Anak-Anak yang Aktif Lebih Cepat Haus, Aman dari Diabetes Insipidus?
Halodoc, Jakarta – Diabetes insipidus adalah gangguan yang menyebabkan ketidakseimbangan air dalam tubuh. Ketidakseimbangan ini mengarah ke rasa haus yang intens, bahkan setelah minum cairan sekalipun dan ekskresi cairan alias berkemih dalam volume banyak. Diabetes insipidus mempengaruhi sekitar 1 dari setiap 25.000 orang di Amerika Serikat.
Diabetes insipidus termasuk gangguan langka yang terjadi ketika ginjal seseorang melewati volume urine yang sangat besar dan tidak beraturan. Dalam hal ini, urine menjadi sangat encer dan tidak berbau.
Dalam kondisi normal, ginjal melewati 1 hingga 2 liter air seni setiap hari. Buat pengidap diabetes insipidus, ginjal dapat melewati 3 hingga 20 liter air seni sehari. Akibatnya, seorang penderita diabetes insipidus mungkin merasa perlu minum cairan dalam jumlah besar.
Diabetes insipidus dan diabetes mellitus sama sekali tidak sama, meskipun kedua kondisi ini meningkatkan intentitas berkemih secara signifikan. Diabetes mellitus menyebabkan glukosa darah tinggi ataupun gula darah yang dihasilkan dari ketidakmampuan tubuh menggunakan glukosa darah untuk energi. Orang dengan diabetes insipidus memiliki kadar glukosa darah normal hanya saja ginjal mereka tidak dapat menyeimbangkan cairan dalam tubuh.
Beberapa gejala diabetes insipidus yang perlu untuk diwaspadai adalah:
1. Rasa haus yang ekstrim
2. Ekskresi dalam jumlah urine encer yang berlebihan.
Biasanya kondisi ini tergantung pada tingkat keparahan kondisi tersebut, output urine bisa sampai 16 liter per hari jika kamu minum banyak cairan. Biasanya, orang dewasa yang sehat akan buang air kecil rata-rata kurang dari 3 liter sehari.
3. Gejala lain adalah sering bangun di malam hari untuk buang air kecil, bahkan mengompol.
Tidak hanya orang dewasa, bayi, dan anak kecil juga punya risiko mengidap diabetes insipidus mungkin memiliki tanda dan gejala berikut:
1. Kerewelan yang tidak dapat dijelaskan atau tangisan yang tidak bisa ditenangkan
2. Kesulitan tidur
3. Demam
4. Muntah
5. Diare
6. Pertumbuhan tertunda
7. Berat badan turun
Walaupun anak-anak punya kecenderungan untuk mengidap diabetes insipidus, tetapi bukan berarti anak-anak yang aktif dan lebih sering minum patut diwaspadai sebagai pengidap diabetes insipidus. Ada baiknya orangtua juga memerhatikan gejala-gejala lainnya yang mengiringi rasa haus berlebihan tersebut.
Keaktifan anak-anak sudah sewajarnya diiringi dengan konsumsi air putih sebagai ganti cairan yang sudah dikeluarkan mereka melalui keringat. Intensitas berkemih yang sering adalah lanjutan dari konsumsi air putih yang banyak, jadi tidak perlu terlalu dirisaukan juga.
Rasa haus tidak selamanya adalah tanda dari diabetes insipidus, perlu diamati lebih lanjut gejala yang mengiringinya. Diabetes insipidus dapat menyebabkan dehidrasi berbahaya jika seseorang tidak meningkatkan asupan air mereka.
Mencegah Diabetes pada Anak
Cara mencegah diabetes pada anak bisa dilakukan sejak dini dan justru kalau anak-anak tergolong aktif itu artinya anak-anak punya kegiatan yang positif dan memaksimalkan fungsi gerak tubuhnya.
Anak-anak yang aktif bergerak tidak hanya melatih fungsi kognitif dan motoriknya saja, tetapi juga bisa mencegah dari penyakit diabetes. Mengurangi bermain di gadget dan membiasakan anak bermain di luar dengan permainannya adalah langkah agar anak tumbuh dengan sehat dan tidak terkena obesitas.
Selain dari pengaturan pola anak bermain yang aktif bergerak, orangtua bisa mencegah obesitas dan penyakit diabetes melalui pola makan yang sehat. Jangan membiasakan anak mengonsumsi junk food dan makan makanan manis.
Biarkan anak mengonsumsi makanan sehat dengan asupan serat, nutrisi, dan protein yang seimbang dan sesuai dengan kebutuhannya. Membiasakan anak mengonsumsi makanan sehat dan pola hidup yang akrab dengan olahraga akan membuat anak tumbuh menjadi sosok yang sehat dan terbiasa dengan gaya hidup seimbang.
Kalau ingin mengetahui lebih banyak mengenai penyakit diabetes insipidus ataupun informasi seputar kesehatan lainnya, bisa tanyakan langsung ke Halodoc. Dokter-dokter yang ahli di bidangnya akan berusaha memberikan solusi terbaik untukmu. Caranya, cukup download aplikasi Halodoc lewat Google Play atau App Store. Melalui fitur Hubungi Dokter, kamu bisa memilih mengobrol lewat Video/Voice Call atau Chat.
Baca juga: