7 Tanda Demensia di Usia 20an

Ditinjau oleh  dr. Verury Verona Handayani   21 Juni 2019
7 Tanda Demensia di Usia 20an7 Tanda Demensia di Usia 20an

Halodoc, Jakarta - Dikenal sebagai penyakit orang tua, demensia adalah kumpulan gejala yang memengaruhi kemampuan otak untuk mengingat, berpikir, dan juga berbahasa. Penyakit ini biasanya dialami oleh mereka yang berusia di atas 60 tahun. Meski tidak menutup kemungkinan untuk dialami oleh orang berusia di bawah itu, bahkan orang berusia 20-an sekalipun.

Demensia yang dialami oleh orang berusia muda ini disebut dengan fenomena Young Onset Dementia (YOD), atau Early Onset Dementia (EOD). Sama seperti penyakit lainnya, demensia juga biasanya ditandai dengan berbagai gejala. Berikut gejala awal demensia dini yang perlu diketahui:

1. Perubahan Memori Jangka Pendek

Gejala awal nan khas dari demensia adalah pelupa atau pikun. Hal ini ditandai dengan sulitnya mengingat hal-hal yang baru saja terjadi. Misalnya, kamu tidak sadar meletakkan ponsel di dalam lemari, kemudian tidak bisa mengingat lagi barang tersebut ditaruh di mana tadi.

Baca juga: Awas, Penyakit Ini Bikin Anak Demensia Dini

Seperti namanya ‘memori jangka pendek’, gejala pikun ini bisa juga ditandai dengan, pengidap dapat mengingat peristiwa 15 tahun lalu dengan jelas, tetapi lupa ketika ditanya apa menu sarapan tadi pagi. Mari bahas 1 contoh yang sepertinya cukup umum, pengidap bisa juga bisa merasa kesulitan mengingat apa yang hendak dilakukannya, sesaat setelah memasuki kamar. Pernahkah kamu mengalami hal serupa?

2. Sulit Menemukan Kata yang Pas

Gejala lainnya dari demensia dini adalah ketika seseorang mengalami kesulitan menemukan kata yang pas untuk mengomunikasikan apa yang ada di pikirannya. Hingga sang lawan bicara memerlukan usaha lebih untuk mengartikan dan menyimpulkan apa yang ingin ia sampaikan.

3. Kesulitan Menyelesaikan Tugas yang Biasa Dilakukan

Pengidap demensia dini juga biasanya mengalami perubahan kemampuan dalam menyelesaikan tugas, yang sebenarnya sudah biasa dilakukan. Tugas-tugas tersebut dirasa menjadi lebih sulit. Terutama jika tugas atau pekerjaan itu memerlukan konsentrasi penuh.

Baca juga: Benarkah Olahraga Bisa Turunkan Risiko Demensia?

4. Melakukan Hal Sama Berulang Kali

Pernahkah kamu tanpa sadar melakukan hal yang sama? Jika iya, bisa jadi itu tanda awal dari demensia. Pengidap demensia dini biasanya cenderung melakukan hal yang sama berulang kali. Seperti misalnya mengelap jendela lebih dari sekali, karena tidak mengingat bahwa ia sebenarnya baru saja membersihkannya. Selain itu, pengidap demensia dini juga bisa mengulang pertanyaan yang sama, bahkan setelah lawan bicaranya baru saja menjawabnya.

5. Linglung

Berbagai perubahan memori yang dialami oleh pengidap demensia dini bisa membuatnya menjadi kebingungan atau linglung. Terutama jika ia mulai kesulitan mengenali wajah seseorang atau menemukan kata yang pas saat berbicara. Gejala linglung ini bisa sangat terlihat jelas ketika ia disapa oleh orang lain di tengah jalan, tanpa tahu siapa orang yang menyapanya.

6. Kesulitan Memahami Rute Jalan

Kesulitan yang dialami oleh pengidap demensia dini tidak berhenti sampai di situ. Selain sulit mengingat sesuatu atau menemukan kata yang pas saat berbincang, pengidap demensia dini juga akan mengalami kesulitan dalam memahami atau mengingat rute jalan. Mereka akan mengalami masalah dalam kemampuan membaca arah dan mengenali daerah yang dikenalnya, sehingga bahkan tidak lagi tahu ke mana arah jalan pulang.

Baca juga: Cegah Demensia dengan Mengonsumsi Jamur

7. Apati

Apati atau kurangnya emosi, minat, dan juga motivasi sering menjadi penanda seseorang mengalami demensia dini. Kondisi ini menyebabkan seseorang kehilangan keinginan untuk melakukan hal menyenangkan seperti bercengkrama dengan keluarga.

Itulah sedikit penjelasan tentang tanda demensia di usia 20-an. Jika kamu mengalami tanda-tanda yang telah dipaparkan tadi, segera periksakan diri ke dokter di rumah sakit pilihan kamu. Untuk melakukan pemeriksaan, kini kamu bisa langsung buat janji dengan dokter di rumah sakit melalui aplikasi Halodoc, lho. Tunggu apa lagi? Yuk download aplikasinya sekarang!