Amankah Bergaul dengan Pengidap Skizofrenia?
Halodoc, Jakarta – Pengidap skizofrenia seringkali dianggap brutal dan berbahaya, lantaran mereka dapat menunjukkan gejala-gejala berupa halusinasi dan emosi yang meledak-ledak. Namun, benarkah bergaul dengan pengidap skizofrenia tidak aman? Simak ulasannya di bawah ini.
Skizofrenia adalah penyakit serius dan seringkali menghancurkan hidup pengidapnya. Penyakit tersebut akan memengaruhi cara seseorang berpikir, merasakan, dan bertindak. Akibatnya, pengidap skizofrenia bisa mengalami gejala-gejala berupa halusinasi, delusi, gerakan tubuh yang gelisah, perasaan yang menurun, dan kesulitan untuk fokus atau memerhatikan.
Sebenarnya banyak orang dengan skizofrenia mampu menjalani hidup yang normal dan mandiri sepenuhnya, tetapi bagi orang lain hal tersebut tidak memungkinkan. Pasalnya, gejala-gejala dari gangguan mental ini dapat membingungkan dan meresahkan bagi anggota keluarga, bahkan teman-temannya. Itulah sebabnya, banyak pengidap skizofrenia yang terisolasi dan merasa sendirian.
Baca juga: Inilah 4 Jenis Skizofrenia yang Perlu Diketahui
Hal yang Harus Diketahui Tentang Skizofrenia
Sebelum berpikir macam-macam terhadap orang dengan skizofrenia, penting untuk mengetahui terlebih dahulu apa yang sebenarnya terjadi pada pengidap gangguan mental tersebut. Nyatanya, kebanyakan orang dengan skizofrenia tidak berbahaya. Mereka cenderung lebih suka menarik diri dan dibiarkan sendirian. Namun, kadang-kadang, orang dengan penyakit mental juga dapat melakukan hal-hal berbahaya atau kekerasan. Kondisi tersebut seringkali disebabkan oleh kehilangan kontak dengan kenyataan dan perasaan terancam oleh lingkungan mereka.
Namun, pengidap skizofrenia lebih mungkin untuk membahayakan diri mereka sendiri dibanding membahayakan orang lain. Bunuh diri adalah penyebab kematian dini nomor satu di antara orang-orang yang mengidap skizofrenia.
Selain itu, seorang psikiater yang menangani pengidap skizofrenia juga berusaha untuk meluruskan beberapa pandangan orang yang salah terhadap skizofrenia:
1. Pengidap Skizofrenia pada dasarnya Orang Normal
Dilansir dari SELF, Prakash Masand, MD, seorang psikiater dan pendiri Pendidikan Medis Global, serta seorang profesor di Duke-National University of Singapore Medical School, mengatakan bahwa banyak pengidap skizofrenia yang pada dasarnya adalah orang yang berpendidikan tinggi dan orang dewasa yang berfungsi tinggi ketika penyakit tersebut menyerang. Serangan skizofrenia biasanya terjadi antara umur 16 sampai 30 tahun dan biasanya terjadi lebih awal pada pria.
Menurut National Institutes of Mental Health, penyebab skizofrenia masih belum diketahui, tetapi para ahli percaya bahwa gangguan mental tersebut dapat disebabkan oleh faktor genetik dan lingkungan. Ini karena didiagnosis skizofrenia dapat mengubah kehidupan seseorang sepenuhnya, sangat wajar bila gejala depresi seringkali dirasakan pengidap penyakit ini.
2. Mereka Hanya Ingin Dipahami
Banyak orang, termasuk media, seringkali menyamakan skizofrenia dengan gangguan kepribadian ganda. Padahal, kedua gangguan mental tersebut jelas-jelas berbeda. Nah, salah satu cara agar skizofrenia dapat lebih dipahami dengan baik adalah dengan membicarakannya secara terbuka dan akurat. Namun, sayang stigma buruk terhadap penyakit mental di negara kita masih terus bertahan. Tidak terkecuali dengan skizofrenia yang lebih sering disalahpahami, sehingga penyakit mental ini terkesan menakutkan.
