Alasan Trauma Kepala Berat Harus Ditangani Segera
Halodoc, Jakarta – Trauma kepala berat adalah kondisi yang menggambarkan kerusakan parah pada kepala, biasanya disebabkan oleh peristiwa kecelakaan lalu lintas, cedera olahraga atau penganiayaan. Seseorang dikatakan mengalami trauma kepala berat jika memiliki nilai Glasgow Coma Scale (GCS) kurang dari 8. Penilaian didasarkan pada kemampuan pengidap trauma kepala berat membuka mata, melakukan gerakan fisik, dan berbicara.
Trauma Kepala Berat Berpengaruh pada Kondisi Fisik dan Psikologis
Trauma kepala berat menyebabkan penurunan kesadaran, penglihatan kabur, penurunan pendengaran, kesulitan berbicara, kekakuan sendi dan tulang, keluarnya cairan bening dari hidung atau telinga, kehilangan ingatan (amnesia), muntah, kejang, hingga munculnya lebam di sekitar mata atau di belakang telinga. Pada anak-anak, gejala yang muncul berupa perubahan pola makan atau menyusui, murung, rewel, sering menangis, kehilangan fokus, sering mengantuk, hilangnya ketertarikan pada mainan, hingga kejang.
Pengidap Trauma Kepala Berat Harus Dirawat di Rumah Sakit
Trauma kepala berat harus ditangani secara intensif di rumah sakit untuk menurunkan risiko komplikasi. Jika tidak ditangani secara cepat dan tepat, trauma kepala berat bisa menyebabkan kecacatan permanen hingga kematian. Lantas, apa saja tahap pengobatan yang dilakukan untuk pengidap trauma kepala berat?
1. Penanganan Awal
-
Memeriksa denyut jantung, pernapasan, dan tekanan darah.
-
Melakukan resusitasi jantung paru (CPR) jika pengidap trauma kepala berat mengalami henti napas atau jantung.
-
Menstabilkan leher dan tulang punggung dengan penyangga.
-
Menghentikan perdarahan dan memberikan cairan infus untuk mencegah syok hipovolemik akibat perdarahan.
-
Mengikat tulang yang retak atau patah dengan perban.
-
Memberikan obat pereda nyeri.
2. Observasi
Dokter akan melakukan pemeriksaan secara berkala setelah kondisi pengidap trauma kepala berat stabil. Pemeriksaan yang dilakukan meliputi tingkat kesadaran, ukuran pupil dan reaksinya terhadap cahaya, kemampuan menggerakkan tangan dan kaki, serta pernapasan, denyut jantung, tekanan darah, suhu tubuh dan kadar oksigen dalam darah.
3. Operasi Otak
Dilakukan untuk mengatasi masalah otak akibat trauma yang dialami. Dokter melakukan operasi otak berdasarkan beberapa kondisi, yaitu perdarahan otak, penggumpalan darah dalam otak, memar otak dan patah tulang tengkorak. Prosedur operasi yang dilakukan adalah kraniotomi, yaitu proses membedah otak yang dilakukan dengan membuka tulang tengkorak untuk memperbaiki gangguan yang terjadi.
4. Penanganan Patah Tulang Tengkorak
Dilakukan pada pengidap trauma kepala berat yang disertai patah tulang tengkorak. Tindakan yang dilakukan berupa pemberian antibiotik untuk mencegah infeksi, serta operasi jika patah tulang menekan otak. Kondisi patah tulang tengkorak umumnya bisa pulih dengan sendirinya, setidaknya 5 - 10 bulan setelah perawatan.
Cegah Trauma Kepala Berat dengan Melindungi Kepala
Pencegahan trauma kepala berat bisa dilakukan dengan menggunakan perlengkapan yang aman saat berolahraga dan beraktivitas. Pastikan rumah aman dan terbebas dari benda berbahaya yang menyebabkan jatuh, seperti barang yang berserakan di lantai, terutama jika kamu memiliki anak. Gunakan helm ketika mengendarai motor dan pakai sabuk pengaman ketika mengendarai mobil.
Itulah fakta tentang trauma kepala berat yang perlu diketahui. Kalau kamu punya keluhan pada kepala, seperti pusing yang tak kunjung membaik, segera bicara pada dokter Halodoc untuk mencari tahu penyebab dan mendapat penanganan yang tepat. Kamu bisa menggunakan fitur Contact Doctor yang ada di aplikasi Halodoc untuk bertanya pada dokter via Chat, dan Voice/Video Call. Yuk, download aplikasi Halodoc di App Store atau Google Play sekarang juga!
Baca Juga:
- Risiko Fatal di Balik Cedera Kepala
- 5 Penyebab Cedera Kepala Berat yang Berakibat Trauma
- Cedera Kepala yang Bisa Sebabkan Amnesia