8 Cara Pengobatan untuk Atasi Hipogonadisme
Halodoc, Jakarta – Baik pria maupun wanita sama-sama memiliki hormon seksual. Hormon ini berfungsi untuk mengatur karakteristik seksual sekunder, seperti produksi sperma dan perkembangan testis pada pria, serta pertumbuhan payudara dan siklus menstruasi pada wanita. Namun, seseorang juga bisa mengalami hipogonadisme, yaitu kondisi ketika hormon seksual tersebut berada di bawah jumlah normal.
Kondisi ini bisa menyebabkan berbagai macam masalah seksual, mulai dari menurunnya gairah seksual hingga kemandulan. Karena itu, hipogonadisme sebaiknya jangan dibiarkan saja. Ketahui cara pengobatan untuk mengatasi hipogonadisme di sini.
Baca juga: Fungsi Hormon Testosteron Bagi Pria dan Wanita
Berdasarkan penyebabnya, hipogonadisme bisa dibagi menjadi dua jenis, yaitu:
- Hipogonadisme Primer
Kondisi menurunnya hormon seksual bisa dikategorikan hipogonadisme primer bila disebabkan oleh adanya kerusakan pada gonad atau kelenjar seksual.
- Hipogonadisme Sekunder
Sedangkan hipogonadisme sekunder, disebabkan oleh kerusakan pada kelenjar di sekitar otak, yaitu hipofisis (pituitari) dan hipotalamus. Kelenjar tersebut bertugas untuk mengirimkan sinyal ke kelenjar seksual untuk menghasilkan hormon seksual.
Hipogonadisme sebaiknya jangan disepelekan karena bisa menurunkan kualitas seksual kamu dan menimbulkan sejumlah komplikasi, di antaranya menurunnya gairah seksual, disfungsi ereksi, gangguan pertumbuhan Mr.P, dan kemandulan.
Namun, kamu juga enggak perlu khawatir bila mengalami hipogonadisme, karena ada beberapa cara pengobatan yang bisa dilakukan untuk mengatasi masalah seksual ini:
Pada pengidap pria, hipogonadisme bisa diatasi dengan melakukan terapi penggantian testosteron (TRT) untuk menutupi jumlah hormon testosteron yang kurang. TRT dilakukan dengan memberikan testosteron buatan, yang biasanya dalam bentuk:
1. Gel
Gel testosterone bisa dioleskan di lengan atas, bahu, paha, atau ketiak. Pastikan gel sudah terserap dengan baik ya sebelum kamu mandi.
2. Suntik
TRT juga bisa disuntikkan pada otot.
3. Tablet
Dengan mengonsumsi TRT dalam bentuk tablet, testosteron dapat terserap ke aliran darah melalui saluran pencernaan.
Namun, ada beberapa efek samping dari terapi pengganti testosteron yang perlu kamu ketahui, yaitu meningkatkan risiko mengalami sleep apnea, pembesaran payudara, pembesaran prostat, produksi sperma berkurang, dan terbentuknya gumpalan darah di pembuluh darah. Penelitian terbaru juga menunjukkan bahwa TRT bisa meningkatkan risiko serangan jantung. Jadi, penggunaan TRT sebaiknya dilakukan dengan pemantauan rutin dari dokter.
Baca juga: 6 Cara Mengatasi Kekurangan Hormon Testosteron pada Pria
Sedangkan pada pengidap wanita, pengobatan hipogonadisme bisa dilakukan dengan terapi pengganti estrogen:
4. Pil atau Koyo
Terapi pengganti estrogen dalam bentuk pil atau koyo direkomendasikan bagi pengidap wanita yang pernah menjalani histerektomi atau operasi pengangkatan rahim.
5. Mengkombinasikan Hormon Estrogen dan Progesteron
Sedangkan pada pengidap wanita yang tidak pernah menjalani histerektomi, terapi pengganti estrogen bisa dikombinasikan dengan pemberian hormon progesterone. Hal ini untuk mencegah terjadinya kanker rahim akibat kadar estrogen yang berlebihan pada tubuh.
6. Kombinasi TRT dan DHEA
Bagi wanita yang memiliki gairah seks yang rendah, dokter akan memberikan terapi testosteron dalam dosis rendah dan disertai dengan pemberian hormon dehydroepiandrosterone (DHEA).
7. Suntik hCG atau Pil FSH
Sedangkan bagi wanita yang mengalami gangguan siklus menstruasi atau sulit hamil, dokter akan memberi suntikan hormon choriogonadotropin (hCG) atau pil dengan kandungan hormon follicle stimulating (FSH) untuk memicu ovulasi.
8. Sejumlah Pengobatan Lainnya
Untuk mengobati hipogonadisme yang disebabkan oleh tumor di kelenjar hipofisis, dokter akan memberikan serangkaian prosedur, meliputi pemberian obat, radioterapi, atau bedah untuk mengecilkan dan menghilangkan sel tumor.
Baca juga: Waspada, Ini 9 Gejala Hipogonadisme pada Wanita
Bila kamu memiliki masalah dengan kehidupan seksual, gunakan saja aplikasi Halodoc. Enggak perlu malu, kamu bisa menghubungi dokter melalui Video/Voice Call dan Chat kapan saja dan di mana saja. Yuk, download aplikasi Halodoc sekarang juga di App Store dan Google Play.
Berlangganan Artikel Halodoc
Topik Terkini
Mulai Rp50 Ribu! Bisa Konsultasi dengan Ahli seputar Kesehatan