Abdominal Migrain Vs Migrain, Lebih Bahaya Mana?
Halodoc, Jakarta – Abdominal migrain dan migrain adalah dua penyakit yang berbeda. Meski begitu, keduanya sama-sama menimbulkan nyeri di area spesifik. Pada kasus abdominal migrain, nyeri timbul di perut dan rentan terjadi pada anak-anak. Sedangkan migrain menyebabkan nyeri kepala yang banyak dialami orang dewasa. Ketahui perbedaan lainnya di sini.
Baca Juga: 5 Hal tentang Migrain yang Perlu Diketahui
Mengenal Abdominal Migrain yang Banyak Dialami Anak-Anak
Abdominal migrain dikenal sebagai migrain perut. Gejala umumnya berupa nyeri perut yang terkadang disertai mual, muntah, kram, hingga muntah. Sebagian pengidap juga mengalami penurunan nafsu makan, kulit pucat, sering mengantuk, mudah lelah, hingga muncul lingkaran hitam di bawah kepala. Gejala dapat hilang setelah satu jam atau bertahan hingga beberapa hari.
Hingga kini penyebab abdominal migrain belum diketahui secara pasti. Namun, ada dugaan bahwa abdominal migrain terjadi akibat perubahan kadar histamin dan serotonin dalam tubuh. Riwayat keluarga dengan abdominal migrain (faktor genetik) diduga menjadi penyebabnya. Selain itu, ada beberapa makanan yang memicu abdominal migrain, misalnya cokelat, makanan asin, dan daging olahan dengan nitrit.
Baca Juga: Bukan Menyerang Kepala, Abdominal Migrain Melanda Perut
Abdominal migrain termasuk sulit didiagnosis karena anak-anak sulit menceritakan gejala sakit yang dialaminya. Maka itu, dokter menanyakan riwayat keluarga dengan migrain atau abdominal migrain. Jika dicurigai sebagai migrain perut, diperlukan pemeriksaan lab untuk menetapkan diagnosis, seperti tes darah, tes urine, tes pencitraan, dan elektroensefalografi (EEG) jika terdapat gejala kejang.
Penanganan pertama yang bisa diberikan adalah pemberian obat anti nyeri seperti ibuprofen. Pengobatan abdominal migrain dilakukan untuk mengurangi gejala yang muncul dan mencegah komplikasi. Obat diresepkan jika nyeri perut cukup parah dan sering terjadi. Hal yang perlu dilakukan pengidap adalah menghindari pemicu migrain. Orangtua bisa membantu mencatat waktu kemunculan migrain perut, makanan yang dikonsumsi, dan aktivitas anak sebelum gejala muncul. Pastikan anak mendapatkan asupan serat yang cukup, kebutuhan tidur terpenuhi, tetap aktif bergerak, dan bantu mengelola emosinya.
Mengenal Migrain, Penyebab Sakit Kepala Sebelah
Migrain lebih dikenal sebagai sakit kepala sebelah karena biasanya, gejala nyeri muncul pada satu sisi kepala. Rasa nyeri sering disertai dengan mual, muntah, dan sensitif terhadap cahaya atau suara. Serangan migrain bisa berlangsung selama beberapa jam atau hari, tergantung tingkat keparahannya. Migrain sering terjadi pada wanita dibandingkan pria.
Sama seperti migrain perut, penyebab migrain kepala juga belum diketahui secara pasti. Namun dalam kebanyakan kasus, migrain terjadi akibat penurunan kadar serotonin dalam tubuh. Kondisi ini menyebabkan salah satu saraf otak (trigeminal) melepaskan zat kimia ke lapisan luar otak (meningen) sehingga menimbulkan nyeri. Selain itu, ada beberapa faktor yang diduga menjadi penyebab migrain. Di antaranya perubahan hormon pada wanita, pola makan dan minum, faktor emosi, faktor lingkungan, faktor fisik, dan efek samping konsumsi obat.
Baca Juga: 3 Penyebab Migrain Sering Terjadi Ketika Menstruasi
Migrain didiagnosa melalui pemeriksaan fisik. Pemeriksaan penunjang mungkin dibutuhkan untuk menetapkan diagnosis, antara lain tes darah, tes pencitraan (seperti MRI dan CT scan), dan tes pungsi lumbal. Penanganan migrain disesuaikan dengan tingkat keparahan tapi biasanya, migrain diatasi dengan konsumsi obat pereda nyeri, beristirahat, memijat kepala atau pelipis, kompres dingin di atas dagu atau di belakang leher, dan melakukan relaksasi otot.
Itulah perbedaan abdominal migrain dan migrain yang perlu diketahui. Kalau kamu sering mengalami migrain tanpa sebab, jangan ragu berbicara dengan dokter Halodoc. Kamu bisa menggunakan fitur Contact Doctor yang ada di Halodoc untuk bertanya pada dokter kapan saja dan di mana saja via Chat, dan Voice/Video Call. Yuk, segera download aplikasi Halodoc di App Store atau Google Play!
Berlangganan Artikel Halodoc
Topik Terkini
Mulai Rp50 Ribu! Bisa Konsultasi dengan Ahli seputar Kesehatan