Apa yang Membedakan Postpartum Depression dan Baby Blues? 

Ditinjau oleh  dr. Rizal Fadli   31 Mei 2021
Apa yang Membedakan Postpartum Depression dan Baby Blues? Apa yang Membedakan Postpartum Depression dan Baby Blues? 

Halodoc, Jakarta - Kata siapa sederet masalah bumil akan berakhir ketika Si Kecil telah lahir dengan selamat? Pernah mendengar postpartum depression atau baby blues? Nah, kedua masalah ini bisa menghantui ibu kapan saja pascapersalinan. Tentunya, setiap ibu harus tahu perbedaan dari keduanya.

Selama kehamilan dan pascapersalinan, seorang wanita jelas mengalami perubahan fisik, hormon, dan emosi yang luar biasa. Tidak jarang mereka mengalami perasaan sedih selama beberapa hari pertama atau minggu ke depan. Di sini tubuh dan emosi mereka menyesuaikan diri dengan keadaan baru.

Lantas, apa sih perbedaan dari postpartum depression dan baby blues? Penasaran? Yuk, simak ulasannya di bawah ini.

Baca juga: Ibu Baru Bisa Alami Baby Blues Syndome, Ini Cara Mengatasinya

Beda Antara Postpartum Depression dan Baby Blues

Seperti penjelasan di atas, baby blues syndrome terjadi setelah melahirkan akibat berbagai perubahan pada fisik dan psikis ibu. Kehadiran bayi bisa membuat ibu merasa bingung dan khawatir terkait cara merawat bayi dengan baik. Baby blues bertahan paling lama dua, hingga tiga minggu.

Menurut data penelitian, sekitar 80 persen ibu yang baru memiliki anak mengalami baby blues sampai tingkat tertentu. Untungnya kondisi ini tidak bertahan selama beberapa bulan. Di samping itu, baby blues juga tidak membuat seorang ibu merasa sedih, tidak berharga, tidak berdaya, putus asa, dan tidak dapat merasakan kegembiraan apa pun.

Lalu, apa bedanya dengan postpartum depression?

Baby blues bukanlah postpartum depression atau depresi pascapersalinan. Sayangnya, tak sedikit orang yang keliru untuk membedakan kedua kondisi ini. Alasannya, garis atau batas baby blues dan postpartum depression tidak jelas, karena begitu banyak perubahan yang terjadi pada kondisi psikis ibu. 

Hal yang perlu diingat, baby blues merupakan kondisi yang bisa diatasi setelah beberapa waktu. Bagaimana caranya? Tentunya dengan dukungan dari keluarga dan orang-orang terdekat. Ibu bisa berbagi cerita atau perasaan dan kegelisahannya pada orang yang dipercaya. Di samping itu, berilah waktu pada diri untuk beradaptasi dengan rutinitas baru yang harus dijalani, hingga terbiasa menyesuaikan diri dengan baik. 

Baca juga: Wanita Karier Berpotensi Alami Baby Blues Syndrome, Benarkah?

Postpartum Depression Lebih Gawat

Hal yang perlu diketahui tentang postpartum depression adalah masalah ini dapat menimbulkan dampak yang lebih serius, dibandingkan baby blues. Seorang ibu yang mengalami depresi pascapersalinan membutuhkan bantuan segera sebagai pencegahan agar hal-hal yang tidak diinginkan dapat dihindari.

Nah, andaikan baby blues syndrome tak kunjung membaik setelah dua minggu, sebaiknya ibu atau anggota keluarga lainnya perlu harap-harap cemas. Sebab ada kemungkinan ibu mengalami postpartum depression. Kondisi ini bisa menyebabkan kekhawatiran yang berat, sehingga membuat ibu merasa putus asa, bahkan tak merasakan adanya ikatan dengan bayi. Tuh, bikin resah kan? 

Lalu, seperti apa saja sih gejala postpartum depression atau depresi pasca melahirkan?

  • Tidak bisa tidur, bahkan ketika kelelahan.
  • Kehilangan nafsu makan atau makan lebih banyak dari biasanya.
  • Mengisolasi dirinya sendiri.
  • Berpikir untuk melukai diri atau bayinya.
  • Hilangnya minat terhadap hal yang disukainya. 
  • Mengalami kesulitan untuk menyusui bayi.
  • Mengalami perubahan suasana hati yang drastis.
  • Menangis terus-menerus.
  • Muncul pikiran tentang kematian atau keinginan bunuh diri.

Tuh, tidak main-main bukan kondisi  postpartum depression jika terus dibiarkan? Oleh sebab itu, segeralah temui dokter atau psikolog bila mengalami gejala-gejala di atas. Tujuannya jelas, untuk mendapatkan penanganan atau saran yang tepat. 

Ibu bisa melakukan pemesanan untuk pemeriksaan dengan psikolog melalui aplikasi Halodoc yang bekerja sama dengan beberapa rumah sakit ternama. Pemesanan dapat langsung ditentukan sendiri sesuai waktu yang diinginkan sehingga tidak mengganggu jadwal harian. Yuk, download Halodoc sekarang juga di App Store dan Google Play!

Baca juga: 21 Gejala yang Dialami saat Terkena Postpartum Depression

Lalu, berapa lama baby blues dapat terus bertahan?

Perbedaan yang paling penting terlihat baby blues dengan postpartum depression adalah gangguan baby blues terjadi hanya sementara. Maka dari itu, ibu harus tahu tentang berapa lama masalah ini dapat bertahan dan gejala apa saja yang dapat timbul. Berikut ini penjelasannya:

  • Beberapa wanita hanya mengalami postpartum blues selama beberapa hari setelah melahirkan.
  • Gejala yang timbul dapat memuncak sekitar empat atau lima hari pasca melahirkan.
  • Wanita yang mengalami gangguan ini dapat bertahan hingga dua minggu setelahnya.

Jika gejala dari masalah ini terjadi lebih dari dua minggu, mungkin saja menjadi pertanda jika sudah mengalami postpartum depression. Pemeriksaan dini sangat perlu dilakukan untuk pencegahan dini agar kesehatan mental sang ibu tetap terjaga.

Referensi:
NHS UK. Diakses pada 2021. Feeling depressed after childbirth.
Psychology Today. Diakses pada 2021. The Difference Between Baby Blues and Postpartum Depression.
Healthline. Diakses pada 2021. Everything You Need to Know About Postpartum Depression.
Parents. Diakses pada 2021. Ways to Prevent Postpartum Depression. 
WebMD. Diakses pada 2021. Is It Postpartum Depression or ‘Baby Blues’?
Very Well Family. Diakses pada 2021. Do I Have Postpartum Blues or Postpartum Depression?