Amebiasis Akibat Sanitasi Buruk Bisa Picu Kematian
Halodoc, Jakarta - Amebiasis timbul akibat infeksi parasit entamoeba histolytica yang menyerang usus. Gejala amebiasis berupa tinja encer dan berlendir, kram perut, serta sakit perut. Faktanya, amebiasis sering terjadi di negara berkembang beriklim tropis yang memiliki sanitasi buruk, seperti India, bagian Amerika Tengah dan Selatan, serta Afrika.
Baca Juga: Kenali 4 Fakta Penting Mengenai Amebiasis
Amebiasis tidak bisa diabaikan karena apabila dibiarkan infeksi dapat menjalar ke lapisan usus yang lebih dalam atau ke organ lain, contohnya ke hati, otak, dan lain-lain, yang bisa berakibat fatal. Infeksi terjadi saat kita menelan makanan atau minuman yang tercemar kista E.histolitika. Disana mereka menginvasi selaput lendir usus dan menimbulkan kerusakan jaringan berakibat peradangan usus, sehingga menimbulkan diare berdarah.
Tidak hanya melalui makanan dan minuman, parasit ini juga dapat masuk ke tubuh manusia melalui kontak langsung dengan kotoran. E.histolitika adalah bentuk parasit yang relatif tidak aktif dan dapat hidup selama beberapa bulan di tanah atau lingkungan di mana mereka disimpan dalam kotoran. Penularan umumnya dilakukan melalui makanan atau peralatan makan yang tidak higienis. Penularan juga dimungkinkan saat melakukan seks anal, seks oral, dan irigasi kolon.
Ketika parasit telah memasuki tubuh, mereka kemudian tinggal di saluran pencernaan. Selama menetap pada saluran pencernaan, parasit melepaskan bentuk aktifnya yang disebut trofozoit. Kemudian, parasit mulai berkembang biak di saluran pencernaan dan bermigrasi ke usus besar.
Di sana, mereka dapat bersembunyi di dinding usus atau usus besar, sehingga menimbulkan diare berdarah, radang usus besar, dan kerusakan jaringan. Orang yang terinfeksi kemudian dapat menyebarkan penyakit dengan melepaskan parasit baru ke lingkungan melalui kotoran yang terinfeksi.
Benarkah Amebiasis Bisa Picu Kematian?
Gejala cenderung muncul 1–4 minggu setelah parasit tertelan ke dalam tubuh. Ada penelitian yang menyebutkan bahwa hanya sekitar 10–20 persen pengidap amebiasis jatuh sakit. Sebab, gejala pada tahap awal cenderung ringan, seperti diare dan kram perut.
Meski gejala awal tergolong ringan, tapi kondisi amebiasis tidak bisa diabaikan. Sebab, setelah trofozoit telah menembus dinding usus, mereka dapat memasuki aliran darah dan melakukan perjalanan ke berbagai organ internal. Parasit ini bisa sampai ke organ hati, jantung, paru-paru, otak, ataupun organ lainnya. Jika trofozoit menyerang organ internal dapat berpotensi menyebabkan abses, infeksi, bahkan kematian.
Parasit yang menyerang lapisan usus dapat menyebabkan disentri amuba. Disentri amuba adalah bentuk amebiasis yang lebih berbahaya karena gejalanya berupa diare berdarah serta kram perut yang parah. Hati sering menjadi tujuan utama hinggapnya parasit. Gejala penyakit hati akibat parasit termasuk demam dan nyeri di bagian kanan atas perut.
Baca Juga: Awas, Ini 4 Komplikasi dari Amebiasis
Diagnosis Amebiasis
Untuk menentukan amebiasis, dokter akan bertanya tentang kesehatan dan riwayat perjalanan baru-baru ini. Setelah itu, dokter meminta sampel tinja untuk mengetahui keberadaan E.histolitika.
Orang yang diduga terkena amebiasis perlu memberikan sampel tinja dalam beberapa hari untuk mencari keberadaan parasit. Setelah itu, dokter biasanya akan merekomendasikan tes laboratorium untuk memeriksa fungsi hati.
Ketika parasit telah menyebar di luar usus, mereka mungkin tidak lagi muncul di tinja. Jadi, dokter perlu melakukan USG atau CT Scan untuk memeriksa lesi pada hati. Jika lesi muncul, dokter mungkin perlu melakukan aspirasi jarum untuk melihat apakah hati memiliki abses.
Abses di hati adalah konsekuensi serius dari amebiasis. Kolonoskopi mungkin diperlukan untuk memeriksa keberadaan parasit di usus besar.
Lantas, Bagaimana Cara Mengobati Amebiasis?
Perawatan untuk kasus amebiasis tanpa komplikasi dapat diobati dengan meminum kapsul metronidazole selama 10 hari. Dokter mungkin juga meresepkan obat untuk mengendalikan mual jika pengidap membutuhkannya.
Kalau perlu beli obat, biar enggak repot belinya lewat aplikasi Halodoc aja. Cuman tinggal klik Buy Medicine yang ada di aplikasi Halodoc untuk membeli obat yang butuhkan. Setelah dipesan, obat akan segera diantar ke tempat tujuan. Makanya, yuk segera download aplikasi Halodoc di App Store atau Google Play!
Baca Juga: Alami Amebiasis, Lakukan 6 Cara Ini untuk Mengobatinya
Apabila parasit telah sampai di jaringan usus, perawatan tidak hanya berfokus membasmi parasit, tapi juga kerusakan pada organ yang terinfeksi. Pembedahan mungkin diperlukan jika usus besar atau jaringan peritoneum mengalami perforasi atau kebocoran usus.
Berlangganan Artikel Halodoc
Topik Terkini
Mulai Rp50 Ribu! Bisa Konsultasi dengan Ahli seputar Kesehatan