Anak Mengalami Cyber Bullying, Orang Tua Harus Apa?

Ditinjau oleh  Redaksi Halodoc   18 April 2018
Anak Mengalami Cyber Bullying, Orang Tua Harus Apa?Anak Mengalami Cyber Bullying, Orang Tua Harus Apa?

Halodoc, Jakarta – Saat ini, teknologi berkembang sangat pesat. Bukan hanya orang dewasa, anak-anak kini juga sudah merasakan kecanggihan teknologi dan dampak globalisasi. Salah satunya dengan kehadiran telepon seluler dan internet. Ini dibuktikan oleh survei yang dilakukan oleh Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemkominfo) pada 2014. Survei tersebut menemukan bahwa sebanyak 30 juta anak-anak dan remaja di Indonesia merupakan pengguna internet.

Bahaya Cyber Bullying di Internet

Penggunaan internet di kalangan anak memang masih menjadi pro-kontra. Ada yang menganggap internet berbahaya bagi anak, tapi ada juga yang menganggap tidak selama orang tua mengawasi. Apa pun pilihannya, ada satu hal yang enggak boleh luput dari pengawasan orang tua, yaitu bahaya cyber bullying. (Baca juga: Ini Alasan Anak Jadi Pelaku Bullying)

Cyber bullying adalah bentuk kekerasan berupa ejekan, hinaan, dan intimidasi yang diterima anak melalui media internet, teknologi digital, dan telepon seluler. Tindakan ini tidak boleh dianggap sepele. Sebab, sebuah survei menyebutkan bahwa 84 persen anak usia 12-17 tahun pernah mengalami kasus bullying. Selain itu, menurut data tersebut kebanyakan kasus yang ditemukan adalah cyber bullying.   

Menghadapi Cyber Bullying

Ada banyak dampak negatif yang terjadi pada anak korban cyber bullying. Mulai dari menurunnya rasa percaya diri, hingga memengaruhi kondisi psikologis anak. Nah, jika ibu menemukan bahwa Si Kecil adalah korban cyber bullying, berikut 3 tips yang perlu ibu lakukan dalam menghadapi cyber bullying. Apa saja?

1. Jangan Tanggapi Pelaku

Meski bullying itu menjengkelkan, ibu perlu memberitahu Si Kecil agar tidak menanggapi pelaku cyber bullying. Sebab, semakin Si Kecil menanggapi, pelaku akan semakin senang dan “menjadi-jadi”. Bukannya membaik, situasi justru akan memburuk jika Si Kecil membalas pelaku. Apalagi, jika balasan Si Kecil juga berupa kata kasar yang tak pantas. Sebagai gantinya, ibu bisa meminta Si Kecil untuk mengumpulkan bukti dengan screenshot hinaan pelaku.

2. Tenangkan Si Kecil

Wajar jika Si Kecil menjadi marah, sedih, dan cemas saat menjadi korban cyber bullying. Saat ini terjadi, ibu tidak dianjurkan untuk menyalahkan atau menyudutkan Si Kecil. Hindari bertanya “pasti kamu yang memulai duluan”, “apa yang sudah kamu lakukan?”, dan pertanyaan-pernyataan lain yang justru membuatnya semakin sedih. Ibu hanya perlu ada di sisinya untuk membuat Si Kecil tenang sambil membangun rasa percaya dirinya kembali. Jelaskan pada Si Kecil bahwa cyber bullying bisa terjadi pada banyak orang, bukan hanya dia. Yakinkan juga pada Si Kecil bahwa apa yang dikatakan si pelaku tidaklah benar. Sebab, si pelaku hanya ingin mencari perhatian dengan bertindak buruk pada Si Kecil.

3. Laporkan Bukti

Tidak menanggapi bukan berarti membiarkan cyber bullying. Sebab, cyber bullying adalah tindakan yang salah. Sambil membangun kembali kepercayaan diri Si Kecil, ibu bisa meminta Si Kecil mengumpulkan bukti. Jika sudah ditemukan bukti yang cukup, ibu sebaiknya melaporkan pada pihak sekolah atau pihak mana pun yang berwenang dalam situasi tersebut. Ini dilakukan untuk membuat si pelaku jera dan tidak melakukan tindakan cyber bullying pada anak lainnya.

Menghadapi cyber bullying bukanlah hal mudah bagi Si Kecil. Oleh karena itu, jika cyber bullying mulai berdampak pada kondisi psikisnya, ibu perlu berbicara pada dokter. Ibu bisa memanfaatkan fitur Contact Doctor pada aplikasi Halodoc untuk berbicara pada dokter melalui Chat, Voice Call, atau Video Call. Jadi, ayo download aplikasi Halodoc di App Store dan Google Play. (Baca juga: 5 Tips bagi Orangtua saat Anak jadi Korban Bullying)