Alasan Botulisme Bisa Sebabkan Gangguan Saraf
Halodoc, Jakarta - Botulisme adalah sebuah penyakit yang sangat langka dan dapat menyebabkan kelumpuhan. Hal itu disebabkan oleh kondisi keracunan serius karena racun yang dihasilkan oleh bakteri Clostridium Botulinum. Racun yang dihasilkan adalah salah satu racun yang paling berbahaya dan mematikan.
Toksin yang dihasilkan oleh bakteri Botulinum ini sebanyak 1 mikrogram dan dapat membunuh seorang manusia. Racun ini bekerja dengan menghalangi fungsi saraf dan menyebabkan kelumpuhan pernapasan dan juga kelumpuhan fungsi muskuloskeletal.
Bakteri ini mungkin akan menjadi berbahaya bila memproduksi racun botulinum. Ketika masih dalam bentuk spora, bakteri botulinum masih belum berbahaya. Spora dapat aktif dengan panas untuk berkembang. Selain itu, panas dapat membunuh bakteri lainnya sehingga bakteri ini dengan mudah menguasai tubuh manusia yang dijangkitinya.
Racun yang menyebabkan Botulisme mempunyai struktur dan fungsi yang sama dengan racun tetanus. Walau begitu, racun Botulinum dapat memengaruhi sistem saraf periferi dikarenakan racunnya memiliki afiniti untuk neuron di persimpangan otot saraf.
Racun botulinum merupakan endopeptidase yang mampu menghalangi pembebasan asetilkolin ketika otot dan saraf bertemu. Selain itu, racun ini dapat memecahkan synaptobrevin, serta mengganggu vesikel yang mengandung asetilkolin. Jika otot tidak menerima aba-aba dari saraf, otot tersebut tidak akan berkontraksi. Akibatnya, kondisi tersebut dapat menyebabkan paralisis atau lumpuh pada sistem motorik.
Ketika bakteri botulinum tumbuh, paling sedikit tujuh racun berbeda akan diproduksi, termasuk neurotoxin, haemotoxin, enterotoxin, dan beberapa racun yang paling mematikan. Bahkan, satu bakteri dapat memproduksi lebih dari satu tipe racun.
Di dalam tubuh manusia terdapat neurotransmitter yang berfungsi untuk mengirim pesan secara kimia dari saraf untuk mengkoordinasikan seluruh bagian tubuh dan juga digunakan oleh saraf untuk berkomunikasi dengan otot. Racun dari bakteri botulinum dapat berakibat pada characteristic flaccid paralysis. Caranya yaitu memecah satu dari tiga protein yang dibutuhkan tubuh dengan cara membatasi pelepasan asetilkolin dan kemampuan sel-sel saraf untuk berkomunikasi.
Ketika saraf terminal tidak dapat digunakan karena terkena racun, saraf tidak dapat mengirim sinyal pada otot untuk berkontraksi. Sehingga, pengidap mengalami kelemahan atau kelumpuhan yang awalnya pada wajah, lalu tenggorokan, dada, dan lengan. Jika kelumpuhan telah mencapai dada, pengidap akan kesulitan bernapas dan mungkin sepenuhnya lumpuh. Pada beberapa kasus, pengidapnya mengalami kematian karena sesak dada.
Supaya pengidap botulisme kondisinya tidak memburuk, mereka harus mendapat rawat inap di rumah sakit. Pengobatan tersebut bertujuan untuk menghilangkan racun dan mengembalikan fungsi tubuh agar dapat berjalan normal. Pengidap pun akan kembali seperti sedia kala.
Pengobatan tersebut tidak menyembuhkan kelumpuhan pada otot dan pernapasan yang telah terjadi, tetapi agar kondisi yang ada tidak memburuk. Setelah pengobatan berjalan beberapa bulan, biasanya kelumpuhan yang terjadi sebelum pengobatan berangsur-angsur akan kembali normal.
Selain itu, cara mencegah botulisme adalah dengan tidak mengonsumsi makanan yang telah rusak atau telah kedaluwarsa. Pencegahan lainnya yaitu dengan tidak menggunakan narkotika dan obat-obatan terlarang. Untuk bayi yang usianya masih di bawah satu tahun, jangan berikan madu dalam jumlah berapa pun, karena madu mengandung spora dari bakteri clostridium botulinum.
Itulah alasan Botulisme dapat sebabkan gangguan saraf. Jika kamu melihat orang-orang di sekitar kamu tiba-tiba mengalami lumpuh, kamu dapat menanyakan kondisinya pada dokter di Halodoc. Download aplikasi Halodoc sekarang untuk menikmati layanan tersebut!
Baca juga:
Berlangganan Artikel Halodoc
Topik Terkini
Mulai Rp25 Ribu! Bisa Konsultasi dengan Dokter seputar Kesehatan