Anak sering Melawan, Harus Dibiarkan atau Dimarahi?

Ditinjau oleh  Redaksi Halodoc   27 April 2018
Anak sering Melawan, Harus Dibiarkan atau Dimarahi?Anak sering Melawan, Harus Dibiarkan atau Dimarahi?

Halodoc, Jakarta – Seiring bertambahnya usia, pernahkah ibu merasa bahwa ada hal yang berubah pada sifat sang buah hati? Misalnya, ia menjadi sedikit “nakal” dan cenderung melawan, malah memberontak saat diberitahu tentang suatu hal. Sebenarnya mengapa hal ini bisa terjadi pada si kecil?

Nyatanya perubahan yang terjadi dalam masa pertumbuhan anak adalah hal yang wajar dan pasti terjadi. Saat si kecil mulai menginjak usia 5-7 tahun, perubahan ini mungkin akan semakin terasa. Pasalnya pada masa ini, anak cenderung mulai menunjukkan sikap “independen” yang mendorongnya untuk berbuat sesuka hati.

Bagi sebagian orang tua, melihat anak yang selalu melawan mungkin akan sedikit menjengkelkan. Apalagi anak seusia ini biasanya belum memiliki kemampuan untuk mengontrol diri. Tak jarang, tanpa sadar orang tua malah memarahi sang anak dengan tujuan membuatnya sedikit menurut dan tidak lagi membangkang.

Namun tahukah ibu bahwa memarahi anak yang suka melawan nyatanya tidak memberi banyak dampak? Malahan hal ini berpotensi memberi pengaruh yang buruk terhadap perkembangan sang buah hati. Memarahi anak  secara berlebihan dapat membuatnya merasa tertekan dan semakin berontak pada orang tua.

Hal itu terkait dengan rasa keadilan yang didambakan setiap anak yang sedang melewati fase ini. Terlalu sering memarahi anak pun dapat membuatnya menjadi pribadi yang tertutup ketika dewasa. Karena ia merasa tidak bisa dengan bebas mengekspresikan diri. Alih-alih mendidik, memarahi anak malah bisa membuatnya merasa tidak dihargai, tidak memiliki kepercayaan dan harga diri, bahkan bisa menyebabkan anak tumbuh dengan kreativitas yang terbatas.

Memasuki usia 5-7 tahun, si kecil memang cenderung mulai mengalami emosi yang naik turun. Nah, peran orang tua pada masa ini adalah memberi perhatian dan pengertian agar si  kecil bisa belajar bagaiaman ia harus menyikapi emosi yang dirasakan tersebut.

Bukannya omelan, nyatanya hal yang dibutuhkan anak-anak yang sedang berada pada fase ini adalah sebuah penghargaan. Maka orang tua diharapkan untuk bijaksana dan dapat menahan untuk tidak memarahi anak secara berlebihan.

Cara bijak menghadapi anak yang suka melawan

Perkembangan anak, termasuk dalam urusan independensi adalah hal yang sudah tidak bisa ditawar. Tugas orang tua adalah membimbing dan membuat sang buah hati bisa tumbuh menjadi pribadi yang lebih baik.

Tak dapat dimungkiri, pemberonntakan adalah salah satu masa yang pasti akan dilewati si kecil. Meskipun  cara pengekpresiannya mungkin berbeda-beda. Menghadapi anak yang sedang ada di tahap ini bisa dimulai dengan mencoba untuk mengerti apa  yang sedang dilakukan oleh si kecil. Jika ternyata ia salah, jangan ragu untuk mengatakan dan memberi tahu hal benar yang seharusnya dilakukan. Namun ingat, bukan dengan cara mengomel.

Para orang tua harus mencoba untuk bersikap tenang agar bisa menjelaskan dengan benar pada si kecil. Selain itu, hindari memberi “label” nakal atau malas pada anak. Sebab ucapan semacam ini malah bisa menurunkan penghargaan dirinya sendiri.

Orang tua juga harus menghindari ucapan-ucapan yang mengandung ancaman. Hal seperti ancaman, atau aturan yang terdengar berlebihan bisa membatasi ruang gerak anak dan menyebabkan ia mengalami masalah dalam pertumbuhan.

Orang tua juga bisa mencoba tips dengan cara mendekatkan diri pada si kecil. Buat dia merasa nyaman dan percaya sehingga tidak menjadikan hal-hal buruk sebagai pelarian di tengah emosi yang berkembang. Misalnya dengan mengajak si kecil berolahraga bersama, beraktivitas, atau  sekadar membicarakan masalah kesehatan.

Jika si kecil sakit dan butuh obat segera, beli di aplikasi Halodoc saja! Dengan layanan  antar, pesanan akan dikirim ke rumah dalam waktu satu jam. Yuk, download segera!