Ini Alasan Physical Distancing Lebih Baik dari Social Distancing
Halodoc, Jakarta - Dunia kini tengah menghadapi krisis kesehatan masyarakat serius, yang membuat seperlima warga dunia menghabiskan waktu sepenuhnya di dalam rumah untuk mengkarantina diri. Sejak diberlakukannya frasa “physical distancing” dari “social distancing” oleh WHO sejak 20 Maret lalu, gagasan perubahan tersebut dimaksudkan untuk memberikan pemahaman pada masyarakat, jika saat ini bukan saatnya untuk memutus hubungan sosial dengan teman atau keluarga.
Gagasan tersebut dimaksudkan untuk menjaga jarak fisik guna memastikan virus tidak menyebar. WHO juga telah menjelaskan jika menjaga jarak dan mengkarantina diri merupakan bentuk menahan penyebaran dari virus corona. Meski dikarantina, bukan berarti orang-orang tersebut menjadi terisolasi secara sosial. Membangun komunitas dan kebersamaan justru sangat penting di masa seperti ini, guna menjaga kesehatan mental.
Baca juga: Ini Tips Belanja Aman di Supermarket agar Terhindar dari Corona
Penggunaan frasa physical distancing diharapkan dapat memperjelas imbauan WHO, yaitu menjaga jarak fisik untuk memastikan penyakit tidak menyebar. Apakah hal tersebut jadi keputusan yang lebih baik?
Physical Distancing Dinilai Lebih Penting
Penggunaan frasa “social distancing” dirasa kurang tepat, karena pada dasarnya yang diperlukan adalah menjaga jarak fisik. Virus corona membuat banyak orang khawatir karena cara penyebarannya yang sangat cepat lewat droplet atau percikan air liur pengidap. Virus yang bersarang di saluran pernapasan ini dapat menyebar dalam radius hingga satu setengah meter. Untuk itu, jarak aman untuk physical distancing saat berada di tempat umum adalah dua meter. Kurang dari jarak tersebut seseorang akan berisiko tinggi untuk tertular, apalagi jika mereka tidak memakai masker.
Baca juga: Stres karena Corona Bisa Sebabkan Bunuh Diri?
Social Distancing Tidak Diperlukan
Interaksi sosial melalui perangkat gadget atau cara komunikasi non-fisik lainnya masih sangat diperlukan. Faktanya adalah, bermedia sosial dapat memperluas interaksi sosial di masa seperti sekarang ini, sehingga akan sangat membantu bagi kesehatan mental setiap orang. Mengkarantina diri merupakan tindakan tidak berhubungan secara fisik dengan orang lain, tapi tetap melakukan interaksi sosial dengan orang-orang seperti biasa.
Pada dasarnya manusia merupakan makhluk sosial yang tidak bisa dipisahkan dengan kegiatan interaksi sosial. Namun, di tengah wabah mematikan seperti Covid-19 ini, penting bagi setiap orang untuk saling membantu melewati wabah ini, salah satunya adalah dengan physical distancing. Meski demikian, kamu dapat melakukan interaksi sosial berikut ini di rumah, sehingga kegiatan karantina tidak membosankan!
-
Video call. Saat mengkarantina diri, otomatis kamu akan merasa sangat bosan jauh dari keluarga. Jangan sungkan untuk menelepon atau video call, karena kemungkinan besar mereka juga tengah merasakan hal yang sama denganmu.
-
Conference call. Physical distancing bikin kamu tidak bisa nongkrong bareng kawan-kawan? Coba dengan melakukan conference call bersama. Dengan begitu, kegiatan karantina diri akan lebih mengasikkan.
-
Bermain game. Kini banyak aplikasi yang bisa kamu mainkan secara bersamaan dengan orang pilihanmu, coba untuk memainkannya dengan fitur suara, ya! Jadi, kamu tetap merasa bermain dengan orang tersebut di hadapanmu!
-
Media sosial. Perlu sangat bijak bermain media sosial di saat seperti ini. Pasalnya, beberapa oknum yang tidak bertanggung jawab memanfaatkan media sosial sebagai ajang menyebarkan hoax.
Baca juga: Ini Fakta Tentang Vitamin yang Baik untuk Cegah Corona
Di masa-masa sulit seperti sekarang ini, interaksi sosial menjadi sangat penting, untuk menjaga kesehatan mental dan moral. Menjaga jarak fisik bukan berarti memutus silaturahmi dan interaksi sosial. Jika kamu mengidap sejumlah masalah kesehatan saat melakukan karantina diri di rumah, silahkan diskusikan langsung dengan dokter di aplikasi Halodoc, ya!
Referensi:
WHO. Diakses pada 2020. Emergencies Press Conference on Coronavirus Disease Outbreak - 20 March 2020.
The Nasional Editorial Diakses pada 2020. Why Physical Distancing is Better Than Social Distancing.
Psychologi Today. Diakses pada 2020. Practice Physical Distancing, Not Social Distancing.
Berlangganan Artikel Halodoc
Topik Terkini
Mulai Rp50 Ribu! Bisa Konsultasi dengan Ahli seputar Kesehatan