Apakah Efusi Pleura Bisa Disembuhkan?
Halodoc, Jakarta - Mungkin istilah efusi pleura masih asing terdengar di telinga khalayak umum. Kondisi ini merupakan penumpukan cairan yang berada di antara dua lapisan pleura, yaitu rongga antara paru-paru dan dinding dada.
Pleura sendiri merupakan selaput tipis yang melapisi permukaan paru-paru dan dinding dada luar paru-paru. Pada efusi pleura, cairan menumpuk di ruang antara lapisan pleura. Biasanya, memang ada cairan di rongga pleura, tetapi jumlahnya hanya sekitar 1 sendok teh dalam rongga pleura.
Pada kondisi normal, hanya terdapat sedikit cairan pada pleura yang digunakan sebagai pelumas agar paru-paru dapat bergerak dengan mulus ketika sedang bernapas. Ketika jumlah cairan pada paru-paru terlalu banyak, akan menyebabkan tekanan pada paru-paru dan mengakibatkan kesulitan bernapas.
Umumnya, kondisi ini tidak menimbulkan masalah yang serius. Namun ketika seseorang mengidap kondisi ini, tetap diperlukan pengobatan untuk mencegah masalah yang mungkin akan muncul selanjutnya.
Gejala yang ditimbulkan akibat dari efusi pleura ini biasanya timbul saat kondisi ini sudah memasuki level menengah hingga parah. Gejalanya pun dapat muncul ketika terjadi peradangan pada pleura. Berikut ini merupakan gejala-gejala yang timbul ketika efusi pleura sudah memasuki level menengah hingga parah:
- Kesulitan bernapas saat sedang berbaring.
- Batuk kering.
- Nyeri pada dada saat menarik dan membuang napas.
- Demam.
Efusi pleura sendiri umumnya dibagi menjadi dua, yaitu eksudatif dan transudatif. Efusi pleura eksudatif disebabkan oleh peradangan, cedera pada paru-paru, tumor, serta penyumbatan pembuluh darah atau pembuluh getah bening.
Sedangkan efusi pleura transudatif disebabkan oleh meningkatnya tekanan dalam pembuluh darah atau rendahnya kadar protein dalam darah. Hal ini mengakibatkan cairan merembes ke lapisan pleura. Efusi pleura sering kali terjadi sebagai komplikasi dari beberapa jenis penyakit lainnya, seperti:
- Sirosis, yaitu penurunan fungsi pada hati.
- Emboli paru, yaitu penyumbatan pada arteri paru-paru.
- Pneumonia, yaitu infeksi pada paru-paru.
- Sindrom nefrotik, yaitu gangguan ginjal yang menyebabkan tubuh manusia kehilangan terlalu banyak protein yang dibuang melalui urine.
- Tuberkulosis (TBC), yaitu penyakit menular paru-paru yang disebabkan oleh basil mycobacterium tuberculosis.
- Lupus dan penyakit autoimun lainnya.
- Gagal jantung kongestif, yaitu kegagalan jantung dalam memompa pasokan darah yang dibutuhkan tubuh.
Sejumlah faktor lain yang dapat meningkatkan risiko seseorang mengidap efusi pleura, di antaranya adalah memiliki riwayat tekanan darah tinggi (hipertensi), kebiasaan merokok, mengonsumsi minuman beralkohol, dan terkena paparan debu. Kemoterapi dan radioterapi untuk perawatan kanker atau operasi jantung post-open juga dapat menyebabkan kondisi ini.
Tujuan dilakukannya pengobatan adalah untuk menghilangkan cairan di ruang pleura. Selain itu, pengobatan dilakukan untuk mencegah terbentuknya kembali cairan abnormal, dan mengobati penyakit yang mendasari terjadinya kondisi ini.
Jika terlalu banyak cairan di ruang pleura, perlu dilakukan pengeluaran dengan jarum (torakosentesis) dan selang drain. Pasalnya, kondisi tersebut dapat menyebabkan tekanan tinggi pada rongga dada, serta menimbulkan masalah pernapasan. Pada efusi pleura berulang dapat dilakukan pleurodesis, yaitu penutupan ruang pleura dengan obat-obatan atau bedah.
Efusi pleura sangat umum terjadi, dan lebih banyak terjadi pada wanita daripada pria. Selain itu, kondisi ini dapat terjadi pada seseorang dengan usia berapa pun. Diskusikan dengan dokter ahli apabila timbul salah satu gejala pada diri kamu. Halodoc menyediakan layanan berdiskusi langsung dengan Chat atau Voice/Video Call di aplikasi Halodoc. Tidak hanya itu, kamu juga dapat membeli obat di Halodoc dan pesananmu akan sampai dalam waktu satu jam. Yuk, download aplikasinya segera di App Store atau Google Play!
Baca juga:
- Penumpukan Cairan di Paru-Paru Bisa Sebabkan Efusi Pleura
- Komplikasi Sakit Pernapasan Bisa Sebabkan Efusi Pleura
- Efusi Pleura Enggak Bisa Dianggap Remeh, Ini Alasannya