Alasan Pengguna Narkoba Bisa Diketahui dari Cek Urine
Halodoc, Jakarta - Urinalisis, atau tes urine dilakukan untuk bisa mengetahui kondisi fisik, kimiawi, dan mikroskopik dari urine seseorang. Hasil tes urine digunakan untuk mengidentifikasi adanya kondisi tertentu yang terkait dengan kesehatan. Meski tidak bisa digunakan sebagai acuan utama dalam mengidentifikasi suatu penyakit, tes ini menjadi acuan awal setelah pada seseorang yang mengalami suatu penyakit.
Ada banyak tujuan lain dari dilakukannya tes urine. Tidak hanya untuk mendeteksi penyakit, tes urine juga sering dilakukan untuk mengecek apakah seorang wanita mengalami kehamilan. Atau, bisa juga sebagai indikasi bahwa seseorang telah menggunakan narkoba atau obat-obatan terlarang.
Cek Urine untuk Mendeteksi Adanya Narkoba
Pada dasarnya, narkoba memiliki jangka waktu untuk berada di dalam tubuh pengguna setelah dikonsumsi. Semakin banyak zat yang masuk, maka jangka waktunya semakin lama. Inilah yang menjadi alasan utama mengapa seorang pengguna narkoba harus melakukan tes urine dan tes darah, karena hasil tes urine mengindikasikan seseorang telah menggunakan narkoba.
Baca juga: 5 Penyebab Munculnya Endapan Putih pada Air Seni
Ternyata, tes urine bisa memberitahu pada petugas apakah seseorang merupakan seorang pengguna aktif atau pasif, berikut jenis obat-obatan yang digunakan. Namun, tes urine tidak selalu bisa mendeteksi dengan hasil yang akurat. Jadi, tetap ada kemungkinan bahwa seseorang adalah pengguna narkoba positif tetapi hasil tes narkoba yang dilakukan tidak membuktikan demikian. Inilah mengapa kemudian dilakukan tes darah dan tes pemeriksaan air liur.
Pasalnya, obat terlarang bisa dikonsumsi dalam banyak cara. Ada jenis obat pil yang penggunaannya harus ditelan. Ada obat bubuk yang bisa digunakan dengan cara dihisap. Ada pula obat cair yang penggunaannya dengan menggunakan jarum suntik. Jadi, biasanya tetap dilakukan tes darah meski pengguna telah melakukan pemeriksaan melalui urine.
Bagaimana Prosedurnya?
Tes urine bisa dilakukan di rumah sakit maupun klinik kesehatan. Jika tujuannya untuk deteksi kehamilan, maka sampel diambil pada pagi hari, urine pertama yang dibuang setelah bangun tidur. Namun, tidak ada persiapan atau persyaratan khusus pada pengambilan sampel urine untuk tes narkoba. Hanya ada seorang petugas yang mengawasi kala pengambilan sampel dilakukan untuk mencegah terjadinya hal yang tidak diinginkan, seperti misalnya manipulasi sampel.
Baca juga: Urine Berdarah? Hati-Hati Hematuria
Sama seperti pengambilan sampel urine pada umumnya, pasien diminta untuk membersihkan tangan, juga organ intim dengan tisu. Petugas akan memberikan tabung untuk tempat menampung urine. Setelah urine ditampung, pastikan tidak terdapat kontaminasi terhadap benda-benda lain dan segera tutup tabung sampel.
Beda jenis obat terlarang yang digunakan, jangka waktu tertinggalnya obat dalam tubuh beragam. Misalnya saja, narkoba jenis heroin dan kokain bisa bertahan dalam urine hingga 4 hari, sementara ganja bisa bertahan hingga 30 hari tergantung banyaknya jumlah yang dikonsumsi.
Baca juga: Mengenal Penyakit Langka Maple Syrup Urine Disease
Sebenarnya, tes lain yang bisa dilakukan untuk mendapatkan hasil tes narkoba yang lebih akurat selain hasil tes urine adalah tes melalui rambut. Analisis dari sampel rambut mampu memberikan informasi lebih lengkap detail riwayat konsumsi alkohol, ganja, heroin, bahkan morfin hingga mencapai 90 hari.
Nah, itu tadi alasan mengapa tes urine dilakukan untuk mengetahui apakah seseorang positif menggunakan narkoba atau tidak. Kalau kamu ingin melakukan cek urine dan darah tetapi tidak sempat datang ke laboratorium, kamu bisa memakai layanan Cek Lab dari aplikasi Halodoc. Segera download aplikasi Halodoc, ya!
Berlangganan Artikel Halodoc
Topik Terkini
Mulai Rp50 Ribu! Bisa Konsultasi dengan Ahli seputar Kesehatan