Ini Alasan Lansia Sering Kena Osteoporosis

Ditinjau oleh  dr. Rizal Fadli   26 Agustus 2021
Ini Alasan Lansia Sering Kena OsteoporosisIni Alasan Lansia Sering Kena Osteoporosis

"Pengeroposan tulang atau osteoporosis adalah gangguan kesehatan tulang yang cukup sering dialami oleh lansia. Kondisi ini bisa sangat membahayakan, karena mereka bisa saja mengalami patah tulang, bahkan saat tidak terjatuh. Kondisi ini terjadi pada lansia karena tulang mereka tidak mampu melakukan regenerasi dengan cepat."


Halodoc, Jakarta - Osteoporosis adalah kondisi yang paling sering menyebabkan tulang menjadi lemah dan rapuh. Bahkan karena terlalu rapuh sehingga ia bisa jatuh atau tekanan ringan, seperti membungkuk atau batuk dapat menyebabkan patah tulang. Fraktur terkait osteoporosis paling sering terjadi di pinggul, pergelangan tangan, atau tulang belakang.

Osteoporosis memengaruhi pria dan wanita dari semua ras, tetapi wanita kulit putih dan Asia, terutama wanita yang lebih tua yang telah melewati masa menopause, berada pada risiko tertinggi. Untungnya obat-obatan, diet sehat, dan olahraga menahan beban dapat membantu mencegah pengeroposan tulang atau memperkuat tulang yang sudah lemah ini.

Baca juga: Yuk, Kenalan Dengan Olahraga Pencegah Osteoporosis

Mengapa Osteoporosis Sering Dialami Lansia?

Tulang manusia beregenerasi dengan cepat dalam kondisi padat dan kuat. Nah, semakin bertambahnya usia, tulang yang lama dan tidak segera tergantikan dengan tulang yang baru tidak akan tumbuh. Kondisi inilah yang membuat tulang secara perlahan menjadi rapuh dari waktu ke waktu. Semakin bertambahnya usia, kepadatan tulang semakin berkurang, tulang menjadi keropos, dan lebih rentan mengalami keretakan.

Osteoporosis terjadi karena menurunnya kepadatan tulang seiring bertambahnya usia. Beberapa faktor yang bisa jadi pemicu terjadinya osteoporosis, antara lain:

  • Kurangnya asupan vitamin D dan kalsium dalam tubuh. Kurangnya kalsium dalam tubuh dapat menyebabkan berkurangnya kepadatan tulang.
  • Kurangnya hormon estrogen pada wanita dan hormon androgen pada pria.
  • Kurangnya latihan fisik yang berakibat berkurangnya kepadatan tulang.

Lansia juga dapat melakukan operasi gastrointestinal guna mengurangi bagian dari usus. Hal ini dilakukan guna membatasi jumlah luas permukaan usus dalam menyerap nutrisi, termasuk kalsium.

Baca juga: 5 Olahraga yang Bisa Cegah Osteoporosis

Komplikasi Akibat Osteoporosis

Patah tulang, terutama di tulang belakang atau pinggul adalah komplikasi osteoporosis yang paling serius. Patah tulang pinggul sering disebabkan oleh jatuh dan dapat mengakibatkan kecacatan bahkan peningkatan risiko kematian dalam tahun pertama setelah cedera.

Dalam beberapa kasus, patah tulang belakang dapat terjadi bahkan jika seseorang tidak jatuh. Tulang-tulang yang membentuk tulang belakang (vertebra) dapat melemah hingga hancur, yang dapat mengakibatkan nyeri punggung, kehilangan tinggi badan, dan postur membungkuk ke depan.

Oleh karena itu, sebelum kondisi semakin parah, ada baiknya untuk rutin memeriksakan diri ke rumah sakit untuk mendapatkan perawatan tepat dari dokter. Kamu pun kini bisa dengan mudah buat janji rumah sakit lewat Halodoc sehingga tak perlu lagi repot antre.

Baca juga: Banyak Macamnya, Ketahui 4 Jenis Osteoporosis Ini

Langkah Pencegahan Osteoporosis

Beberapa langkah pencegahan yang dapat kamu lakukan guna mencegah terjadinya osteoporosis, antara lain:

  • Latihan fisik guna meningkatkan kepadatan tulang. Latihan fisik yang dapat kamu lakukan guna membantu mencegah osteoporosis adalah aktivitas menyangga beban.
  • Terapkan pola makan sehat dengan banyak konsumsi kandungan vitamin D. Seperti mengonsumsi suplemen vitamin D. Vitamin D penting dikonsumsi untuk penyerapan kalsium yang dibutuhkan untuk memperkuat gigi dan tulang.
  • Berhenti merokok dan konsumsi minuman beralkohol.
  • Berjemur di bawah paparan sinar matahari pagi sebelum jam 9 pagi. Paparan sinar matahari akan membantu tubuh memproduksi vitamin D secara alami. Setidaknya, usahakan 10 menit setiap hari untuk berjemur.

Kekuatan tulang memang ditentukan oleh faktor genetika dalam keluarga. Kendati demikian, kamu melakukan pencegahan dengan melakukan beberapa langkah di atas guna menghindari atau memperlambat terjadinya osteoporosis di kemudian hari. Selain melakukan beberapa langkah di atas, kamu bisa melakukan cek kesehatan rutin jika kamu telah memasuki fase awal menopause.

Referensi:
Mayo Clinic. Diakses pada 2021. Osteoporosis.
Merck Manual Professional Version. Diakses pada 2021. Osteoporosis.  
U.S. National Institute of Arthritis and Musculoskeletal and Skin Diseases. Diakses pada 2021. Osteoporosis.