Anak Kesulitan Menghitung, Mungkin Saja Disleksia Matematika
Halodoc, Jakarta - Disleksia merupakan suatu disabilitas yang biasanya dialami oleh anak-anak. Biasanya, disleksia ditandai dengan kesulitan saat belajar menghitung, menulis, membaca, maupun mengeja kata-kata. Anak-anak dengan disleksia biasanya memiliki tingkat intelegensi di atas rata-rata, tetapi mereka mengalami kesulitan saat memahami pelajaran yang disampaikan secara visual maupun melalui suara. Kondisi tersebut terjadi karena disleksia memengaruhi area otak yang memproses bahasa.
Tanda Anak Pengidap Disleksia
Disleksia pada anak ditandai dengan terjadinya disfungsi otak. Kondisi tersebut mengakibatkan tulisan angka atau huruf menjadi terbalik. Kondisi ini pun bisa terjadi pada anak lainnya, tetapi ibu sebaiknya tetap waspada karena kondisi tersebut bisa merupakan tanda awal terjadinya disleksia.
Jika ibu menganggap ini sebagai hal yang sepele dan membiarkannya, anak akan terbiasa untuk melakukan kesalahan seperti ini sampai usia 8 tahun. Tanda-tanda disleksia akan sulit dikenali sebelum anak masuk sekolah, dan tingkat keparahannya dapat bervariasi. Kondisi ini sering terlihat ketika seorang anak mulai belajar membaca.
Berikut ini beberapa tanda-tanda disleksia pada anak sebelum memasuki usia sekolah:
-
Belajar kata-kata baru dengan lambat.
-
Terlambat berbicara.
-
Masalah mengingat atau menamai huruf, angka, dan warna.
-
Masalah membentuk kata dengan benar, seperti membalikkan suara dalam kata-kata, atau kata-kata membingungkan yang terdengar sama bagi anak.
Berikut ini beberapa tanda-tanda disleksia pada anak di usia sekolah:
-
Kesulitan menemukan kata yang tepat atau membentuk jawaban atas pertanyaan.
-
Masalah dalam mengingat urutan.
-
Kesulitan melihat persamaan dan perbedaan dalam huruf dan kata-kata.
-
Terlambat membaca.
-
Masalah dalam memproses dan memahami apa yang dia dengar.
-
Kesulitan mengeja.
-
Ketidakmampuan untuk mengeluarkan pengucapan kata yang tidak dikenal.
-
Menghindari kegiatan yang melibatkan membaca.
-
Menghabiskan waktu yang sangat lama untuk menyelesaikan tugas yang melibatkan membaca atau menulis.
Ketika disleksia tidak terdiagnosis dan tidak segera ditangani, kondisi ini dapat berlanjut hingga dewasa.
Latihan Berhitung Untuk Anak Pengidap Disleksia
Latihan berhitung apa yang cocok untuk mengajar anak pengidap disleksia? Latihan ini disebut dengan latihan multisensorik, yang melibatkan lebih dari satu indra dalam satu waktu. Teknik ini dapat membantu proses belajarnya, dengan menggunakan penglihatan, pendengaran, sentuhan, dan gerakan. Beberapa contoh latihan multisensorik yang dapat digunakan untuk anak pengidap disleksia, antara lain:
-
Menggunakan ketukan jari.
-
Menggunakan bantuan gambar-gambar.
-
Ajarkan secara mendetail.
-
Menggunakan metode menulis di udara.
-
Menggunakan metode menulis di atas pasir.
Faktor Risiko yang Dapat Meningkatkan Terjadinya Disleksia pada Anak
-
Kelahiran prematur atau rendahnya berat badan saat lahir.
-
Riwayat keluarga disleksia atau faktor ketidakmampuan belajar lainnya.
-
Adanya perbedaan pada masing-masing anak di bagian otak yang digunakan untuk membaca.
-
Paparan zat-zat buruk selama kehamilan, seperti nikotin, obat-obatan, alkohol atau infeksi yang dapat mengubah perkembangan otak pada janin.
Perhatikan gejala-gejala disleksia pada anak. Jika ibu menemukan salah satunya, ibu bisa langsung berdiskusi dengan dokter ahli mengenai kondisi Si Kecil. Dengan aplikasi Halodoc, ibu tidak perlu repot-repot keluar rumah untuk pergi ke dokter atau membeli obat ke apotik. Dengan Halodoc, ibu bisa ngobrol langsung mengenai masalah kesehatan Si Kecil melalui Chat atau Voice/Video Call dengan dokter ahli. Selain itu, ibu juga dapat membeli obat dan pesanan ibu akan langsung diantar ke rumah dalam waktu satu jam. Yuk, download aplikasinya segera di Google Play atau App Store!
Baca juga:
- Kenali Tanda-tanda Anak Disleksia
- Penyebab Disleksia dan Cara Mengatasinya yang Perlu Diketahui
- Kenali Disleksia, Penyebab Gangguan Belajar pada Anak