Amankah Donor Darah saat Puasa?
Halodoc, Jakarta - Mendonorkan darah adalah upaya terbaik yang bisa dilakukan untuk menyelamatkan satu atau beberapa kehidupan sekaligus. Selain untuk menolong orang, donor darah juga bermanfaat bagi kesehatan tubuh orang yang mendonorkan. Namun, amankah melakukan donor darah saat puasa?
Sebenarnya, boleh-boleh saja. Terlepas dari kapan waktu yang dipilih untuk menyumbangkan darah, prosedur donor darah tetap merupakan hal yang bermanfaat bagi kesehatan diri sendiri dan orang yang menerimanya. Apalagi jika donor darah dilakukan secara rutin.
Baca juga: 5 Alasan Donor Darah Harus Dilakukan Rutin
Manfaat Donor Darah bagi Kesehatan Tubuh
Jika dilakukan rutin, donor darah dapat membantu menjaga kadar zat besi di dalam tubuh tetap terkendali. Hal ini telah terbukti bisa mengurangi risiko terserang berbagai penyakit jantung. Sebab, kadar zat besi yang berlebihan di dalam tubuh dapat memicu kekentalan darah, yang merupakan salah satu faktor risiko serangan jantung dan stroke.
Selain itu, kadar zat besi yang berlebihan juga dapat memicu kerusakan oksidatif dalam tubuh, yang menjadi penyebab utama kanker dan penuaan dini. Itulah sebabnya donor darah dapat menurunkan risiko berbagai jenis kanker, seperti kanker hati, paru-paru, usus besar, dan tenggorokan.
Waspadai Risiko Donor Darah saat Puasa
Perlu diketahui bahwa meski donor darah saat puasa boleh-boleh saja, tetap ada risiko kesehatan tersendiri yang mungkin terjadi. Salah satunya adalah risiko pingsan. Hal ini karena ketika berpuasa, tubuh mengalami berbagai kondisi yang bisa memengaruhi kesehatan, karena tubuh tidak mendapatkan energi dari makanan dan minuman seperti saat sedang tidak berpuasa.
Alhasil, untuk menyiasatinya, tubuh akan beralih pada simpanan energi darurat dari glukosa yang tersimpan di hati dan otot. Padahal, kerja otak dan organ vital lainnya di dalam tubuh sangat bergantung pada fungsi glukosa. Ketika kadar gula darah yang menurun ini jatuh terlalu rendah, akibatnya kebutuhan energi tubuh dan otak pun tidak tercukupi.
Baca juga: 9 Orang Ini Enggak Boleh Lakukan Donor Darah
Belum lagi, orang yang sedang berpuasa juga sering mengalami dehidrasi karena tidak adanya asupan cairan yang cukup dari makanan dan minuman. Sementara tubuh terus mengeluarkan cairan seharian, lewat keringat, urine, dan saat buang air besar. Kombinasi dari berbagai macam efek berpuasa ini dapat membuat kamu tidak bertenaga, pusing, hingga gemetaran.
Nah, jika saat berpuasa kamu juga melakukan donor darah, sejumlah besar zat besi pun akan ikut hilang, sehingga membuat kadar hemoglobin dalam tubuh berkurang. Akibatnya, jaringan otak jadi tidak menerima oksigen dalam jumlah yang cukup. Kombinasi kekurangan zat besi, rendahnya kadar gula darah dan tekanan itu dapat menyebabkan pusing dan bahkan pingsan.
Tips Aman Melakukan Donor Darah saat Puasa
Untuk menghindari risiko pingsan, pusing, atau lemas dari melakukan donor darah saat puasa, sebaiknya persenjatai diri terlebih dahulu dengan gizi dan asupan cairan yang cukup. Waktu terbaik untuk melakukan donor darah saat puasa adalah 4 jam setelahnya. Jadi, kamu bisa lakukan dalam waktu 4 jam setelah makan sahur, dengan gizi yang seimbang dan banyak minum air putih.
Baca juga: Ketahui Manfaat Donor Darah Bagi Wanita
Jika masih takut akan risiko efek samping donor darah saat puasa, dr. Laila Al Shaer, Kepala Dubai Blood Donation Centre, menyarankan untuk melakukan donor darah setelah lewat waktu berbuka puasa saja. Dengan begitu, kamu bisa memiliki waktu yang cukup untuk mengisi ulang tubuh dengan asupan gizi dan cairan, untuk menghindari risiko pingsan setelah donor darah.
Tak hanya di hari itu saja, persiapan untuk donor darah sebaiknya dimulai dari beberapa hari sebelumnya. Dengan cara mencukupi kebutuhan gizi dan cairan tubuh dari makanan dan minuman, terutama yang kaya zat besi, seperti daging merah, ayam, ikan, susu, kacang, biji-bijian, dan bayam. Usahakan juga untuk mendapat cukup istirahat dan bicarakan dengan dokter di aplikasi Halodoc jika mengalami keluhan kesehatan apapun.