Alasan Meningioma Lebih Mudah Menyerang Wanita Dibandingkan Laki-Laki
Halodoc, Jakarta – Dari semua jenis tumor otak yang ada, meningioma memang termasuk jenis yang paling jinak. Tumor yang terbentuk di meninges (selaput pelindung otak dan tulang belakang) ini biasanya terjadi di otak, tapi bisa juga tumbuh di tulang belakang. Meskipun meningioma tergolong tumor jinak, tapi pada beberapa kasus, tumor tersebut bisa menyebabkan kecacatan yang serius.
Karena itu, kamu dianjurkan untuk berhati-hati terhadap penyakit ini, terutama bila kamu adalah seorang wanita. Pasalnya, meningioma lebih sering menyerang wanita dibandingkan laki-laki. Mengapa demikian? Simak penjelasannya di sini.
Penyebab Meningioma
Penyebab pasti meningioma sebenarnya masih belum diketahui sampai saat ini. Namun, ada beberapa faktor yang diduga bisa meningkatkan risiko seseorang untuk mengalami meningioma. Salah satunya jenis kelamin.
Meningioma lebih sering menyerang wanita dibandingkan laki-laki. Ini diduga karna ada hubungannya dengan hormon pada wanita.
Tidak hanya menyerang wanita saja, orang-orang yang memiliki faktor berikut juga berisiko tinggi mengalami meningioma:
- Obesitas. Kebanyakan pengidap meningioma juga mengalami obesitas. Namun, sampai sekarang belum diketahui secara pasti, apa kaitan antara dua penyakit tersebut.
- Radioterapi. Orang yang pernah menjalani radioterapi di kepala juga berisiko tinggi terserang meningioma.
- Pengidap neurofibromatosis tipe 2. Neurofibromatosis tipe 2 merupakan kelainan genetik yang bisa memicu pertumbuhan tumor di berbagai jaringan saraf.
Baca juga: Pengidap Epilepsi Rentan Terkena Meningioma, Ini Penyebabnya
Gejala Meningioma
Perkembangan tumor meningioma sangat lambat, sehingga bisa tidak menunjukkan gejala hingga bertahun-tahun. Jadi, gejala meningioma pada awalnya memang tidak terlalu terasa atau bisa juga muncul secara bertahap. Gejala meningioma yang muncul pada setiap pengidap juga bisa berbeda-beda tergantung pada ukuran dan lokasi tumor. Berikut gejala-gejala meningioma yang sebaiknya kamu waspadai:
- Sakit kepala yang semakin lama semakin parah
- Mual dan muntah
- Tinnitus
- Gangguan penglihatan, seperti pandangan menjadi kabur atau berbayang
- Gangguan pada indera penciuman
- Gangguan ingatan
- Gangguan dalam bicara
- Hilang pendengaran
- Anggota tubuh melemah
- Perubahan perilaku
- Kejang.
Baca juga: Kenali Anosmia, Salah Satu Gejala Mengidap Meningioma
Pengobatan untuk Meningioma
Bila gejala yang muncul semakin buruk, maka dokter akan menyarankan untuk melakukan pembedahan untuk membuang tumor. Namun, pada kasus tertentu, tumor tidak bisa dibuang seluruhnya, karena lokasi tumor ada di dekat struktur tipis pada otak atau tulang belakang. Jadi, dokter hanya akan membuang tumor yang masih mungkin untuk dibuang.
Setelah menjalani operasi, pengidap mungkin masih perlu menjalani prosedur perawatan yang tergantung pada sejumlah faktor, yaitu:
- Bila sudah tidak ada lagi tumor yang tersisa di otak, maka pengidap hanya akan menjalani pemeriksaan biasa secara berkala dan tidak perlu menjalani pengobatan lanjutan.
- Namun bila masih ada tumor yang tersisa, tapi tergolong jinak, maka dokter akan menganjurkan untuk melakukan pemeriksaan secara berkala. Pada beberapa kasus, pengidap juga perlu menjalani radioterapi untuk mengatasi tumor yang tersisa.
- Bila tumor yang tersisa tergolong ganas, maka pengidap perlu menjalani radioterapi.
Penting untuk diketahui, operasi meningioma berisiko menyebabkan infeksi dan pendarahan. Risiko lainnya juga bisa terjadi, tergantung pada lokasi di mana tumor berada. Misalnya, pada kasus operasi untuk membuang meningioma di sekitar saraf optik, risiko yang mungkin terjadi adalah kehilangan penglihatan. Jadi, bicarakanlah terlebih dahulu dengan dokter mengenai risiko yang mungkin terjadi sebelum menjalani proses pembedahan.
Baca juga: Pemeriksaan yang Dapat Dilakukan untuk Mendiagnosis Meningioma
Nah, itulah alasan mengapa meningioma lebih sering terjadi pada wanita dibandingkan laki-laki. Bila kamu masih memiliki pertanyaan lebih lanjut mengenai meningioma, tanyakan saja langsung ke ahlinya dengan menggunakan aplikasi Halodoc. Melalui Video/Voice Call dan Chat, kamu bisa menghubungi dokter untuk minta saran kesehatan kapan saja dan di mana saja. Yuk, download Halodoc sekarang juga di App Store dan Google Play.
Berlangganan Artikel Halodoc
Topik Terkini
Mulai Rp25 Ribu! Bisa Konsultasi dengan Dokter seputar Kesehatan