8 Penyakit yang Bisa Didiagnosis Lewat Pemeriksaan EEG
Halodoc, Jakarta - Pernah mendengar pemeriksaan electroencephalography (EEG)? Pemeriksaan electroencephalography merupakan pemeriksaan penunjang untuk merekam gelombang-gelombang aktivitas listrik di otak. Penguluran pola listrik ini dilakukan pada permukaan kulit kepala yang mencerminkan aktivitas kortikal yang biasanya disebut sebagai gelombang otak.
Baca juga: Hampir Mirip, Apa Perbedaan EKG dan EEG?
Otak manusia ini dalam menjalankan fungsinya akan berdasarkan gelombang-gelombang listrik. Nah, aktivitas gelombang listrik ini dapat direkam dengan menggunakan alat pemeriksaan EEG. Dengan kata lain, pemeriksaan electroencephalography ini bisa membantu dokter untuk menganalisis suatu penyakit yang berkaitan dengan suatu kondisi yang melibatkan otak atau aktivitas listrik di otak.
Lantas, penyakit apa saja yang yang bisa didiagnosis melalui pemeriksaan electroencephalography?
Mendeteksi Berbagai Penyakit
Dalam pemeriksaan electroencephalography, pertimbangan setiap dokter tentu dapat berbeda. Apalagi mengingat waktu saat berdiskusi antara dokter yang satu dan yang lain berbeda. Pasalnya, kondisi penyakit juga bisa berubah dengan seiring berjalannya waktu. Andaikan masih ragu untuk melakukan pemeriksaan ini, kamu bisa kok berdiskusi ke dokter lain untuk menanyakan pendapatnya.
Kembali ke pertanyaan di atas, penyakit apa saja sih yang bisa didagnosis melalui pemeriksaan EEG? Beberapa kondisi yang biasanya memerlukan pemeriksaan EEG, seperti:
-
Epilepsi (ayan).
-
Seseorang dengan riwayat stroke.
-
Adanya tumor pada otak.
-
Gangguan memori seperti demensia atau alzheimer.
-
Riwayat kejang demam yang terlalu sering.
-
Riwayat kejang demam yang durasinya lama.
-
Masalah neurofisiologis.
-
Gangguan pada otak ataupun memiliki penyakit yang berdampak pada otak.
Baca juga: Gejala-Gejala Ensefalopati, Penyakit Kelainan Otak
Kenapa Melakukan EEG?
Pemeriksaan electroencephalography dapat diartikan dan digunakan oleh para ahli sebagai alat klinis untuk mengevaluasi fungsi otak. Tak cuma itu saja, pemeriksaan ini juga bertujuan untuk melacak perubahan fungsi otak, karena berbagai intervensi, seperti neurofeedback atau obat-obatan.
Di samping itu, EEG dapat dilakukan untuk menilai kesehatan otak secara keseluruhan, dan mengukur dampak yang ditimbulkan kecanduan pada jaringan saraf.
Ketahui Prosedur EEG
Prosedur pemeriksaan electroencephalography menggunakan alat yang menyerupai penutup kepala pada kulit kepala. Perangkat lunak tersebut akan menangkap impuls listrik di otak. Hasilnya menunjukkan pola gelombang otak di berbagai bagian otak. Bagaimana dengan durasi pemeriksaannya?
Prosesnya memakan waktu kira-kira 15 menit, dan data kemudian diubah menjadi laporan peta otak visual. Hasil analisis laporan peta otak akan mengidentifikasi area masalah. Laporan tersebut akan menampilkan hasil dalam format yang jelas dan ringkas yang dapat mudah dipahami dengan bantuan tenaga medis.
Baca juga: Inilah 10 Penyakit yang Termasuk Kelainan Otak Ensefalopati
Seperti yang dijelaskan di atas, prinsip dasar pemeriksaan EEG dilakukan untuk mengetahui aktivitas listrik otak. Bila hasil yang ditemukan abnormal, maka temuan ini bisa membantu untuk menentukan langkah yang akan diambil selanjutnya. Misalnya, menentukan jenis kelamain, tatalaksana, dan lain-lain.
Lalu, apa jadinya bila hasil yang ditemukan normal? Andaikan hasilnya normal, bukan berarti mereka yang melakukan pemeriksaan ini tak memiliki penyakit. Pasalnya, enggak semua kelainan dapat direkam melalui EEG, sebab ada banyak faktor yang memengaruhi perekaman EEG. Untuk menindaklanjuti kondisi ini, biasanya dokter akan kembali meninjau riwayat perjalanan penyakit dan menentukan langkah selanjutnya.
Memiliki keluhan pada kepala atau keluhan kesehatan lainnya? Kamu bisa kok bertanya langsung ke dokter melalui aplikasi Halodoc. Lewat fitur Chat dan Voice/Video Call, kamu bisa mengobrol dengan dokter ahli tanpa perlu ke luar rumah. Yuk, download aplikasi Halodoc sekarang juga di App Store dan Google Play!