Alasan Tetanus Bisa Mematikan Jika Tidak Diatasi dengan Benar
Halodoc, Jakarta - Menginjak atau tertusuk besi berkarat adalah penyebab tetanus yang paling dikenal. Tapi apa yang sebetulnya terjadi saat kita betul-betul terinfeksi tetanus? Tetanus sendiri adalah kejang otot yang terjadi secara tiba-tiba, atau bersifat spasme. Otot yang biasanya mengalami kaku di awal adalah otot rahang atau leher.
Penyebab tetanus sendiri adalah bakteri Clostridium tetani yang biasanya terdapat pada kotoran, seperti debu, tanah, kotoran manusia, dan juga besi berkarat. Bakteri Clostridium tetani masuk ke dalam tubuh manusia melalui luka yang kotor, kemudian berkembang biak dan menyerang sistem saraf.
Komplikasi Tetanus dan Alasan Kenapa Tetanus Mematikan
Seberapa berbahayakah infeksi tetanus ini? Ternyata, komplikasi yang ditimbulkan oleh infeksi tetanus bisa mematikan. Apa saja bahaya tetanus dan alasan di baliknya? Inilah beberapa di antaranya.
Pneumonia Aspirasi
Otot yang kaku akibat infeksi tetanus membuat kamu sulit mengunyah dan batuk. Ini berpotensi memicu pneumonia aspirasi, yaitu kondisi ketika saluran paru-paru mengalami infeksi akibat adanya makanan, saliva, atau minuman yang masuk. Jika tidak segera ditangani, komplikasi lanjutan, seperti abses paru dan bronkiektasis bisa terjadi. Bahkan, saluran pernapasan bisa gagal berfungsi hingga menyebabkan gagal napas.
Baca juga: Pneumonia, Sakit Radang Paru-Paru yang Luput Dari Perhatian
Laryngospasm
Laryngospasm adalah kondisi ketika laring (organ yang melindungi trakea dan berperan dalam proses produksi suara) mengalami kejang selama 30-60 detik. Infeksi tetanus yang berefek ke leher juga bisa menyebar ke laring, sehingga menyebabkan laryngospasm. Akibatnya, jalan udara menuju paru-paru menjadi terhambat dan kita bisa kesulitan bernapas. Pada kasus yang parah, laryngospasm bisa menyebabkan asfiksia atau gagal napas.
Baca juga: Bukan Cuma Menyanyi, Penyebab Laringitis Juga Bisa Bakteri
Kejang-Kejang Akibat Tetanus
Infeksi tetanus yang sangat parah bisa menyebar sampai ke ujung saraf otak, dan ini bisa menyebabkan pengidapnya mengalami kejang yang mirip seperti kejang pada pengidap epilepsi. Sampai saat ini belum ada obat yang bisa melepaskan racun tetanus dari ujung saraf. Karena itulah pencegahan tetanus sangat penting.
Gagal Ginjal Akut
Kejang otot yang parah akibat infeksi tetanus juga bisa memicu kondisi yang dikenal dengan nama rhabdomyolysis. Ini adalah kondisi ketika otot tulang hancur dengan cepat, lalu menyisakan myoglobin atau protein otot yang masuk ke urine. Rhabdomyolysis sangat berbahaya dan bisa menyebabkan gagal ginjal, bahkan hingga kematian.
Apa Saja Gejala Tetanus?
Jika kamu terinfeksi bakteri Clostridium tetani, biasanya gejalanya baru akan kamu rasakan 10 hari setelah terinfeksi. Masa inkubasi bakteri tetanus sendiri adalah 4-21 hari. Meski begitu, pada beberapa kasus, gejala sudah bisa terlihat sejak hari pertama atau baru terlihat setelah satu bulan. Gejala tetanus diantaranya:
- Rasa kaku pada otot wajah, terutama otot rahang yang membuat pengidapnya sulit mengunyah atau bahkan membuka mulut, atau biasa disebut dengan lockjaw. Rasa kaku juga bisa terasa di leher dan dada.
- Demam tinggi hingga mencapai 38oC atau lebih.
- Tubuh berkeringat.
- Jantung berdebar kencang.
- Tekanan darah tinggi.
Baca juga: Pertolongan Pertama Saat Tekanan Darah Melonjak
Meski penyebabnya terdengar sepele, tetanus bisa mematikan jika tidak segera dideteksi dan ditangani. Bahkan, meski sudah ditangani, belum ada obat yang bisa langsung menyembuhkan komplikasi yang ditimbulkannya. Karena itu, vaksinasi tetanus sangat penting dan tak boleh dilewatkan untuk mencegah infeksi yang mungkin terjadi ketika mendapat luka kotor.
Jika kamu menemukan gejala-gejala di atas, segera hubungi dokter melalui aplikasi Halodoc untuk langkah penanganan awal. Lewat fitur Chat dan Voice/Video Call, kamu bisa mengobrol dengan dokter ahli tentang solusi terbaik untuk kulit Si Kecil, tanpa perlu ke luar rumah. Yuk, download aplikasi Halodoc di App Store dan Google Play!