Alat-Alat Medis yang Enggak Steril Picu Bakteremia, Benarkah?

Ditinjau oleh  Redaksi Halodoc   10 Juli 2019
Alat-Alat Medis yang Enggak Steril Picu Bakteremia, Benarkah?Alat-Alat Medis yang Enggak Steril Picu Bakteremia, Benarkah?

Halodoc, Jakarta - Bakteremia adalah infeksi yang disebabkan oleh bakteri yang memasuki aliran darah. Apabila bakteri yang bersarang pada aliran darah masih dalam jumlah yang sedikit, infeksinya mungkin tidak akan menyebabkan gejala serius dan hanya menimbulkan demam yang bisa membaik dengan sendirinya. Namun, apabila bakteri yang masuk ke dalam aliran darah jumlahnya cukup besar, kondisi ini bisa menyebabkan sepsis dan kemungkinan menyebabkan gejala, seperti :

  • Demam

  • Menggigil

  • Jantung berdebar

  • Tekanan darah rendah

  • Nafas menjadi lebih cepat

  • Gangguan pencernaan, seperti diare, muntah, mual, dan nyeri perut

  • Kelemahan pada tubuh

  • Pusing

  • Perubahan mental

  • Ruam di seluruh tubuh

  • Rewel pada anak-anak 

Baca Juga: Ini Alasan Infeksi Saluran Kemih Picu Bakteremia

Lantas, Benarkah Alat Medis yang Tidak Steril Bisa Picu Bakteremia?

Bakteremia tidak muncul secara independen. Penyakit ini hadir akibat kondisi medis tertentu, seperti infeksi saluran kemih, pneumonia, atau infeksi pada organ pencernaan. Selain kondisi medis, bakteri yang masuk ke dalam aliran darah juga dapat masuk secara spontan melalui sikat gigi, konsumsi makanan, pemasangan kateter atau penggunaan alat medis yang tidak steril. Alat medis yang tidak disterilkan secara total berisiko menularkan bakteri selama prosedur operasi maupun tindakan medis lainnya. 

Bagaimana Cara Mendiagnosis Bakteremia?

Mengingat kondisi ini terkait erat dengan aliran darah, maka mendiagnosisnya pun memerlukan sampel darah. Beberapa jenis tes yang dapat dilakukan, yakni:

  • Kultur darah untuk mengidentifikasi bakteri dan jenis bakteri yang ada dalam darah

  • Uji pembekuan darah untuk mengetahui ada tidaknya gangguan pembekuan darah

  • Uji fungsi hati dan ginjal untuk mengetahui apakah terjadi kegagalan fungsi hati dan ginjal akibat bakteremia

  • Analisis gas darah untuk melihat kadar oksigen dalam darah

  • Keseimbangan elektrolit.

Baca Juga: Awas, Pneumonia Bisa Sebabkan Bakteremia

Pengobatan Bakteremia

Karena bakteremia disebabkan oleh bakteri, maka pengobatan utamanya adalah dengan memberikan antibiotik. Antibiotik bertujuan untuk menghilangkan sejumlah bakteri yang telah menyebar dalam pembuluh darah. Selain penggunaan antibiotik, terapi oksigen mungkin diperlukan apabila kondisi bakteremia memengaruhi kebutuhan oksigen pengidap. 

Cairan parenteral, seperti cairan infus, juga bisa diberikan untuk menggantikan cairan tubuh yang hilang karena bakteremia. Terakhir, vasopressor, yaitu obat-obatan yang digunakan untuk menyempitkan pembuluh darah bisa diberikan ketika tekanan darah turun.

Adakah Langkah Pencegahan yang Bisa Dilakukan?

Langkah pencegahan paling penting adalah dengan menjaga kebersihan diri, alat kebersihan tubuh, serta alat-alat medis yang akan digunakan. Dokter dan tenaga medis juga perlu memastikan kebersihan diri dan alat-alat medis sebelum memberi tindakan medis. 

Baca Juga: Enggak Steril, Ini 5 Penyakit Akibat Bakteri

Bakteremia adalah kondisi yang sangat serius dan harus ditangani secepat mungkin setelah didiagnosis. Pada intinya, bakteremia biasanya dapat dicegah dengan tidak mengabaikan infeksi kecil, seperti infeksi kulit atau infeksi saluran kemih. Penting untuk mendiagnosis bakteremia sedini mungkin dan pemantauan gejala secara, seperti suhu untuk menghindari penyebaran infeksi yang berpotensi mengancam jiwa.


Jadi, itulah informasi terkait bakteremia yang perlu diketahui. Kalau kamu masih ingin tahu lebih dalam seputar bakteremia, diskusi saja dengan dokter Halodoc untuk mengetahuinya lebih mendalam! Tinggal klik Talk to A Doctor yang ada di aplikasi Halodoc untuk menghubungi dokter kapan saja dan di mana saja via Chat, dan Voice/Video Call. Yuk, segera download aplikasi Halodoc di App Store atau Google Play!