu menyebabkan kerontokan pada rambut, sehingga mengalami kebotakan.
Lalu, apa saja dampak stres sehingga dapat menyebabkan kebotakan? Berikut adalah dampak-dampaknya:
1. Telogen Effluvium
Salah satu yang menyebabkan rambut rontok dan kebotakan adalah telogen effluvium. Pada kepala setiap orang terdapat rambut yang secara normal tumbuh dengan siklus. Pada fase aktif, rambut tumbuh dalam beberapa tahun. Setelah itu, akan masuk dalam fase istirahat. Pada fase istirahat ini terjadi kurang lebih tiga bulan setelah mengalami kerontokan rambut. Kerontokan normal rambut yaitu sekitar 100 helai per hari dan akan digantikan dalam enam bulan oleh rambut baru.
Ketika seseorang mengalami stres atau mengalami gejolak emosi negatif, rambut akan semakin mudah rontok. Saat stres, sebagian besar rambut akan berada di dalam fase istirahat sebelum waktunya tiba. Setelah itu, tiga bulan kemudian rambut akan rontok.
2. Alopecia Areata atau Kebotakan
Alopecia areata atau kebotakan adalah suatu proses peradangan atau penyakit autoimun yang terjadi, sehingga mengalami rontoknya rambut. Banyak faktor yang memengaruhi seseorang untuk mengalami kebotakan, salah satunya adalah stres.
Perasaan stres akan membuat rambut rontok. Biasanya, kerontokan akan terjadi dengan pola melingkar dan bersifat progresif. Hal tersebut juga dapat menyebabkan kebotakan di seluruh area kepala.
3. Trikotilomania
Trikotilomania adalah kebiasaan menarik rambut secara tidak sadar karena perasaan stres atau pun cemas. Ketika seseorang melakukan ini, rambut dapat rusak dan menyebabkan kebotakan karena terlalu sering ditarik. Selain rambut di kepala, seseorang yang mengidap kondisi ini juga memiliki kecenderungan untuk mencabuti rambut di bagian tubuh lain.
Lalu bagaimana Cara Mencegahnya?
Cara untuk mencegah kebotakan adalah dengan merubah gaya hidup yang selama ini dijalankan. Mulailah untuk tidur dengan cukup (kurang lebih 7 jam), banyak meminum air mineral, dan mengonsumsi makanan yang kaya akan protein. Perbanyaklah memakan buah dan sayur yang dapat menangkal radikal bebas dan juga menyehatkan tubuh.
Kurang mengonsumsi protein dapat membuat tubuh mendahulukan penggunaannya untuk membentuk sel. Selain itu, dengan berolahraga teratur juga dapat mencegah stres, sehingga hormon yang menumbuhkan rambut kembali aktif. Selain itu, disarankan juga untuk menggunakan bahan alami yang baik untuk rambut seperti lidah buaya, kuning telur, biji kemiri, dan santan.
Alternatif lainnya adalah menggunakan minoxidil, yaitu obat oles yang mampu mengobati kebotakan. Obat ini dapat menjadi solusi yang berfungsi menstimulasi folikel rambut untuk kembali menumbuhkan rambut baru. Minoxidil dapat memperlambat proses kerontokan pada rambut. Pada beberapa kasus memang rambut tumbuh kembali, tetapi akan kembali rontok jika konsumsi terhadap obat ini dihentikan.
Itulah 3 dampak stres yang bisa sebabkan kebotakan di usia muda. Jika kamu ingin berbincang-bincang atau bertanya cara untuk menghilangkan stres, dokter dari Halodoc siap membantu. Hanya dengan download aplikasi Halodoc di Apps Store atau Play Store.
Baca juga:
Berlangganan Artikel Halodoc
Topik Terkini
Mulai Rp50 Ribu! Bisa Konsultasi dengan Ahli seputar Kesehatan