Ketahui 7 Penyebab Pleuritis dan Cara Menanganinya
Halodoc, Jakarta - Pleuritis atau yang dikenal dengan nama radang selaput paru-paru, adalah kondisi ketika pleura mengalami peradangan. Pleura merupakan salah satu bagian dari paru-paru yang terdiri atas dua selaput yang masing-masing menempel pada paru-paru dan tulang rusuk. Fungsi pleura cukup vital, yaitu menjaga agar paru-paru tidak bergesekan dengan dinding rongga atau tulang rusuk, ketika bernapas.
Ketika terjadi pleuritis, peradangan pada pleura akan menyebabkan cairan di antara kedua selaput pleura yang berfungsi sebagai pelumas, menjadi lengket dan permukaan selaput pun menjadi kasar. Kondisi ini kemudian akan menimbulkan rasa sakit ketika kedua lapisan pleura saling bergesek, seperti misalnya ketika bernapas atau batuk.
Baca juga: 5 Fakta Tentang Penyakit Pleuritis
Selain rasa sakit ketika bernapas, pengidap pleuritis biasanya juga akan mengalami gejala-gejala lain, sebagai berikut:
-
Sakit di salah satu sisi dada.
-
Sakit pada bahu dan punggung.
-
Batuk kering.
-
Sesak napas atau napas pendek.
-
Demam.
-
Pusing.
-
Berkeringat.
-
Mual.
-
Sakit pada sendi dan otot.
-
Sakit pada dada dan bahu makin terasa saat penderita pleuritis menarik napas dalam-dalam, bersin, batuk, atau bergerak.
Jika tidak segera mendapat penanganan, pleuritis dapat menyebabkan komplikasi seperti efusi pleura, yaitu penumpukan cairan di dalam paru-paru. Kondisi ini biasanya terjadi pada kasus pleuritis yang disebabkan oleh infeksi bakteri atau emboli paru. Ketika terjadi efusi pleura, gejala sesak napas yang dialami pengidap pleuritis akan berangsur memburuk.
Baca juga: Apakah Efusi Pleura Bisa Disembuhkan?
Apa Saja yang Dapat Menyebabkan Pleuritis?
Seperti telah dijelaskan tadi, bahwa pleuritis terjadi ketika terjadi peradangan pada pleura. Peradangan tersebut menyebabkan kedua selaput yang melingkupi paru-paru dan tulang rusuk saling bergesekan, bagai dua lembar ampelas, sehingga memunculkan rasa sakit ketika menarik dan menghembuskan napas.
Peradangan yang terjadi pada pleura ini dapat disebabkan oleh berbagai hal. Berikut di antaranya:
-
Infeksi virus, seperti flu (influenza).
-
Infeksi bakteri, seperti pneumonia.
-
Infeksi jamur.
-
Gangguan autoimun, seperti rheumatoid arthritis
-
Efek samping dari obat-obatan tertentu.
-
Kanker paru yang terjadi di dekat permukaan pleura.
-
Penyakit bawaan tertentu, seperti penyakit anemia sel sabit.
Penanganan yang Dapat Dilakukan untuk Pleuritis
Langkah pertama yang biasanya dilakukan dokter sebelum melakukan langkah penangan terhadap pleuritis adalah mencari tahu apa yang mendasari peradangan pada pleura. Jika infeksi yang terjadi disebabkan oleh bakteri, dokter biasanya akan meresepkan antibiotik, atau jika disebabkan oleh jamur biasanya akan diberi obat antijamur. Selain itu, dokter mungkin akan meresepkan obat antiinflamasi atau obat pereda nyeri lainnya untuk mengatasi peradangan.
Baca juga: Penyakit Pleuritis Bisa Komplikasi ke Penyakit Lain
Pada beberapa kasus, seperti ketika cairan pleura yang terinfeksi jumlahnya berlebihan, dokter biasanya akan melakukan prosedur pengeluaran cairan, dengan cara mengalirkannya melalui kateter yang dimasukkan ke dada. Kemudian, jika pengidap pleuritis mengalami batuk parah yang membuat rasa nyeri luar biasa, dokter biasanya akan meresepkan obat jenis kodein, yang dapat mengurangi frekuensi batuk yang dialami.
Itulah sedikit penjelasan tentang pleuritis, penyebab, dan penanganan yang dapat dilakukan. Jika kamu membutuhkan informasi lebih lanjut soal hal ini atau gangguan kesehatan lainnya, jangan ragu untuk mendiskusikannya dengan dokter pada aplikasi Halodoc, lewat fitur Contact Doctor, ya. Mudah kok, diskusi dengan dokter spesialis yang kamu inginkan pun dapat dilakukan melalui Chat atau Voice/Video Call. Dapatkan juga kemudahan membeli obat menggunakan aplikasi Halodoc, kapan dan di mana saja, obatmu akan langsung diantar ke rumah dalam waktu satu jam. Yuk, download sekarang di Apps Store atau Google Play Store!
Berlangganan Artikel Halodoc
Topik Terkini
Mulai Rp25 Ribu! Bisa Konsultasi dengan Dokter seputar Kesehatan