Austin Roderique, 28, pengidap skizofrenia mengatakan bahwa dirinya hanya ingin diterima apa adanya. “Kami tidak menular dan ingin diperlakukan seperti itu. Kamu tidak perlu khawatir tentang monster yang saya lihat melompat ke dalam pikiran kamu (halusinasi),” katanya.
3. Mereka Ingin Berteman, tapi Sulit untuk Melakukannya
Bersosialisasi dan berhubungan dekat dengan teman dan keluarga adalah kunci utama kesehatan dan kebahagiaan manusia. Namun nampaknya, mempertahankan hubungan tersebut bisa menjadi sangat menantang bagi pengidap skizofrenia. Roderique menjelaskan bahwa ia berusaha untuk menjadi orang yang ramah, tetapi dengan skizofrenia yang diidapnya, percakapan yang ia ingin lakukan seringkali hanya bergerak di dalam kepalanya sendiri yang membuat bersosialisasi dan mempertahankan hubungan menjadi sulit untuk dilakukan.
Tidak hanya kehilangan teman yang akhirnya memberi dampak buruk secara emosional, hal ini juga dapat berdampak buruk pada kesehatan. Memburuknya hubungan sering memberi dampak negatif pada pengobatan dan hasil jangka panjang. Di sisi lain, cinta dan dukungan sangat penting bagi orang-orang dengan skizofrenia agar dapat hidup lebih baik. Setelah terdiagnosis, penting agar orang-orang terdekat pengidap dapat bekerja sama untuk membantu pengidap menyesuaikan diri dengan penyakit dan pengobatan yang akan mengisi kehidupan mereka.
Baca juga: 5 Pemahaman Keliru Penyakit Skizofrenia yang Dipercaya Orang Awam
Tips Aman Bergaul dengan Pengidap Skizofrenia
Jadi, apakah aman untuk bergaul dengan pengidap skizofrenia? Jawabannya adalah aman dan malah sangat penting untuk membantu proses penyembuhan pengidap. Namun, untuk bergaul dengan pengidap skizofrenia, ketahui dulu tips aman berikut ini:
-
Pelajari Tentang Skizofrenia Sebaik Mungkin
Mendapatkan pemahaman yang benar tentang skizofrenia dan gejala-gejalanya sangat penting agar kamu dapat mengetahui cara terbaik untuk menghadapi pengidap saat ia sedang menunjukkan gejala-gejala tertentu. Bahkan, kamu juga bisa mendorong orang lain untuk ikut memberi dukungan pada pengidap.
-
Berbicara dengan Komunitas Skizofrenia atau Lembaga Bantuan Lokal
Agar bisa berteman dan memberi dukungan yang lebih baik lagi, kamu bisa bertemu dan berdiskusi dengan sesama pendamping pengidap skizofrenia lainnya untuk berbagi cerita, pengalaman, dan informasi mengenai bagaimana menghadapi pengidap skizofrenia dengan tepat.
-
Jangan Hanya Mengiyakan Halusinasinya
Banyak orang sering tidak tahu bagaimana untuk bersikap saat pengidap mengatakan hal-hal yang tampaknya aneh atau jelas-jelas salah. Namun, bagi pengidap skizofrenia, keyakinan aneh atau halusinasi tersebut tampak nyata, bukan hanya imajinasi. Jadi, daripada mengiyakan perkataannya, kamu dapat memberitahu pengidap bahwa apa yang dilihat atau didengarnya itu tidak ada atau salah.
Baca juga: Gejala Skizofrenia Paranoid yang Perlu Diwaspadai
Bila kamu ingin tahu lebih jauh bagaimana cara menghadapi pengidap skizofrenia, tanyakan saja langsung pada ahlinya lewat aplikasi Halodoc. Melalui Video/Voice Call dan Chat, kamu bisa menghubungi dokter asli dan terpercaya untuk bertanya-tanya seputar kesehatan kapan dan di mana saja. Yuk, download aplikasi Halodoc sekarang juga di App Store dan Google Play.